Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Alwi kindi

Pluralisme Agama dalam Bermasyarakat: Dampak dan Cara Menyikapi

Agama | Monday, 19 Jun 2023, 15:13 WIB
Foto: Ilustrasi (NU Online), Sumber: https://www.nu.or.id/opini/menyikapi-pluralitas-umat-beragama-cvYS2

Indonesian yang terdiri dari belasan ribu pulau, 38 provinsi dan 273,52 juta jiwa tak mungkin lepas dari keragamaan suku, ras dan agama. Dengan bermodalkan ideologi bangsa dan bhinneka tunggal ika yang menyatukan keseragaman tersebut menjadikan negara Indonesia sebagai negara persatuan dan kesatuan. Tentu saja ada banyak sekali perbedaan yang ada, namun sebagai manusia sudah seharusnya kita saling toleran dan tidak menganggap kebenaran hanya ada di diri kita, sedangkan yang berbeda adalah sebuah kesesatan.

Dilansir dari laman kbbi.kemendikbud.go.id, arti kata pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya). Jadi pluralisme agama adalah keadaan masyarakat yang memiliki agama majemuk. Di Indonesia terdapat 6 agama yang di akui, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.Perbedaan agama di Indonesia adalah sebuah tantangan bagi negara karna perbedaan tersebut dapat menjadi sebuah momok menakutkan atau menjadi sebuah anugrah teregantung bagaimana masyarakat dalam menyikapinya. Masyarakat harus toleransi dalam beragama, berdasarkan undang-undang 1945 pasal 29 ayat 2 Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya.

Kita sebagai masyarakat memiliki banyak cara untuk menjaga kesenjangan pluralisme agama di antara masyarakat demi menjaga integritas bangsa, kita dapat menunjukan sikap toleransi kepada agama lain dengan cara membiarkan mereka beribadah sesuai dengan agama mereka, tidak mencela agama orang lain, tidak memaksa kehendak kita kepada orang lain, dan masih banyak lagi hal- hal kecil di keseharian kita yang dapat kita lakukan demi menjaga integritas tersebut.

Pluralisme akan berdampak buruk jika saja perbedaan dijadikan alasan untuk mengkotak-kotakan masyarakat, akan muncul beberapa golongan yang merasa terdiskriminasi oleh hal tersebut dan dapat menciptakan perpecahan sebuah persatuan atau disintegritas, hal-hal yang tidak diinginkan akan terjadi, maka dari itu pluralisme agama dapat menjadi sebuah sumbu perpecahan suatu negara jika tidak disikapi dengan baik dan benar.Sesama masyarakat sepatutnya kita harus saling menghargai dan saling tolong menolong tanpa melihat latar belakang status seseorang, karna kita sama sama manusia yang tinggal di negara yang sama dan saling membutuhkan satu sama lain. Sesungguhnya perbedaan bukan perkara memaksa agar sama, tapi mau atau tidak untuk di jalan bersama demi mencapai kesejahteraan bersama.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image