Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Zakia Hafshah

Pergelaran Sastra "Trik" yang Penuh dengan Intrik

Sastra | 2023-05-31 22:31:57

Naskah drama yang mengadaptasi karya dari Sastrawan Putu Wijaya ini mengangkat cerita tentang warga yang pada awalnya tidak setuju dengan megaproyek di daerahnya. Mereka sempat melakukan aksi unjuk rasa tapi tidak ditanggapi dengan serius oleh Nyonya baron yang dilukiskan sebagai lambang atau tokoh pemerintah.

Singkat cerita, disebutkan suami istri yang bersifat lugu menemukan cek senilai 50 jt. Pertunjukkan ini sesungguhnya menggambarkan sketsa sosial dimana para warga yang terjebak "trik" dari para penguasa mulai dari memberikan cek hingga modal usaha (penyuapan) yang merupakan akal-akalan dari pihak petinggi.

Rakyat digambarkan telah berhasil dijadikan boneka oleh pemerintah.

Adanya pementasan ini sendiri merupakan kritik sosial yang dikemas secara lebih menarik untuk mempertanyakan kembali nilai-nilai kebangsaan yang ada di negara Indonesia. Trik karya Putu Wijaya memanglah dikhususkan untuk diolah secara "satire".

Menilik tema dari naskah ini, sering kali sudah akrab di telinga pendengar saat naskah drama menghadirkan tema-tema sosial dan politik di dalam penulisannya, dan "Trik" bukanlah pengecualian. Naskah ini membahas tentang kelicikan dan manipulasi yang sering terjadi dalam dunia politik dan masyarakat. Penggambaran karakter yang benar-benar meramaikan dan tidak sekadar selipan belaka.

Dari naskah ini pula, penulis dapat memberikan gambaran akan kondisi sosial dan politik yang memang dekat berada di sekitar kita.

Apresiasi

Memulai dari beberapa aspek yang patut dipresiasi:

- Tokoh

Penggambaran tokoh seperti Taksu yang dibawakan dengan kepribadian mudah panik, tidak sabaran dan menggebu-gebu namun memiliki hati dan pemikiran yang

lebih bersih dan lurus dibanding tokoh lainnya.

Adapun tokoh Pak Amat dan Bu Amat yang menggambarkan dua sosok suami istri yang polos, mudah tertipu dan sering terbutakan oleh urusan duniawi dapat

tersampaikan dengan baik maksud dan tujuannya oleh aktor yang memerankan.

Tidak lupa tokoh utama yang menjadi sosok perlambangan kejahatan sehingga disebut Iblis, Ny. Baron yang dengan jelas melukiskan tokoh penguasa ataupun

orang berada yang licik, serakah, dan tidak tahu malu.

Ketiga tokoh utama diatas dengan apik melengkapi satu sama lain antara sisi kebaikan (putih), netral (abu) dan juga kejahatan (hitam), penyampaian yang menarik perhatian para peserta terutama ketika para aktor dapat membuat suasana semakin intens dari waktu ke waktu.

Selain tema yang kuat, struktur naratif naskah drama "Trik" juga merupakan salah satu aspek yang patut diapresiasi. Penulis yang menyunting naskah ini dapat mengatur alur cerita dengan cerdas dan memanfaatkan teknik-teknik dramatis yang menarik. Ia berhasil menciptakan ketegangan yang terjaga sepanjang naskah, serta memperkenalkan konflik-konflik yang menarik dan beragam. Hal ini membuat saya sendiri sebagai penonton dapat merasakan intensitas yang terjadi dalam pementasan.

- Tata Pentas

Pengiring musik beserta penyanyi melalukan kerjasama dengan baik, meskipun terdapat gangguan teknis tetap terdengar bahwa permainan alat musik dan nyanyian menambahkan kesan yang menarik.

Ditambah dengan kreativitas untuk mengajak para peserta ikut berinteraksi, tata letak tokoh untuk masuk ke dalam panggung yang terkesan tidak biasa menjadi daya tarik

tersendiri dalam drama ini yang tidak ditemukan di pementasan sebelumnya.

- Penyutradaraan

Sutradara sangat sukses dalam menangani chemistry aktor yang terpaut satu sama lain. Tidak terlihat ada kekurangan dari garis besar konsep sendiri, pengeksekusian properti yang terlihat bahwa semuanya terpakai dan tidak sekadar menjadi penambah atau hiasan belaka.

Sudah cukup memuaskan ketika melihat selipan adegan yang pas dan membuat para penonton dapat lebih mudah mencerna maksud yang ingin disampaikan tanpa harus banyak menerka-nerka.

Menilai secara keseluruhan, naskah drama "Trik" sendiri merupakan salah satu karya yang luar biasa. Adanya tema yang kuat dan tidak mengambang, konsep keseluruhan yang dieksekusi dengan matang, aspek-aspek tambahan mulai dari properti, pencahayaan, instrumen, bahkan kebahasaan dari naskah itu sendiri berhasil dikemas dengan cermat. Karya-karya seperti inilah yang di kemudian hari dapat terus memberikan kontribusi yang berharga bagi perkembangan teater dan sastra Indonesia, perlu adanya niat dan kerja sama yang tinggi agar drama-drama seperti ini terus dapat berkembang dan tidak tergeser keberadaannya terutama oleh naskah drama bahasa asing.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image