Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kusuma Ay

Culture Shock yang Dialami oleh Mahasiswa Luar Jawa

Edukasi | Saturday, 17 Jun 2023, 17:51 WIB

Hampir 65% Mahasiwa yang ada di Jawa adalah mahasiswa perantau, dari pengalaman saya sendiri terkadang bahasa Sulawesi/ bahasa ibu sering keceplosan di Surabaya Jawa Timur, logat Buton. Mahasiswa dari luar Jawa lainnya juga sering mengalami culture shock saat pertama kali tiba di Jawa karena perbedaan bahasa dan dialek. Menurut penelitian Niam pada tahun 2008, perbedaan bahasa merupakan salah satu kesulitan yang sering ditemui siswa dari luar Jawa saat pertama kali tiba di Jawa. Misalnya di Surabaya, bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dengan dialek "Dialek Arekan” atau dikenal juga sebagai bahasa Arekan atau bahasa Suroboyoan adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang diucapkan di Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Sidoarjo, hingga Malang).

Dialek ini berkembang dan digunakan oleh sebagian masyarakat Surabaya dan sekitarnya", yang dapat menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa yang tidak terbiasa dengan bahasa tersebut . Selain itu, mahasiswa dari luar Jawa yang belajar di Malang juga mengalami gegar budaya karena perbedaan bahasa. Dengan demikian kendala bahasa dapat menjadi tantangan yang signifikan bagi mahasiswa di luar Jawa saat mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

Faktor lain yang menyebabkan culture shock bagi mahasiswa di luar Jawa adalah adanya variasi adat dan tradisi. Jawa dikenal dengan warisan budayanya yang kaya, dan setiap daerah memiliki adat dan tradisi yang unik. Misalnya, mahasiswa yang berasal dari luar daerah bahkan dari berbagai negara mungkin merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan adat dan tradisi Jawa. Selain itu, perbedaan budaya seperti bahasa, aksen atau dialek, dan cuaca juga dapat berdampak negatif pada mahasiswa yang mengalami gegar budaya.

Terakhir, tantangan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan norma sosial baru juga dapat menyebabkan gegar budaya bagi mahasiswa di luar Jawa. Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian Hadawiah pada tahun 2019, kejutan budaya adalah sesuatu yang selalu terjadi ketika seseorang memadukan kebiasaan dan adat istiadat pribadinya agar sesuai dengan budaya tertentu. Lebih jauh lagi, mahasiswa yang baru pertama kali bermigrasi ke daerah baru dapat mengalami tekanan dan kecemasan, yang dapat menyebabkan gegar budaya . Oleh karena itu, sangat penting bagi siswa di luar Jawa untuk mempersiapkan diri secara mental dan emosional untuk beradaptasi dengan lingkungan dan norma sosial baru untuk meminimalkan dampak gegar budaya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image