Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yum Roni Askosendra

Inilah 10 Keutamaan Bersedekah

Agama | 2023-06-08 22:46:08
Ilustrasi

Allah Ta’ala Maha Mulia. Dia menciptakan makhluk dan menetapkan rezeki yang pantas bagi mereka. Semua manusia yang berusaha dengan sekuat tenaga akan diberi Allah rezeki sesuai kehendak dan ketetapan-Nya. Tidak ada satu pun yang bisa mengendalikan rezeki seseorang selain Allah, Yang Maha Memberi Rezeki.

Di antara rezeki yang Allah berikan kepada manusia adalah harta. Islam mengatur pengelolaan harta yang dimiliki oleh seseorang agar manfaatnya menyebar di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah bersedekah atau berinfak.

Allah Ta’ala mensifatkan hamba-hamba-Nya yang bertakwa dengan beragam sifat, antara lain gemar bersedekah. Allah Ta’ala berfirman,

“Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta, dan orang miskin yang tidak meminta.” (QS. Adz-Dzariyat: 17-19).

Allah Ta’ala juga telah berjanji untuk mengganti setiap harta benda yang diinfakkan. Allah Ta’ala berfirman,

Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya.” (QS. Saba`: 39)

Allah Ta’ala juga menyediakan balasan yang berlipat ganda dari harta yang diinfakkan untuk agama-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak.” (QS. Al-Baqarah: 245)

Selain ayat-ayat di atas, masih banyak ayat lain yang menerangkan anjuran untuk bersedakah, karena itu termasuk pintu kebaikan yang sangat besar pahalanya.

Keutamaan bersedekah juga disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Sedekah tidak akan mengurangi harta benda.” (HR. Muslim).

Maksudnya, jika secara kasat mata, harta yang disedekahkan harta akan berkurang. Namun, di balik itu ada balasan dari Allah kepada orang yang bersedekah, baik berupa harta ataupun rezeki lain yang bukan harta.

Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Allah Ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, berinfaklah kamu, maka Aku akan berinfak kepadamu.”(Muttafaq Alaih).

Sedekah memiliki banyak keutamaan. Setidaknya ada sepuluh keistimewaan sedekah yang akan didapatkan seseorang. Lima hal di dunia dan lima hal lainnya di akhirat kelak, seperti disebutkan Syaikh Dr. Abdul Malik Al-Qasim dalam kitabnya, Durus Al-Am.

Pertama, sedekah menyucikan harta benda.

Kedua, sedekah menyucikan pelakunya. Allah Ta’ala berfirman,

Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka.” (QS. At-Taubah: 103)

Ketiga, menolak marabahaya dan penyakit. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

“Obatilah orang sakit di antara kalian dengan bersedekah.” (HR. Al-Baihaqi).

Keempat, meringankan beban hidup orang-orang yang fakir miskin dan membahagiakannya. Ini termasuk amalan yang paling utama.

Kelima, menambah keberkahan harta benda yang disedekahi dan membuka pintu rezeki. Allah Ta’ala berfirman,

Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya.” (QS. Saba`: 39)

Sementara itu, lima keutamaan sedekah yang akan diperoleh di akhirat adalah:

Pertama, harta yang disedekahkan kelak akan menjadi naungan bagi orang yang melakukannya dari dahsyatnya panas hari Kiamat. Pada hari itu, tidak naungan yang berarti bagi manusia selain naugan Allah Ta’ala.

Kedua, meringankan hisab (penghitungan amal).

Ketiga, memperberat timbangan amal kebaikan.

Keempat, dimudahkan melewati ash-shirath (jalan menuju surga).

Kelima, menaikkan derajat seseorang di surga.

Seandainya tidak ada keutamaan bersedekah selain doa baik dari fakir miskin yang diberi sedekah, niscaya orang yang berakal sehat akan senang bersedekah. Tidak ada alasan lagi untuk pelit dan malas bersedekah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image