Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Joko Susanto

Ikhtiar Maksimal, Ikhlas Beramal

Agama | Sunday, 18 Jun 2023, 09:08 WIB

Ikhtiar Maksimal, Ikhlas Beramal

Semangat mencari dan memperkaya khazanah ilmu agama patut disebarkan di mana pun dan kapan pun. Untuk menyambut spirit itulah maka diadakan taushiah di Musala Hotel Al Ahbab Al Kubro, Raudhah, Makkah. Acara digelar Sabtu, 17 Juni 2023 setelah salat Maghrib berjamaah.

Peserta yang mengikuti umumnya berasal dari Kloter SUB 16 dan 17. Jamaah dari KBIH Jabal Nur Sidoarjo pun banyak berpartisipasi pada acara ini. Materi pembinaan disampaikan oleh Dr.H.Achmad Zuhdi Dh, M.Fil, Dosen UINSA Surabaya yang menjabat sebagai Kepala Bidang Dakwah dan Pemberdayaan Umat ICMI Orwil Jawa Timur 2021-2026.

Ustadz Dr.H.Achmad Zuhdi M.Fhil, salahsatu pengurus ICMI Jatim (berdiri) ketika menyampaikan ceramah di Makkah (Foto : Joko Susanto)

Dalam nasihat bernas tersebut ada beberapa point penting yang dipesankan untuk jamaah sekalian. Merujuk sebuah hadits sahih Muslim bahwa Abu Hurairah ra. sesuatu ketika datang ke negeri Syam. Para tokoh dan pemuka Syam saat itu sangat antusias menyambutnya. Salahsatu dari mereka berkata, "Wahai Abu Hurairah, tolong beri kami satu hadits yang engkau dengar langsung dari Rasulullah SAW." Abu Hurairah melanjutkan, bahwa dia akan memberitahu sebuah hadits yang pernah diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dikisahkan dalam Kitab Sunan Tirmidzi. Hadits tersebut disampaikan Rasulullah SAW kepada Abu Hurairah, saat tidak ada orang lain lagi yang bersama mereka. Namun saat hendak menyampaikan hadist itu, Abu Hurairah beberapa kali menangis sangat keras hingga akhirnya tersungkur. Dalam hadits itu disebutkan tentang adanya tiga golongan yang masuk pertama kali ke neraka pada hari kiamat. Mereka adalah mujahid (orang yang berjihad), Qari' (alim), dan dermawan, namun tidak semata-mata karena Allah SWT. Secara singkat, ternyata amal-amal mereka bertiga itu dusta, bohong. Allah Maha Mengetahui. lalu Allah memanggil malaikat untuk menyeret ketiga orang itu ke neraka. Naudzubillah min dzaalik.

Tentunya, bukan sembarang mujahid, qari' atau dermawan. Tetapi mereka melakukan itu semua, karena ingin mendapatkan sebutan dengan si alim, si mujahid, dan si dermawan. Ada faktor riya' atau pamer di dalamnya.

Pertanyaannya, kira-kira apakah penyebab semua itu? Mereka bertiga itu ternyata tidak ikhlas dalam beramal. Oleh karena itu, mari berhati-hati, kata Dr Zuhdi. jangan sampai amal-amal kita itu baik berupa tahajud, mengaji Quran, sedekah, dan lainnya sia-sia. Inti ikhlas adalah ketika melakukan suatu amal hanya ingin ridha Allah, bukan ridha manusia.

Dzun Al Misri :memberi tiga tanda orang itu dikatakan ikhlas. Pertama, Ketika kebaikannya dipuji orang, dia biasa-biasa saja, tidak bangga. Demikian juga, kalau dia dicaci pun bersikap biasa biasa saja. Kedua, setelah melakukan kebaikan, dia melupakannya, seakan tidak pernah melakukan sebelumnya, dan tidak memamerkannya pada orang lain. Bahkan, dia melakukan kebaikan yang lain. Ketiga, ketika melakukan kebaikan, dia lupa akan balasan pahalanya di akhirat.

Untuk menggapai taraf ikhlas memang perlu usaha keras. Menurut ustadz dari Larangan, Sidoarjo ini, sebagian caranya adalah dengan berdoa memohon kepada Sang pembolak-balik hati agar kita bisa ikhlas. Kemudian, berusaha mengabaikan cacian manusia.

Alternatif solusi lain yaitu sebisa mungkin mengerjakan kebaikan tanpa terlihat orang lain (kalau memungkinkan), selanjutnya tetap fokus mencari ridha-Nya, lanjut Dr.H Achmad Zuhdi Dh.

Semoga peringatan yang membuat Abu Hurairah ra, sahabat dekat Nabi ini menangis, dapat mengetuk relung-relung hati kita masing-masing, siapa pun kita, agar lebih berhati-hati dalam menata hati.

Pun, warning ini semoga tidak mengendurkan semangat untuk tetap beramal saleh dengan selalu berikhtiar meluruskan niat. Wallahu a'lam. (Musala Hotel Al Ahbab Al kubro, Makkah, 17 Juni 2023)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image