Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jasmine Emay

Yuk, Kenali Toxic Circle di Lingkungan Kampus!

Edukasi | Wednesday, 31 May 2023, 23:54 WIB
https://i0.wp.com/suarausu.or.id/wp-content/uploads/2022/03/1631778576962-toxic-friendship.jpg?resize=960%2C720&ssl=1

Lingkungan kampus seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk belajar dan berkembang. Namun, sayangnya pada kenyataannya, ada banyak lingkungan kampus yang justru menjadi lingkungan yang toxic dan tidak sehat bagi mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh adanya toxic circle, yaitu lingkaran toksik yang terbentuk akibat perilaku negatif dari individu-individu di dalam lingkaran tersebut.

Toxic circle atau lingkaran toksik di lingkungan kampus dapat terbentuk karena berbagai hal, seperti pengaruh teman sebaya yang mempromosikan perilaku negatif seperti bullying, gossiping, atau merokok. Terlebih lagi, lingkungan kampus yang sangat kompetitif juga bisa menyebabkan timbulnya toxic circle. Saat individu-individu dalam lingkungan tersebut merasa perlu untuk menonjolkan diri, menunjukkan kemampuan dan prestasi mereka, tanpa mengindahkan perasaan dan dukungan teman sejawat atau bahkan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan mereka, lingkungan kampus tersebut akan menjadi tempat yang toxic.

Toxic circle di lingkungan kampus memiliki dampak dan konsekuensi yang sangat merugikan bagi mahasiswa. Salah satu dampak yang paling umum adalah terjadinya bullying atau intimidasi. Bullying adalah perilaku yang merendahkan martabat, mempermalukan, dan memicu kecemasan secara rekayasa pada orang lain. Intimidasi dan bullying biasanya ditujukan pada mahasiswa yang dianggap lemah atau berbeda dari grup mayoritas dalam lingkaran toksik. Terlebih lagi, konsekuensi dari terjebak di dalam toxic circle adalah penurunan kualitas kesehatan mental, penurunan kinerja akademik, dan hilangnya rasa percaya diri.

Oleh karena itu, sangatlah penting bagi mahasiswa untuk memastikan bahwa mereka tidak terjebak di dalam toxic circle. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan berusaha untuk berteman dengan orang-orang yang memiliki moral baik, positif, dan yang merangkul perbedaan di dalam lingkungan kampus. Dengan demikian, lingkungan kampus akan menjadi lebih sehat, aman, dan nyaman bagi para mahasiswa. Selain itu, penting untuk membangun hubungan yang positif dengan dosen dan profesional kampus, karena mereka memiliki pengalaman yang lebih banyak dan mungkin dapat membantu mencegah toxic circle.

Secara keseluruhan, toxic circle di lingkungan kampus dapat membawa dampak yang merugikan bagi mahasiswa. Oleh karena itu, sangat penting bagi mahasiswa untuk berhati-hati dan memastikan bahwa mereka tidak terjebak di dalam lingkaran toksik. Selain itu, penting untuk membangun hubungan yang positif dengan orang-orang yang memiliki moral baik dan toleran dengan perbedaan untuk mencegah terbentuknya toxic circle di lingkungan kampus. Dengan menjaga lingkungan kampus tetap sehat dan positif, mahasiswa dapat belajar dan berkembang dengan lebih baik, serta mencapai tujuan akademik dan karier mereka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image