Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Reinansya Cahya Avrila

Kamu Sayang Biasmu, Emang Dia Kenal Kamu?

Lainnnya | Sunday, 11 Jun 2023, 02:08 WIB

Bias dalam kpop sering diasosiasikan dengan orang yang disukai atau diunggulkan. Dalam dunia kpop tidak jarang ditemukan situasi dimana seseorang memiliki perasaan suka maupun sayang terhadap biasnya. Situasi ini dikenal dengan hubungan parasosial. Hubungan parasosial merupakan sebuah hubungan yang hanya terjalin satu arah, di mana penggemar merasa memiliki ikatan emosional dengan biasnya, sedangkan sang bias mungkin tidak tahu tentang penggemar secara individu.

https://pin.it/6TE5z3s

Hubungan ini berawal dari adanya sebuah interaksi parasosial dimana seseorang merasa dapat berinteraksi dua arah secara langsung dengan bias lewat media sosial, konser, atau fan-meeting. Namun, yang sebenernya terjadi bersifat artifisial dan hanya satu pihak yang merasakannya yaitu si penggemar saja. Para penggemar berpartisipasi secara aktif secara mental dalam kehidupan dan kepribadian artis yang disukainya tersebut, sehingga mereka merasa seperti mengenal temannya sendiri (Harvey & Manusov dalam Saifuddin, D. A., & Masykur, A. M., 2014). Banyaknya interaksi yang terjalin antara penggemar dengan sang idola akan membentuk sebuah ikatan yang dirasakan oleh penggemar sehingga mereka seakan-akan terhubung langsung dengan idola mereka.

Adanya hubungan parasosial memiliki dampak baik positif maupun negatif. Dampak positif dari hubungan ini memberi motivasi dan semangat untuk mengejar apa yang diinginkanya, bahkan beberapa dari mereka merasa memiliki alasan lain untuk tetap bertahan dan melalu masa-masa sulit dalam hidup. Hal ini akibat dari melihat bagaimana sang bias berdedikasi untuk meraih kesuksesan. Sedangkan, dampak negatif yang mungkin timbul dari hubungan parasosial yang berlebihan yakni munculnya sifat obsesi yang menolak untuk menerima kenyataan jika hubungan tersebut hanya bersifat parasosial dan tidak memiliki hubungan secara personal. Yang apabila semakin berkembang, hal tersebut berpotensi merugikan diri sendiri, orang lain bahkan bias mereka sendiri. Penting untuk membatasi diri dan mengingat bahwa hubungan parasosial berbeda dengan hubungan personal yang sebenarnya melibatkan komunikasi dua arah dan adanya interaksi yang lebih intim karena saling mengenal kepribadian satu sama lain.

Referensi:

Saifuddin, D. A., & Masykur, A. M. (2014). INTERAKSI PARASOSIAL. Jurnal EMPATI, 3(4), 143-152.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image