Pentingnya Vaksinasi Human Papillomavirus dalam Upaya Mencegah Kanker Serviks
Edukasi | 2023-06-02 08:20:40Kanker leher rahim atau yang biasa lebih dikenal dengan istilah kanker serviks merupakan suatu tumor ganas yang tumbuh di sel-sel leher rahim. Serviks atau leher rahim ialah bagian terendah dari rahim yang terdapat di satu pertiga bagian bawah uterus atau rahim yang berhubungan langsung dengan vagina, dengan bentuk silindris dan menonjol. Sebagian besar kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV), yang dapat ditularkan secara seksual. Ketika seseorang terkena HPV, sistem kekebalan tubuh dapat mencegah virus yang menyebabkan kerusakan. Namun, sangat disayangkan pada beberapa orang virus ini dapat bertahan selama bertahun-tahun yang menyebabkan beberapa sel di leher rahim berubah menjadi sel kanker.
Menurut World Health Organization (WHO), kanker merupakan penyebab kematian kedua setelah penyakit kardiovaskular. Setiap tahun, 12 juta orang di seluruh dunia didiagnosis menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal. Pada tahun 2030, jumlah ini diproyeksikan akan terus meningkat menjadi 26 juta per tahun, di mana 17 juta di antaranya akan meninggal. Menurut sistem informasi rumah sakit, 12,8% kasus kanker yang dilaporkan pada tahun 2010 adalah kanker serviks. Setiap tahun, angka kejadian penderita kanker serviks meningkat sebesar 3,1%. Kanker serviks merupakan kasus kanker kedua terbanyak pada wanita di Indonesia. Dilaporkan ada 40.000 kasus baru kanker serviks pada wanita setiap tahunnya.
Faktor risiko kanker serviks, antara lain perilaku seksual, sering berganti pasangan seksual, berhubungan seksual sebelum berusia 20 tahun, dan status ekonomi rendah yang mengakibatkan rendahnya tingkat pengetahuan dan akses terhadap skrining kanker serviks. Faktor sosial, seperti morbiditas atau keadaan tidak sehat, merokok ataupun perokok pasif, paritas atau angka kelahiran yang tinggi, penggunaan obat kombinasi oral, dan orang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Vaksinasi terhadap HPV adalah metode yang paling efektif untuk mencegah kanker serviks. Saat ini, ada dua jenis vaksin berlisensi. Vaksin quadrivalent (Gardasil, mengandung perlindungan tambahan terhadap tipe 6 dan 11, yang mengebabkan 90% kutil atau kutil anogenital jinak) dan vaksin bivalen (Cerjadanvarix, satu perlindungan terhadap tipe 6 dan 11). Kedua vaksin memiliki partikel mirip virus (VLP), yang terlihat seperti HPV. Vaksin ini dapat merangsang produksi antibodi serum terhadap VLP untuk mencegah infeksi HPV jika terpapar di kemudian hari. Selain itu, terdapat korelasi yang kuat di antara kadar antibodi yang diinduksi vaksin dalam serum dan cairan mukosa serviks yang menunjukkan bahwa vaksin HPV dapat melepaskan antobodi melewati epitel mukosa serviks.
Karena kanker membutuhkan waktu yang cukup lama untuk berkembang, maka pencegahan kanker serviks dapat dilakukan sedini mungkin dengan mendeteksi melalui tes skrining (pap smear dan IVA test), pengujian DNA HPV, mRNA HPV, dan vaksinasi HPV untuk perempuan usia 9 hingga 14 tahun. Anak perempuan harus divaksinasi HPV sebelum aktivitas seksual dimulai. WHO merekomendasikan vaksinasi HPV untuk anak perempuan dalam rentang usia 9 hingga 13 tahun.
Anak perempuan yang menerima vaksin HPV dosis pertama sebelum berusia 15 tahun dapat menggunakan jadwal dua dosis dengan interval antara dua dosis tersebut harus enam bulan. Lebih baik interval tidak lebih dari 12 hingga 15 bulan. Jika interval pemberian dosis kurang dari lima bulan, pemberian dosis ketiga harus dilakukan dalam waktu enam bulan dari dosis pertama. Orang dengan immunocompromised atau kelainan imun, termasuk orang yang terinfeksi HIV dan perempuan di atas usia 15 tahun, juga harus menerima tiga dosis vaksin pada bulan nol, bulan pertama hingga kedua, dan bulan keenam untuk sepenuhnya terlindung dari infeksi HPV.
Kanker serviks masih menjadi masalah kesehatan global yang memerlukan perhatian khusus mengingat tingginya angka kesakitan dan kematian. Tindakan pencegahan terhadap kanker serviks adalah vaksinasi HPV dan deteksi dini melalui sitologi dan skrining HPV. Vaksinasi dan skrining HPV menjadi alternatif paling baik untuk pencegahan kanker serviks di negara ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.