Pengawetan Pangan: Apakah Diperlukan di Masa Depan?
Teknologi | 2023-06-05 23:23:00Makanan memiliki masa penyimpanan yang bervariasi tergantung jenis makanan dan metode penyimpanannya. Bahan pangan segar seperti sayuran, buah-buahan, dan susu memiliki masa awet yang rendah karena kandungannya yang sangat peka terhadap pertumbuhan mikroorganisme dan reaksi kimia yang mudah rusak. Oleh karena itu, saat ini banyak produk olahan yang didistribusikan dengan menggunakan metode pengawetan agar umur awet bahan pangan lebih panjang. Apakah pengawetan ini aman bagi tubuh? Apakah dimasa depan pengawetan masih perlukan? bagaimana cara mengawetkan makanan? Seringkali pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul dalam pikiran kita. Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, yuk simak pembahasan berikut!
Pengawetan pangan memiliki pengertian sebuah metode mempertahankan kualitas, gizi, dan rasa pada pangan dalam jangka waktu yang lebih lama daripada yang sebenarnya. Pengawetan dilakukan untuk mempertahankan nutrisi, warna, dan tekstur pangan dengan mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur. Oleh karena itu, pada dasarnya pengawetan pangan aman bagi tubuh jika dikonsumsi sesuai batas wajar. Pengawet alami dinilai lebih aman, seperti garam, gula, vitamin C, atau ekstrak herbal.Selain itu, perlu diperhatikan pula pengawet-pengawet tertentu yang dapat memicu alergi pada seseorang, sehingga perlunya membaca label makanan.
Pengawetan pangan sangat diperlukan dimasa depan. Hal ini karena dengan adanya pengawetan pangan akan menjaga ketersediaan pangan. Semakin lama, populasi manusia semakin meningkat yang artinya tingkat konsumsi pangan manusia juga meningkat. Dengan adanya pengawetan, pangan akan tahan lama sehingga mengurangi pembuangan bahan pangan akibat pembusukan. Ketika pembuangan bahan pangan rendah, sumber daya alam dapat dimanfaatkan lebih efisien dan mengurangi pemborosan pangan. Selain itu, pengawetan pangan juga dapat digunakan sebagai penyedia makanan pada daerah terpencil. Sulitnya transportasi dan infrastruktur menyebabkan butuhnya waktu yang cukup lama untuk mendistribusikan makanan segar sehingga diperlukannya pengawetan untuk menjaga makanan tetap segar.
Pangan dapat diawetkan dengan berbagai macam metode, yakni dengan pengalengan, pengeringan, pembekuan, pengawetan termal, dan pengawetan kimia. Pengalengan dilakukan dengan memasukkan makanan dan cairan pengawet ke dalam wadah kaca maupun logam yang kedap udara. Pengalengan biasanya digunakan untuk mengawetkan buah dan ikan. Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan air yang terdapat pada bahan pangan. Proses pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari atau menggunakan mesin pengering. Pembekuan dilakukan untuk menghentikan pertumbuhan mikroorganisme dengan menyimpan bahan pangan di bawah titik beku menggunakan freezer atau nitrogen cair. Pengawetan termal yaitu pengawetan suhu tinggi yang bertujuan menghentikan pertumbuhan bakteri dan jamur dengan perebusan, pasteurisasi, serta pemanasan dengan tekanan tinggi. Pengawetan kimia bertujuan menghambat pertumbuhan mikroba dengan bahan kimia seperti gula, garam, nitrit, asam benziat, asam sorbat, dan nitrat sesuai dengan batas yang telah ditetapkan.
Pengawetan di masa depan tentu akan dihadapkan banyak tantangan dan inovasi. Tantangan dan inovasi tersebut diantaranya semakin besar permintaan pengawetan makanan dengan bahan alami karena dinilai aman bagi tubuh, pengawetan termal dinilai mengurangi kandungan gizi makanan sehingga diperlukannya pengembangan pada metode non termal, diperlukannya teknologi baru yang mendeteksi keamanan makanan dengan lebih kritis, dan diperlukannya pengemasan yang lebih inovatif untuk memperpanjang masa simpan makanan.
Kemudahan dalam mengonsumsi makanan yang diawetkan menjadikan masyarakat gemar mengonsumsinya. Namun, tanpa disadari makanan berpengawet memiliki dampak negatif, yakni adanya potensi seseorang alergi terhadap bahan pengawet yang digunakan, penurunan nutrisi akibat pemanasan yang berlebihan, adanya senyawa yang berbahaya karena penggunaan pengawet tidak sesuai takaran, menurunkan kualitas sensorik pada makanan, serta adanya kegagalan rantai pasokan dapat mengurangi keamanan makanan. Oleh karena itu, terdapat anjuran agar masyarakat meminimalisir untuk mengonsumsi makanan berpengawet dan mengonsumsi makanan segar lebih banyak.
Penulis: Rembulan Putri Kinasih - Teknologi Pangan A - 23020122140147
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.