Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Slamet Samsoerizal

Super Buck Moon akan Terangi Langit Pagi Ini

Info Terkini | Monday, 03 Jul 2023, 07:34 WIB
Penampakan Buck Moon (sumber: Earth/SSDarindo)

Saat senja musim panas memudar malam ini, Super Buck Moon akan menerangi langit. Meskipun bulan tampak penuh hingga tiga hari, bulan akan mencapai puncak absolutnya pada hari Senin, 3 Juli 2023 pukul 7:30 WIB.

Hampir seratus tahun yang lalu, Almanak Petani Maine mulai menyebut bulan khusus ini sebagai "Buck Moon". Mereka mengaitkan moniker ini dengan orang-orang Algonquin di Amerika Serikat bagian timur laut.

Menurut NASA, sebagaimana dikutip dari laman Earth, setiap bulan purnama memiliki segudang nama, banyak di antaranya telah diwariskan oleh budaya dan tradisi yang berbeda selama berabad-abad.

"Awal musim panas biasanya ketika tanduk rusa baru muncul dari dahi mereka dengan lapisan bulu beludru," kata NASA. Nama lain dari fenomena bulan ini adalah Thunder Moon. Ini karena frekuensi badai petir yang terjadi di awal musim panas.

Bulan purnama Juli juga menyandang nama berbeda di berbagai wilayah dan budaya. Sebagian Eropa mengenalnya sebagai Hay Moon, mencerminkan musim pembuatan jerami tradisional.

Sebagian lain menyebutnya sebagai Mead Moon. Budaya Hindu, Budha, dan Jain menghormatinya sebagai Bulan Purnama "Guru" (atau "Guru Purnima"), waktu untuk menghormati guru spiritual atau akademik.

Supermoon

Pengamat langit malam yang cermat akan memperhatikan bahwa bulan tidak hanya melewati fase-fasenya tetapi juga tampak bervariasi ukurannya sepanjang bulan. Fenomena ini muncul dari jalur elips yang diikuti bulan saat mengorbit Bumi.

Kadang-kadang, bulan berayun lebih dekat ke planet kita, mencapai titik terdekatnya atau "perigee". Di lain waktu, ia menjelajah lebih jauh, mencapai titik terjauh atau "puncak". Setiap siang penuh yang kita saksikan sepanjang tahun berada pada jarak yang sedikit berbeda dari Bumi. Ini karena orbitnya yang elips.

Akibatnya, sebagian bulan purnama tampak lebih kecil dan redup, sementara sebagian lainnya tampak lebih besar dan terang di langit. Bulan purnama yang paling bercahaya disebut Supermoon.

Peramal Richard Nolle menciptakan istilah "supermoon" pada tahun 1979. Dia menggambarkannya sebagai "bulan baru atau purnama yang terjadi dengan Bulan pada atau dekat (dalam 90% dari) pendekatan terdekatnya ke Bumi dalam orbit tertentu (perigee)."

Bergantung pada mekanisme langit tahun ini, kita dapat melihat antara dua hingga lima supermoon. Pada 2023, akan terjadi empat supermoon pada 3 Juli, 1 Agustus, 31 Agustus, dan 29 September.

Kecerahan Super Buck Moon

Tanpa perbandingan berdampingan, cukup menantang untuk membedakan ukuran bulan purnama tertentu yang relatif terhadap normal. Namun, kecerahan bulan seringkali lebih terlihat.

Pensiunan ilmuwan NASA Fred Espenak mengantisipasi bahwa Bulan Super Buck akan bersinar kira-kira 25 persen lebih terang dari bulan purnama apogee Februari tahun ini, yang merupakan Bulan Purnama terjauh, terkecil, dan paling redup tahun ini.

Ini membuatnya hampir 13 persen lebih terang dari rata-rata bulan purnama, seperti yang kita saksikan pada bulan April atau Mei. Konsep "ilusi bulan" juga mempengaruhi persepsi kita tentang ukuran bulan. Ilusi, yang mengacu pada bulan yang tampak lebih besar saat berada di dekat cakrawala dibandingkan saat berada tinggi di langit, telah menjadi bahan diskusi di antara para ilmuwan dan pengamat.

Meskipun kita tahu ukuran bulan tetap konstan, distorsi visual yang diciptakan oleh ilusi ini dapat membuat perbandingan menjadi sulit. Namun, ini tidak menghalangi apresiasi kami terhadap peningkatan kecerahan bulan selama supermoon.

Takhayul Purnama

Bulan purnama telah menjadi sumber daya tarik dan keajaiban selama ribuan tahun, yang menyebabkan sejumlah takhayul dan kepercayaan. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung takhayul ini, mereka masih cukup menarik.

Istilah "kegilaan" berasal dari kata Latin untuk Bulan ("luna"). Ada kepercayaan lama bahwa bulan Purnama dapat memicu perilaku yang tidak menentu dan keterlaluan pada manusia. Keyakinan ini begitu mendarah daging sehingga bahkan saat ini, beberapa orang mengira mereka lebih sibuk di ruang gawat darurat dan kantor polisi saat bulan purnama.

Manusia serigala dan perubahan bentuk

Mitos bulan purnama yang paling terkenal mungkin adalah legenda manusia serigala. Menurut legenda, beberapa manusia berubah menjadi serigala saat Bulan Purnama. Konsep ini populer pada cerita rakyat dan budaya pop, tapi untungnya, tidak ada bukti keberadaan manusia serigala di kehidupan nyata.

Gangguan tidur

Beberapa orang percaya bahwa bulan purnama dapat mengganggu tidur. Meskipun hal ini mungkin sebagian benar untuk orang yang sensitif terhadap cahaya yang tirainya terbuka. Studi ilmiah umumnya belum menemukan hubungan yang substansial antara kualitas tidur dan fase bulan.

Meningkatkan kesuburan

Dalam banyak budaya, Bulan diasosiasikan dengan feminitas dan kesuburan. Beberapa mitos mengatakan bahwa Bulan Purnama dapat meningkatkan kesuburan wanita. Meskipun ini adalah konsep yang indah, tidak ada data ilmiah yang mendukungnya.

Ada sebagian masyarakat percaya, jika Anda membuat permintaan pada saat bulan purnama, itu akan dikabulkan. Takhayul lain menunjukkan bahwa bulan purnama adalah waktu yang optimal untuk ritual, mantra, dan praktik magis lainnya. ***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image