11 Mitos Jawa yang Terkenal
Sana Sini | 2023-06-03 22:01:591. Anak pertama tidak boleh menikah dengan anak nomor tiga.
Jika ditanyakan, darimana asal dari mitos yang satu ini? Kebanyakan orangtua menjawab, itu sudah aturan yang lahir dimasa leluhur masih hidup. Banyak masyarakat Jawa juga masih mempercayai aturan tersebut yang kadang menyebabkan sugesti berlebihan. Salah satu contohnya, apabila pasangan anak pertama menikah dengan nomor tiga maka akan mendapat malapetaka dalam keluarga.
2. Jangan makan di depan rumah.
Makan di depan rumah atau teras dapat mengurangi rezeki dan juga akan mendapat kesialan. Sebenarnya mitos yang satu ini dapat dipikirkan secara nalar kenapa orang tua melarang kita makan di depan rumah. Hal itu lebih ke sopan santun agar orang yang lewat tidak melihat kita makan di depan rumah.
3. Menikah di bulan sura itu terlarang.
Banyak masyarakat percaya bahwa pernikahan dibulan sura tidak boleh dilaksanakan karena dipercaya bulan sura adalah bulan khusus untuk Ratu Pantai Selatan mengadakan hajatan. Hal ini pastinya sulit dipahami oleh generasi muda yang tidak mengerti kisah dan cerita leluhur. Selain itu hal ini juga sulit untuk dibuktikan secara nalar.
4. Anak tunggal harus diruwat.
Ruwatan dilakukan untuk menghindari nasib sial dan biasanya anak tunggal termasuk ke daftar orang yang perlu diruwat. Dengan adanya ruwatan, dipercaya bahwa anak tunggal tersebut akan terhindar dari kesialan sehingga orangtua tidak perlu khawatir berlebihan terhadap anak semata wayangnya.
5. Ayam berkokok mempunyai arti tertentu.
Setiap kali ayam berkokok mempunyai arti tersendiri yang juga berbeda dengan daerah satu dengan yang lainnya.. Misalnya ayam berkokok pada tengah malam yang menandakan ada kematian di daerah tersebut. Jika ayam berkokok pada siang hari, maka akan ada orang hamil di luar nikah dan berkokok pada sore hari artinya akan ada pencurian.
6. Tidak boleh memakai baju merah saat melayat.
Jika sedang melayat atau melintasi area orang yang baru meninggal, memakai pakaian berwarna merah adalah hal yang terlarang. Jika ditanya kenapa, orangtua menjawab hal itu untuk menghindarkan kita tertular penyakit yang sama. Sebenarnya hal ini bisa kita mengerti sebagai sopan santun agar kita tidak mencolok diantara para pelayat dan keluarga yang berkabung.
7. Tidak boleh melompati garam yang tumpah di lantai.
Melompati garam yang tersebar dilantai dipercayai dapat membawa penyakit kencing secara terus menerus seharian. Sebenarnya hal ini juga sulit dibuktikan karena tidak ada alasan yang masuk akal dari melompati garam akan kencing terus sepanjang hari.
8. Rumah tidak boleh menghadap ke timur.
Rumah yang menghadap ke timur dianggap sebagai rumah yang senang disinggahi oleh makhluk halus. Banyak yang percaya bahwa rumah tersebut akan banyak hantunya dan dipakai sebagai basecamp para hantu. Hal ini juga belum pasti apakah rumah menghadap ke timur berkaitan dengan aturan dari leluhur.
9. "Rumah Tusuk Sate" sebaiknya dihindari.
Banyak orang yang tidak mau membeli rumah tusuk sate. Rumah tusuk sate yang dimaksud disini adalah rumah yang langsung menghadap ke jalan lurus atau ditabrak oleh ujung jalan. Hal ini dipercayai bahwa keluarga yang singgah dirumah tusuk sate akan mendapatkan kesialan.
10. Bangun tidur siang menghilangkan rezeki.
Banyak yang bilang kalau bangun tidur kesiangan dapat menghilangkan rezeki dan menjauhkan jodoh. Hal ini bisa dipikirkan secara nalar bahwa bangun siang memang membuat kita malas, sehingga bekerja juga terasa malas dan bisa jadi kondisi tubuh tak terlihat bagus bagi calon jodoh.
11. Tidur saat sore menjelang petang dilarang
Hal ini juga tidak hanya berlaku untuk masyarakat jawa saja. Tidur di jam-jam sore seebelum gelap sebenarnya bisa dianggap sebagai larangan yang berkaitan dengan sopan santun. Kita dilarang tidur di waktu menjelang petang untuk menghormati waktu beribadah. Kita bisa bersiap-siap ibadah dan tidak akan melewatkannya.
Dari mitos-mitos di atas, kitab oleh menghormati orang-orang yang masih mempercayai tanpa memberi kritikan pedas. Sebagai seorang muslim sebaiknya kita menghindarinya saja jika itu memang tidak patut atas dasar keyakinan bahwa semua kebaikannya yang dating hanya dari Allah SWT.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.