Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zahirah putri Nafdya

Pentingnya Belajar Agama di Era Globalisasi

Pendidikan dan Literasi | 2023-06-06 16:21:52

Pendidikan Agama sangatlah penting apalagi pada era globalisasi ini. Karena agama adalah pedoman dan aturan yang kita pegang sehari-hari tentunya. Selain itu,belajar pendidikan agama atau yang lainnya juga membentuk karater yang baik bagi kita serta menanmbah wawasan dan mengerti adab tentunya apalagi di era globalisasi yang semakin memarak ini. Tentunya pendidikan ini sangatlah penting dimiliki sejak dini dan diajarkan karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih ini mengakibatkan banyak perubahan. Globalisasi telah menciptakan dunia yang semakin terbuka dan saling ketergantungan antarbangsa dan negara.Ada tiga tantangan utama yang kini dihadapi oleh pendidikan Islam, yaitu kemajuan iptek, demokratisasi, dan dekadensi moral. Pada intinya lembaga-lembaga pendidikan Islam harus mereformasi kurikulumnya agar dapat menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan memiliki daya saing dalam menghadapi kompetisi global.Pendidikan agama semakin mendapatkan posisinya dalam sistem pendidikan nasional dengan diterapkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dalam bab V pasal 12 ayat 1 (a) dinyatakan bahwa: “Setiap peserta didik dalam satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama” (UU Sisdiknas tahun 2003). Peserta didik dimanapun dia bersekolah baik di sekolah yang agamnya termasuk mayoritas maupun sekolah yang agamnya termasuk minoritas peserta didik tetap berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan ajaran yang dianutnya.

Sementara itu,pendidikan agama yang diharapakan mampu memberikan solusi dan diajadikan sebagai basis penanaman nilai-nilai moral malah mengalami kondisi yang menyedihkan. Pendidikan agama sebagai satu sub sistem pendidikan nasional tidak lebih hanya sebagai pelengkap yang bersifat marginal dan tetrkesan terpisah dari keilmuan yang lain. Sepanjang sejarahnya, pendidikan agama tidak pernah mengalami sentuhan yang serius untuk dikembangkan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan yang selalu berkembang dan berjalan maju. Ia hanya diajarkan untuk memenuhi tuntutan kondisi sehingga nyaris tidak mengalami perubahan yang begitu signifikan. Sehingga wajar dalam pelaksanaan pendidikan agama syarat dengan kelemahan-kelemahan.sedangkan itu kelemahan pendidikan agama berdasarkan pengamatan para ahli adalah karena kurangnya guru,longgarnya pegangan terhadap agama dengan mengedepankan ilmu pengetahuan, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh keluarga yaitu dengan keteladanan dan pembiasaan, derasnya arus informasi budaya negatif global, diantaranya hedonisme, sekulerisme, pornografi, dan lain-lain. Dengan demikian,pendidikan islam dituntut untuk mengajarkan peserta didiknya dengan nilai moral,adab,kepribadian dan kedewasaannya agar mereka bisa mengenal dunia dan berpegang teguh dengan pilihannya.Disamping itu pula, akibat pola pendidikan agama yang semacam ini menjadikan manusia terasing dari agamnya bahkan dengan kehidupannya sendiri. Mereka hanya mengenal agama sebagai klaim-klaim kebenaran sepihak. Mereka terperangkap dengan pemahaman ajaran agama yang bersifat permukaan dan bersifat legal-formalistik yang hanya terkait dengan persoalan halal-haram, iman-kafir, surga-neraka. Dan persoalan-persoalan lain seumpama dengan itu. Sedang ajaran dasar agama yang syarat dengan nilai- nilai spiritual dan moralitas, semisal kedamaian dan keadilan, menjadi terbengkalai, tidak pernah disentuh secara serius.Pendidikan agama Islam sebenarnya tidak hanya cukup dilakukan dengan pendekatan teknologi karena aspek yang dicapai tidak cukup kognitif tetapi justru lebih dominan yang afektif dan psikomotorik, maka perlu pendekatan yang bersifat nonteknologik. Pembelajaran tentang akidah dan akhlak lebih menonjolkan aspek nilai, baik ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan dikembangkan pada diri siswa sehingga dapat melekat menjadi kepribadian yang mulia.

Sehingga diperlukan beberapa strategi dalam pembelajaran nilai yaitu tradisional maksudnya dengan memberikan nasihat dan indoktrinasi, bebas maksudnya siswa diberi kebebasan nilai yang disampaikan, reflektif maksudnya dengan pendekatan teoritik dan empirik, transinternal maksudnya guru dan siswa sama-sama terlibat dalam proses komunikasi aktif tidak hanya verbal dan fisik tetapi juga melibatkan komunikasi batin.untuk materi pendidikan agama hendaknya pada awal pengajaran hendaknya kita kenalkan dengan nilai-nilai akidah yang eklisif dan ringan untuk ditangkap agar peserta didik bisa memahaminya dan bisa mempratikkannya dikesehariannya dengan baik,mengenalkan kepada merekaa bentuk-bentuk agama serta apa saja larangan didalamnya,selanjutnya diperlukan untuk adanya transformasi yg ada pada diri peserta didik lalu mengamalkannya dengan baik,pergaulan dengan teman sebaya,dan juga ajaran-ajaran dari guru yang berkualitas mengerti betul tentang makna agama serta isinya. Pengembangan pendidikan kepada peserta didik juga diperlukan dan tidak hanya untuk diajarkan saja melainkan dikembangkan dengan praktik maka peserta didik akan mengerti bahwa pentingnya ilmu pengetahuan itu ternyata perlu dan pendidikan tidak hanya berbentuk ilmu melainkan adab yang mereka punya,untuk itu pentingnya kita untuk selalu mengintropeksi diri agar selalu mengerti dan peka terhadap apa yang ada disekitar kita.

Kesimpulannya,Pendidikan agama Islam merupakan komponen penting dalam menghadapi era globalisasi. Untuk menghadapi tantangan globalisasi tersebut diperlukan pembinaan moral dan kemanusiaan bangsa yang didasarkan kepada ajaran agama. Jika moralitas dan kemanusiaan dalam kehidupan bangsa merupakan komitmen bersama, maka rekontruksi dan reformasi pendidikan agama menjadi kemestian dan keharusan bagi segenap kalangan agamawan, tokoh intelektual, dan kaum pendidik untuk bangsa kita Indonesia.

Sumber:

A‘la, Abd. 2002. Pendidikan Agama yang Mencerahkan, Kompas, 4 Januari 2002.

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press.

As-Syaukani, Luthfi. 2003.Pendidikan Agama Melalui Pelajaran Umum, Kompas, 15 Maret 2003.

Azra, Azumardi. 1999. Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium baru, Jakarta: Logos.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image