Kaisar Naruhito dan Kerjasama Ketenagakerjaan RI-Jepang
Politik | 2023-06-17 14:57:26Kaisar Jepang Naruhito dan Permaisuri Masako melakukan kunjungan kenegaraan pertama ke Indonesia. Naruhito akan berada di Indonesia pada 17-23 Juni. Kedatangan Naruhito dan Masako ke Indonesia untuk memenuhi undangan Presiden Joko Widodo, saat berkunjung ke Tokyo tahun lalu.
Rombongan Kaisar Naruhito dijadwalkan akan tiba di Jakarta pada Sabtu sore, 17 Juni 2023. Agenda hari pertamanya pada 18 Juni mengunjungi Depo Kereta Moda Raya Terpadu (MRT), disusul dengan kunjungan ke Stasiun Pompa Waduk Pluit, Jakarta. Pada hari berikutnya, Kaisar Naruhito akan mengikuti Upacara Penyambutan di Istana Bogor dan melakukan audiensi dengan Presiden Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara. Di Istana Bogor, Kaisar Naruhito akan mengikuti jamuan makan siang yang diselenggarakan oleh Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, disusul dengan pertemuan dengan orang-orang Indonesia yang memiliki hubungan dengan Jepang pada malam harinya.
Hari berikutnya Kaisar meletakan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan Kalibata, dan disusul dengan kunjungan ke Museum Nasional.Pada hari yang sama, Kaisar Naruhito juga akan mengunjungi Universitas Darma Persada dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Mitra Industri MM2100, sebuah sekolah yang didirikan di kawasan industri MM2100 yang dikelola oleh perusahaan Jepang di Daerah Bekasi. Kaisar Naruhito juga akan menggelar audiensi dengan perwakilan warga negara Jepang di Indonesia dan Relawan Kerja Sama Luar Negeri JICA pada malam harinya.
Pada Rabu, 21 Juni 2023, Kaisar Naruhito akan tiba di Yogyakarta untuk melakukan kunjungan ke Balai Teknik Sabo dan Istana Keraton, disusul dengan jamuan makan yang akan digelar oleh Sultan Hamengku Buwono X di Istana Keraton Yogyakarta. Berikutnya pada 22 Juni 2023, Kaisar Naruhito akan mengunjungi Candi Borobudur dan bertolak ke Jakarta pada sore harinya. Kaisar Naruhito akan kembali ke Jepang pada 23 Juni 2023.
Kunjungan Kaisar Naruhito sangat bermakna dalm hubungan antara Indonesia dengan Jepang yang telah berusia 65 tahun. Selama lima tahun terakhir peringatan hubungan tersebut ditandai dengan mengetengahkan semboyan “Kerja bersama, Maju bersama” dalam rangka Indonesia-Japan Strategic Partnership.
Kontribusi Jepang terhadap pembangunan Indonesia dalam berbagai bidang sangat berarti. Kondisi globalisasi dan persaingan bangsa-bangsa mengharuskan bangsa Indonesia mengoptimasikan dan memperbarui hubungan internasional, khususnya dengan Jepang. Kerjasama kedua negara dibidang perdagangan, investasi, kebudayaan, pariwisata, iptek, pendidikan hingga ketenagakerjaan perlu ditingkatkan dan disesuaikan dengan tantangan zaman.
Bangsa Indonesia mesti menjamin keamanan dan kelancaran usaha bagi sekitar 20 ribu warga Jepang yang menetap di seluruh Indonesia. Juga memperlancar aktivitas 1.800 perusahaan telah Jepang yang eksis di Indonesia. Perusahaan Jepang di Indonesia memiliki kontribusi besar di bidang ketenagakerjaan. Perusahaan tersebut perlu didorong agar menambah investasinya. Bagi perusahaan Jepang yang terkendala dengan masalah teknis dan ketenagakerjaan perlu dicarikan solusi yang tepat dan cepat. Sehingga perusahaan tersebut tidak hengkang ke negara lain atau merelokasikan pabriknya.
Salah satu isu penting yang perlu ditekankan dalam pembicaraan dengan Kaisar Naruhito adalah masalah ketenagakerjaan yang merupakan masalah pelik di Indonesia. Jepang patut dicontoh karena berhasil mewujudkan hubungan industrial yang konstruktif antara buruh dengan pengusaha. Indonesia perlu mengirimkan lebih banyak lagi pekerja migran ke Jepang.
Kunjungan Kaisar ke Indonesia juga merupakan misi penting kedua negara untuk mewujudkan strengthen education partnership Jepang-RI. Terutama dibidang pengembangan pendidikan vokasi untuk memenuhi kompetensi SDM atau tenaga kerja yang dibutuhkan oleh kalangan industri yang dimiliki kedua negara.
Pemerintah Jepang melalui perusahaan multinasional dan lembaga lainnya perlu mengulurkan bantuan untuk meningkatkan mutu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memiliki keahlian yang sangat dibutuhkan untuk mendukung sektor industri. Selain itu juga perlu memberi kesempatan terhadap guru SMK untuk belajar di Jepang.
Selain pendidikan vokasi juga perlu pendidikan dan teknologi untuk mitigasi bencana. Kondisi geografis Jepang dan Indonesia memiliki kesamaan terkait dengan potensi bencana alam. Untuk itu kerja bersama di bidang mitigasi bencana merupakan hal yang urgen. Kerja sama pada gilirannya bisa menurunkan indeks risiko bencana di Indonesia.
*) Arif Minardi, Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.