Brain Rot: Ketika Hiburan Berlebihan Menguasai Pikiran
Gaya Hidup | 2024-12-11 11:25:11Brain rot adalah istilah yang digunakan orang untuk menggambarkan perasaan tidak bersemangat atau mati rasa, yang dialami saat mengkonsumsi terlalu banyak konten berkualitas rendah secara berulang-ulang. Istilah Brain rot di media sosial. Istilah ini diartikan sebagai perasaan yang dialami seseorang setelah menghabiskan banyak waktu untuk scrolling media sosial. Aktivitas tersebut dilakukan tanpa tujuan, tanpa berpikir, dan menikmati konten-konten receh di media sosial.
Dengan maraknya konten berdurasi pendek, seperti TikTok dan Instagram Reels, dan meningkatnya waktu yang dihabiskan secara daring, istilah tersebut telah menarik perhatian. Istilah ini menjadi semakin populer di era digital, terutama di kalangan generasi muda yang terpapar media sosial secara instensif. Pada tahun 2024, Oxford University Press bahkan menobatkan Brain rot sebagai “Word of the Year”, mencerminkan meningkatnya perhatian terhadap dampak negatif dari penggunaan teknologi yang berlebihan.
Beberapa faktor utama yang menyebabkan brain rot meliputi:
1. Konsumsi konten tanpa batas
2. Hilangnya pola tidur
3. Ketergantungan pada teknologi
4. Kurangnya aktivitas fisik
Cara mengatasi Brain rot :
1. Tetapkan batasan menggunakan sosial media
2. Lakukan kegiatan fisik di luar ruangan
3. Tentukan kegiatan alternatif lain
4. Mencari kegiatan untuk mengasah otak
Di tengah perkembangan teknologi dan konsumsi media yang meningkat, brain rot menjadi fenomena yang semakin penting. Dengan meningkatnya penggunaan perangkat digital, penting bagi kita untuk menyadari efek buruk yang mungkin ditimbulkan terhadap kesehatan mental dan kognitif. Mengambil tindakan proaktif untuk mengontrol waktu yang dihabiskan di layar dan memilih konten berkualitas tinggi dapat membantu menjaga pikiran tetap tajam dan segar.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.