Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bunga Septia Nurul Fatikhah

Keanehan yang Terjadi di Pondok Pesantren Al-Zaytun

Agama | Thursday, 01 Jun 2023, 12:51 WIB

Mazhab Bung Karno

Pondok pesantren termegah di Asia Tenggara, Pondok Pesantren Al-Zaytun ramai menjadi pembicaraan masyarakat baru-baru ini. Bermula dari unggahan di media sosial pelaksanaan sholat Eid Fitri yang tidak biasa, yakni melebarkan jarak shaf sholat dan jamaah wanita yang berada di shaf depan.

Unggahan foto tersebut viral di media sosial Indonesia. Sebagian masyarakat menganggap ’nyeleneh’ shalat Eid Fitri yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Zaytun. Masyarakat juga bertanya-tanya mengenai mazhab dan dalil apa yang digunakan Pondok Pesantren Al-Zaytun saat melaksanakan shalat.

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Syekh Panji Gumilang menyatakan bahwa dirinya menggunakan mazhab Soekarno. Kejadian ini disampaikan langsung oleh Syekh Panji Gumilang saat mendapati kunjungan dari Kementrian Agama Indramayu.

Syekh Panji mengungkapkan bahwa dirinya pernah bertemu dengan presiden Soekarno semasa Sekolah Dasar. Setelah itu Syekh Panji mendalami pemikiran presiden Soekarno sejak tahun 1963 sampai sekarang.

Karena mengikuti mazhab Soekarno Syekh Panji juga menggunakan kopiah atau songkok yang lebih tinggi dari kopiah pada umumnya. Syekh Panji juga mengikuti kebiasaan presiden Soekarno yang mengenakan jas ketika melaksanakan kegiatan termasuk ketika sholat.

Panji Gumilang kecil mengagumi presiden Soekarno karena kekaguman beliau terhadap presiden Soekarno beliau membaca buku presiden Soekarno yang berjudul ”Di Bawah Naungan Revolusi” yang beliau jadikan sebagai pedoman.

Terkait pelaksanaan sholat yang berjarak pihak Pondok Pesantren Al-Zaytun mengaku menggunakan pedoman yang bersumber dari al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11. Namun, pada kenyataannya dan melihat dari tafsiran para ahli tafsir makna yang terkandung dalam al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 bukanlah membahas tentang melapangkan shaf sholat melainkan membahas tentang melapangkan tempat ketika dalam majelis ilmu agar para jamaah yang lain mendapatkan tempat ketika berada di majelis tersebut.

Berdasarkan pengertian yang dipahami pihak Pondok Pesantren Al-Zaytun Islam tidak melarang pelaksanaan sholat berjarak bahkan dianjurkan memberikan ruang agar para jamaah tidak berdesakan ketika pelaksanaan sholat. Sedangkan penempatan jamaah wanita di shaf depan adalah bentuk kemuliaan terhadap wanita.

Pondok Pesantren Al-Zaytun berada dibawah naungan Kementrian Agama. Kontroversi salat Idul Fitri di Al-Zaytun diketahui berakhir setelah Kepala Departemen Agama kabupaten Indramayu beserta rombongan berkunjung ke Al-Zaytun dan diterima langsung oleh Syaikh Panji Gumilang pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun.

Aan Fathul Anwar, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kementrian Agama Indramayu, menegaskan apa yang dilakukan Al-Zaytun dalam salat Idul Fitri adalah sah, mengacu pada apa yang diungkapkan MUI (Majelis Ulama Indonesia). Aan Fathul Anwar hanya mengikuti statemen MUI pusat menjelaskan bahwa pelaksanaan shalat Eid yang viral di Pondok Pesantren Al-Zaytun terdapat kemakruhan. Hal ini disebabkan adanya faham yang dianut perempuan berada di belakang jamaah laki-laki ketika shalat.

Kementerian Agama mengatakan, Al Zaytun memiliki alasan atau landasan hukum yang jelas atas pelaksanaan salat Idul Fitri. Kemenag mengaku sangat mengapresiasi perbedaan ini.

Lantunan Adzan yang “Nyeleneh”

Setelah sebelumnya ramai diperbincangkan oleh khalayak ramai mengenai tata cara sholat Eid Fitri yang nyeleneh, muncul lagi keanehan yang terjadi di Pondok Pesantren Al-zaytun, yaitu cara mengumandangkan adzan yang tidak seperti biasanya.

Sejumlah video beredar di media sosial yang memperlihatkan gaya adzan di Al-Zaytun yang berbeda dari biasanya. Dalam video yang beredar terlihat seorang muadzin yang sedang melantunkan suara adzan lalu diikuti dengan gerakan tangan pada setiap bait adzan. Muadzin juga banyak melakukan gerakan tambahan, seperti ketika mengumandangkan “Allahu Akbar” sang muadzin mengangkan tangannya keatas seperti ketika Presiden Soekarno membacakan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dan masih ada gerakan lainnya yang tidak biasa dilakukan oleh umat islam pada biasanya. Tidak hanya itu, sang muadzin juga melantunkan adzan dengan menghadap kepada santri atau para jamaah bukan menghadap kiblat seperti yang biasa dilakukan mayoritas umat muslim di Indonesia.

Namun, salah satu muadzin ternama, yaitu ustadz Arif Mukhtar menganggap keanehan tersebut masih diperbolehkan dan dianggap benar. Dikutip dari channel youtube “Adzan Santai” milik ustadz Arif Mukhtar menjelaskan bahwa adzan dengan suara yang keras tanpa irama diperbolehkan. Maka tidak masalah mengumandangkan adzan dengan tambahan gerakan tangan seperti yang dilakukan oleh muadzin Pondok Pesantren Al-Zaytun.

Nyanyian Lagu Rohani Yahudi

Lagi dan lagi Pondok Pesantren Al-Zaytun menjadi sorotan karena pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang mengajak tamu undangannya dan para santri untuk mengucapkan salam sambil menyanyikan lagu rohani dari umat kristiani padahal saat itu sedang dalam acara tadarus al-Quran sekaligus memperingati 1 Suro.

Video tersebut viral di media sosial usai diunggah oleh akun instagram @terang_media pada minggu 7 Mei 2023. Dalam video terlihat jelas bahwa Syekh Panji Gumilang mengajak untuk mengucapkan salam namun tidak hanya “Assalamu’alaikum” saja. Dalam video terlihat pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun mengajak para santri dan tamu undangan mengucap salam dengan menyanyikan lagu “Havenu Shalom Alechem”.

Tidak hanya itu, dalam video juga terlihat juga Lucky Hakim yang pada saat itu masih menjabat sebagai wakil Bupati Indramayu. Raut muka Lucky Hakim terlihat bingung ketika mengucapkan salam yang dipimpin oleh Syekh Panji Gumilang.

Video yang diunggah tersebut banyak menimbulkan komentar kontra dari pada netizen yang ditujukan kepada Syekh Panji Gumilang.

Lagu “Havenu Shalom Alechem” merupakan lagu rohani umat kristiani yang sangat terkenal di dunia. Lagu tersebut adalah lagu dalam Bahasa asli Ibrani yang artinya adalah semoga damai menyertaimu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image