Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatikhatun Faizatur Rohmah

Minimnya Moralitas Pendidikan Sekarang

Sekolah | Monday, 05 Jun 2023, 16:16 WIB

Di era generasi milenial seperti sekarang ini, teknologi internet berkaitan erat dengan pendidikan. Namun, kemajuan teknologi tersebut terjadi penyimpangan dalam dunia pendidikan karena menyebabkan pendidik atau peserta didik merasa bebas dalam melakukan tindakannya.

Bersekolah mungkin memang membentuk orang-orang pintar. Sejatinya dalam proses pendidikan tidak hanya mentransfer pengetahuan kepada siswa, tetapi juga membentuk nilai moral serta nilai kemanusiaan. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, menuntut ilmu, serta meningkatkan kualitas kepribadian dalam aspek moralitas maupun intelektualitas. Namun nyatanya dalam meningkatkan kualitas kepribadian tersebut masih minim, dikarenakan pendidikan karakter pada generasi milenial saat ini kurang optimal.

Rentetan contoh minimnya moralitas siswa bisa dilihat dari sekitar kita yang banyak melakukan tawuran dengan sesama pelajar, tindak kekerasan, penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, pornografi dan lain sebagainya. Kasus-kasus seperti yang telah disebutkan menjadi permasalahan yang terkesan biasa di masyarakat kita sekarang bahkan terkesan tidak tabu dan tidak megejutkan lagi. Peristiwa-peristiwa tersebut menciptakan stigma buruk masyarakat dalam dunia pendidikan. Pendidikan dianggap gagal mendidik dan mencetak siswanya menjadi insan yang mulia. Padahal, tenaga pendidik sudah berupaya semaksimal mungkin. Namun, celakanya moral siswa memang telah tergerus dan terdoktrin oleh berbagai pengaruh dari luar.

Mengapa generasi sekolah mudah sekali berperilaku tidak sopan dan cenderung nakal? Kuncinya ada di sistem pengajaran dan pendidikan serta harmonisasi kehidupan siswa dalam keluarga. Ketika nilai-nilai agama tidak lagi ampuh mengarahkan moral manusia, maka tak ada lagi rasa saling sayang menyayangi antar sesama.

Sekolah beserta seluruh instrumennya, mungkin sedikit sekali memberikan pengajaran dan pemahaman kepada para siswa tentang sisi moralitas berbagai persoalan kemanusiaan. Selama ini, siswa hanya dicekoki ilmu teks buku dan menghamba kepada pelajaran teori-teori ilmu pasti. Ini membuat mindset kebanyakan siswa menjadi terpaku dengan hal-hal yang bersifat logis, yang membuatnya kurang mendalami hal-hal yang berkedok moral dan sopan santun.

Banyak hal yang menjadi faktor kurangnya moral pelajar saat ini. Salah satu yang mempengaruhi krisis moral pelajar saat ini adalah kehadiran gadjet dan kurangnya interaksi antara anak dan orang tua. Dengan adanya gadjet, para pelajar bebas browsing atau mengakses hal-hal yang diinginkan. Yang terkadang memberikan pengaruh buruk karena terlalu sibuk mengurus gadjetnya.

Seorang guru harus menjadi teladan yang baik bagi para siswa dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter. Oleh sebab itu bukan hanya siswa saja yang dituntut untuk memiliki etika dan moral yang baik seorang guru juga dituntut untuk memiliki etika dan moral baik sehingga siswa dapat mengambil contoh dari seorang guru tersebut. Apapun yang dilakukan guru akan terekam oleh siswa. Seperti pepatah "guru kencing berdiri murid kencing berlari". Di dalam pepatah ini kita dapat mengambil kesimpulan apabila kita memberi contoh yang tidak baik terhadap anak didik kita jangan heran suatu saat nanti siswa kita akan melakukan hal yang lebih parah dari seorang guru.

Selain itu, komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting. Tanpa berkomunikasi dengan baik, guru tidak dapat menyampaikan segala aspirasinya dengan baik pula, karena setiap kepala, baik siswa maupun non-siswa akan menangkap atau menyimpulkan aspirasi tersebut denga berbeda-beda dan cenderung sederhana tanpa banyak pertimbangan. Oleh karena itu, seorang guru ahrus mampu menyederhanakan sedemikian rupa untuk berkomunikasi dengan peserta didik khususnya.

Krisis moral siswa seharusnya menjadi tamparan keras bagi para orang tua serta tenaga pendidik untuk lebih peduli tentang masalah ini. Diperlukan kontribusi dari berbagai pihak untuk mengatasi permasalah ini. Orang tua sebagai pendidik di rumah, guru sebagai pengajar di sekolah, serta pemerintah untuk terus membenahi kurikulum yang ada.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas bahwa alternatif lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi berbagai kasus moral sekarang ini, maka pembelajaran moral dalam dunia pendidikan menjadi sangat penting untuk menata kepribadian diri seseorang melalui nilai-nilai moral yang diajarkan dalam pembelajaran moral di dunia pendidikan agar tidak melakukan hal yang dapat merusak moral dari diri seseorang sehingga menjadi pribadi yang baik. Siswa yang memiliki karakter tentunya didasari dengan lingkungan yang hebat, ada peranan orang tua, guru, masyarakat serta pemerintah. Seorang guru tidak mampu menciptakan siswa yang berkarakter dengan sendirinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image