Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aisha Syamsa Hawwa

Terjebak Masa Transisi, Inilah Masa Muda Berbagai Sisi

Gaya Hidup | 2023-06-19 17:18:37
Sumber : communication.binus.ac.id

Masa muda disebut sebagai masa-masa paling indah dalam hidup, meskipun faktanya tidak seratus persen benar demikian. Dirangkum dari beberapa artikel, masa muda atau masa remaja merupakan masa transisi dimana seseorang akhirnya beranjak menuju dewasa, mengalami perubahan dan perkembangan baik secara fisik maupun mental. Momen-momen berkesan dan tak terlupakan pun terjadi di masa muda, ketika remaja mulai mengenal cinta. Namun di saat yang sama, remaja akan dilatih untuk berpikir tentang masa depan serta semakin menyadari kewajiban.

Tidak akan ada habisnya jika membahas remaja atau masa muda, atau istilah kerennya saat ini adalah Gen Z. Pengertian Gen Z menurut Wikipedia yaitu generasi setelah Generasi Milenial, generasi peralihan dengan teknologi yang semakin berkembang. Sementara dikutip dari laman pskp.kemdikbud.go.id, para ahli menyatakan dalam banyak analisis bahwa Gen Z memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Contohnya artikel “Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation” oleh Ryan Jenkins (2017) yang menyebutkan Gen Z memiliki harapan, preferensi, dan perspektif kerja yang berbeda serta dinilai menantang bagi organisasi. Karakter Gen Z dinilai lebih beragam dan bersifat global, membawa pengaruh bagi budaya serta sikap masyarakat.

Saat ini ada banyak karakter remaja yang dapat ditemukan. Hidup di era teknologi serba canggih dan maju membuat remaja Gen Z berkembang dalam berbagai bidang. Koneksi dan relasi didapat dengan mudah dengan media sosial, menjelajah dunia maya kini tidak terbatas. Tentu saja kemudahan dan kelebihan era sekarang dapat dimanfaatkan secara baik dan benar, namun ada pula remaja yang menyalahgunakan fasilitas modern kemudian berujung pada hal-hal yang tidak diinginkan. Global mindset yang tercipta akan sangat memengaruhi pola pikir remaja Gen Z. Dampaknya, beberapa akan suliit mendefinisikan dirinya sendiri sebab terseret arus.

Apa yang terbersit dalam pikiran saat membahas remaja dan masa muda?

Bebas berteman dan bergaul dengan siapa saja? Berani eksplorasi demi menemukan jati diri? Benar, itu semua termasuk masa muda. Saat-saat indah dan bermakna, namun penuh masalah dan tekanan di saat yang sama. Seringkali terdengar berita terkait mental health yang marak terjadi di kalangan remaja. Ada pula istilah social butterfly : ketika seseorang menjadi sangat ramah pada semua orang dimanapun dia berada, people pleaser : tidak bisa menolak permintaan orang lain, self love : usaha untuk mencintai diri sendiri. fear of missing out : takut jika terlambat mengikuti tren, trust issue : sulit menaruh kepercayaan terhadap orang lain, overthinking : kebiasaan berlebihan memikirkan sesuatu, dan banyak lainnya yang mencitrakan remaja itu sendiri.

Lantas mengapa sampai muncul istilah seperti itu dan apa hubungannya dengan remaja? Seperti yang sudah disebutkan bahwa Gen Z adalah generasi yang unik dan berbeda dengan generasi lainnya, pola pikir remaja pada generasi ini sangatlah beragam. Labil, masih berusaha menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Kebanyakan melakukan self diagnose, alias mendiagnosis diri sendiri mengidap sesuatu atau self assessment alias menilai dirinya sebagai orang yang begini begitu. Tidak ada yang salah sebenarnya, memberi penilaian terhadap diri sendiri. Yang jadi masalah adalah ketika penilaian itu berbeda di mata orang lain.

Masa remaja adalah masa-masa rentan dan sensitif. Manusia-manusia usia tanggung yang berusaha menemukan jati dirinya pasti juga memikirkan bagaimana pendapat orang lain terhadapnya. Terjebak dalam argumen pribadi, menolak jika orang lain memberi opini. Itulah mengapa overthinking terus terjadi, menimbulkan trust issue sehingga tidak pula dapat mencintai diri sendiri lalu berdampak pada mental health. Termasuk halnya ketika seorang itu adalah people pleaser atau social butterfly. Menyenangkan hati orang-orang di sekitarnya namun tidak peduli terhadap dirinya sendiri.

Semua yang ada di dunia ini memiliki sisi gelap dan sisi terang masing-masing. Stigma bahwa masa muda adalah masa-masa tak terlupakan bisa dikatakan benar, kembali lagi pada perspektif setiap orang. Penulis pribadi merasa bahwa menjadi remaja dan terjebak di masa transisi memang bukan hal yang mudah, namun terlibat banyak masalah juga merupakan hal lumrah. Bagaimana pendapat kalian?

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image