Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Budaya Thrifting, Kebiasaan Belanja Hemat atau Merusak Perekonomian Lokal ?

Gaya Hidup | Wednesday, 31 May 2023, 16:49 WIB

Thrifting merupakan bentuk kegiatan memburu dan membeli barang bekas. Budaya membeli barang bekas sudah lama ada di Indonesia, akan tetapi seiring berkembangnya zaman budaya membeli barang bekas utamanya pakaian menjamur dan menjadi tren di kalangan anak muda. Budaya thrifting banyak digemari dengan alasan hemat biaya untuk mengikuti fashion terkini, dengan memberi harga yang super murah menjadikan daya Tarik bagi masyarakat untuk membeli barang bekas yang dinilai masih layak pakai. Selain harga yang relatif murah, merek bekas pakaian orang luar negeri juga menjadi suatu daya Tarik bagi milenium zaman sekarang, dengan anggapan memakai pakaian merek akan menjadikan gaya pakaian yang lebih bergengsi menjadi faktor pendorong budaya thrifting menjamur di Indonesia.

Masyarakat Indonesia tidak sedikit menjadi penggemar budaya thrifting, bukan hanya menjadi pemburu barang thrift tetapi juga menjadi penyedia barang trift, dengan membeli modal pakaian bekas dari luar negeri. Modal thrifting dikenal juga dengan hal yang menguntungkan karena membeli dagangan pakaian thrift dalam jumlah besar dengan modal sedikit akan memberikan keuntungan yang banyak. keuntungan besar dan mode hemat membeli pakaian mempengaruhi pola pikir masyarakat untuk tidak peduli mengenai perekonomian lokal, salah satunya adalah UMKM. Peningkatan terhadap budaya thrifting menjadi salah satu pintu penyebab rusaknya perekonomian dalam negeri, hadirnya modal dagang dari luar negeri merupakan proses menurunnya minat akan produksi barang dalam negeri sehingga rumah produksi maupun pabrik-pabrik lokal mengalami kemunduran dalam produksinya. Selain kemerosotan produksi barang-barang lokal, pedagang-pedagang di pasaran juga ikut merasakan dampak dari budaya thrifting yaitu persaingan yang semakin kuat dengan memasang harga dagang yang miring. Hal tersebut semakin lama akan menyebabkan matinya pertumbuhan ekonomi masyarakat dalam negeri.

Perkembangan teknologi merupakan faktor pendorong perkembangan budaya thrifting di Indonesia. Melalui platform marketplace maupun media sosial, penjual thrifting tidak perlu lagi menyewa tempat sebagai lapak. Kemudahan akses terhadap barang yang terkesan murah dan bagus menjadi pendorong masyarakat untuk berbelanja di media sosial. Maraknya jual beli di media sosial maupun marketplace menjadi peluang bagi penjual thrifting mencari keuntungan dengan marketing memasang harga murah. Kebiasaan masyarakat mulai meninggalkan belanja di pasar secara tidak langsung dapat mematikan UMKM, budaya belanja hemat dan belanja barang branded dapat dikatakan hemat tetapi juga membawa pengaruh buruk bagi perekonomian maupun bagi diri sendiri. pola pikir instan mengenai budaya trift ternyata membawa dampak buruk, seperti pengaruh trend berpakaian merek adalah suatu hal yang keren sehingga berbondong-bondong mencari pakaian thrift padahal pakaia thrift merupaka pakaian bekas orang luar negeri yang belum dijamin kebersihan dan keamanannya dari virus penyakit. Tidak hanya dari segi kebersihan dan Kesehatan, budaya thrifting secara tidak langsung merupakan jalan pembuangan sampah luar negeri kepada masyarakat lokal dengan pengaruh trend outfit kekinian hal tersebut tidak dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Pola pikir instan demi memenuhi standar trend berpakaian dengan memburu thrifting secara tidak langsung dapat mematikan perekonomian lokal dan bukan menjadi hemat biaya berpakaian malah ikut merasakan dampak kurangnya kebersihan pakaian.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image