Perubahan Iklim: Waspada Penyakit dan Ketahui Cara Pencegahannya
Info Sehat | 2025-11-05 19:58:39Iklim adalah adalah kondisi rata-rata cuaca yang terjadi di suatu wilayah dalam jangka waktu yang panjang. Iklim mencakup elemen seperti hujan, kelembapan, angin, suhu, tekanan atmosferik, serta intensitas peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi di suatu wilayah. Indonesia adalah negara yang termasuk ke dalam iklim tropis. Iklim yang memiliki karakteristik utama suhu tahunan yang relatif tinggi, kelembapan tinggi, dan curah hujan yang besar. Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada umumnya, musim hujan terjadi di Indonesia mulai bulan Oktober hingga April. Sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan April hingga Agustus. Namun, seiring perubahan iklim yang terjadi di lingkup global menyebabkan Indonesia tidak menentu pula dalam kondisi cuacanya.
Perubahan iklim yang terjadi pada bumi ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu alami dan juga akibat dari perbuatan manusia. Di era modernisasi ini, banyak hal yang dilakukan manusia yang ternyata sangat berdampak pada perubahan iklim. Contohnya adalah pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, juga kegiatan lain yang dapat meningkatkan gas rumah kaca di atmosfer. Hal itu sangat berdampak pada perubahan iklim seperti perubahan pola hujan dan lebih banyak kejadian cuaca ekstrem. Maka dari itu, pada kondisi cuaca yang tak menentu, kita harus waspada terhadap berbagai penyakit yang dapat timbul dan mengetahui cara untuk mencegahnya. Berikut adalah beberapa penyakit yang harus kita waspadai di era perubahan iklim ini :
1. Malaria
Penyakit malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan parasit Plasmodium. Parasit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi oleh parasit tersebut. Gejala yang dirasakan ketika terkena penyakit ini adalah demam tinggi yang naik turun, sakit kepala, nyeri otot, mual, muntah, serta menggigil hebat. Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari penyakit ini adalah dengan menghindari gigitan nyamuk, mengendalikan populasi nyamuk, juga dengan deteksi dan pengobatan dini agar malaria dapat ditangani dengan cepat dan tidak memperparah keadaan.
2. Demam Berdarah
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue. Cara penularannya mirip seperti penularan pada penyakit malaria, yaitu melalui gigitan nyamuk. Namun, pada penyakit DBD ini, penyakit ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Gejala yang dialami ketika terkena DBD ini mirip seperti terkena penyakit malaria. Antara lain demam tinggi, nyeri hebat pada kepala, otot, juga sendi, mual, muntah, dan gejala lainnya. Namun, yang membedakan antara penyakit malaria dan DBD adalah pada penyakit DBD ini, muncul bintik-bintik merah di kulit yang merupakan ruam atau perdarahan halus. Juga terdapat gejala yang dialami ketika masuk ke fase kasus yang berat, yaitu mimisan, gusi berdarah, muntah darah, serta feses hitam yang menandakan perdarahan dalam.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan gerakan 3M plus untuk mengurangi populasi nyamuk, kemudian dengan menghindari gigitan nyamuk, menjaga kebersihan lingkungan, serta melakukan vaksinasi dengue.
3. Kolera
Penyakit kolera merupakan penyakit infeksi usus akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae. Penyakit dapat menyebabkan diare hebat, muntah berulang, kram otot, serta dehidrasi parah yang biasanya menular melalui air atau makanan yang terkontaminasi oleh kotoran atau tinja orang yang terinfeksi. Pencegahan yang dapat dilakukan antara lain dengan menjaga kebersihan air juga makanan, menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, serta melakukan vaksinasi.
4. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit infeksi paru-paru yang dapat menyebabkan radang pada alveoli atau kantung udara. Biasanya kantung udara tersebut berisi nanah yang menimbulkan gejala batuk berdahak, sesak napas, dan juga demam. Penyebab dari penyakit pneumonia ini disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, baik dari bakteri, virus, maupun jamur. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan vaksinasi, menjaga kebersihan diri, menjaga daya tahan tubuh, memastikan lingkungan sehat, serta menghindari kontak langsung dengan penderita.
5. Heat Stroke
Heat stroke adalah kondisi darurat medis di mana tubuh terlalu lama terkena paparan panas yang menyebabkan tubuh terlalu panas dan tidak mampu untuk mengatur suhu internalnya. Gejala yang dialami penderita adalah suhu tubuh naik, kulit panas dan kering, sakit kepala, mual, detak jantung yang cepat, serta dapat mengalami kejang dan pingsan jika sudah masuk ke kasus berat. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ini, antara lain dengan menghindari paparan panas yang ekstrem, mencukupi cairan tubuh, serta menyesuaikan aktivitas dengan cuaca yang sedang terjadi.
Pada era perubahan iklim yang tak menentu ini, sudah sebaiknya menjadi kewaspadaan diri dari berbagai penyakit yang rawan terjadi. Cuaca yang terkadang panas ekstrem, namun besoknya hujan deras, menjadi dorongan diri untuk selalu menjaga kesehatan, menjaga kebersihan, serta mengatur pola makan dalam menjaga daya tahan tubuh. Dengan mengetahui gejala serta cara mencegahnya, diharapkan para pembaca dapat mengantisipasi terjadinya penyakit dalam diri serta segera melakukan pemeriksaan ketika sudah merasakan gejalanya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
