Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aulia Adinda Triana

Akuntansi Forensik: Pengawas yang tidak Tidur dalam Dunia Keuangan

Eduaksi | Tuesday, 30 May 2023, 19:57 WIB

Jika ada sebuah dunia di mana kebenaran dan keadilan dipahami melalui angka dan data, dunia itu ada dan disebut dunia akuntansi forensik. Bila fiksi kriminal mengisahkan detektif yang mengumpulkan bukti fisik, akuntansi forensik merupakan bentuk investigasi serupa yang berlangsung dalam lanskap keuangan dan bisnis. Pekerjaan ini tidak mengandalkan sidik jari atau sampel DNA, namun lebih mengandalkan bukti keuangan, mencari tanda-tanda penipuan dan kejahatan finansial.

Seperti kata Warren Buffet, "Jika anda tidak mengetahui jewelry, kenali si penjual." Itu adalah gambaran bagaimana akuntansi forensik bekerja. Seringkali dalam kasus kejahatan finansial, sulit untuk melihat kebenaran yang tersembunyi di balik angka-angka dan data. Akuntansi forensik membantu kita memahami 'si penjual' ini dan menemukan bukti yang diperlukan untuk mengekspos kejahatan.

Akuntansi forensik telah menjadi semakin penting dalam dekade terakhir. Dengan meningkatnya kompleksitas transaksi finansial dan bisnis, kejahatan keuangan juga menjadi semakin rumit. Menurut laporan Asosiasi Akuntan Bersertifikat (ACCA) tahun 2021, diperkirakan bahwa kejahatan keuangan merugikan ekonomi global sebesar $2.4 triliun per tahun, atau sekitar 3.3% dari PDB global.

Tidak hanya itu, menurut PricewaterhouseCoopers (PwC) dalam laporan Global Economic Crime Survey mereka, sekitar 47% perusahaan di seluruh dunia telah mengalami kejahatan ekonomi. Angka-angka ini menunjukkan pentingnya akuntansi forensik dalam memerangi kejahatan keuangan.

Namun, tidak semua orang melihat pentingnya akuntansi forensik. Ada yang percaya bahwa akuntansi forensik hanyalah bagian lain dari akuntansi yang kompleks dan sulit dipahami. Ada yang menganggapnya sebagai 'pengacara akuntansi' yang membantu orang-orang kaya menghindari hukum.

Namun, realitasnya jauh berbeda. Akuntan forensik bukanlah 'pengacara akuntansi'. Mereka adalah pejuang kebenaran yang bekerja keras untuk memastikan bahwa kejahatan keuangan tidak luput dari hukum. Seperti yang dikatakan oleh Thomas Fuller, "Kebenaran selalu menemukan cara untuk muncul."

Mereka menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk mengungkap kebenaran dan memberikan bukti yang diperlukan untuk membawa pelaku keadilan. Akuntan forensik adalah teman terbaik penegak hukum dalam memerangi kejahatan keuangan.

Pada akhirnya, akuntansi forensik adalah tentang mencari kebenaran. Itu adalah tentang memahami bagaimana angka-angka dapat digunakan untuk menyembunyikan dan mengekspos kejahatan. Dalam perjalanan mencari kebenaran ini, akuntan forensik memainkan peran vital dalam memastikan bahwa tidak ada yang bisa bersembunyi di balik angka dan data keuangan.

Namun, tantangan akuntansi forensik tidak berhenti di sini. Dengan berkembangnya teknologi dan transaksi keuangan digital, dunia akuntansi forensik juga harus berevolusi. Cybercrime dan penipuan digital adalah tantangan baru yang harus dihadapi oleh akuntan forensik. Seperti halnya teknologi memberi peluang baru bagi penjahat, teknologi juga memberi alat baru bagi akuntan forensik untuk melacak dan membongkar kejahatan keuangan.

Selain itu, terdapat tantangan dalam hal peraturan dan standar internasional. Standarisasi dalam praktek akuntansi forensik sangat penting untuk memastikan bahwa bukti yang disajikan dapat diterima di pengadilan di berbagai yurisdiksi. Upaya-upaya sedang dilakukan oleh organisasi profesional dan regulator untuk merumuskan standar dan praktek terbaik dalam bidang ini.

Maka, meskipun ada tantangan dan kesulitan yang dihadapi, akuntansi forensik tetap menjadi alat penting dalam memerangi kejahatan keuangan. Sebagai penegak keadilan di dunia bisnis, akuntan forensik memberikan jaminan bahwa kejahatan tidak akan luput dari hukum.

Jadi, apa peran kita dalam memastikan efektivitas akuntansi forensik? Ada tiga hal yang bisa kita lakukan. Pertama, kita perlu memahami dan mengakui pentingnya akuntansi forensik dalam masyarakat. Kedua, kita perlu mendukung pendidikan dan pelatihan dalam akuntansi forensik untuk memastikan bahwa ada cukup akuntan yang memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan tugas ini. Ketiga, kita perlu mendukung upaya untuk menciptakan standar dan regulasi yang akan memandu praktek akuntansi forensik.

Seperti yang dikatakan oleh Benjamin Franklin, "Kebenaran dan keadilan adalah pilar utama masyarakat." Dan dalam memastikan kebenaran dan keadilan dalam dunia keuangan dan bisnis, akuntansi forensik berperan sebagai salah satu pilar tersebut.

Sebagai penutup, marilah kita memandang akuntansi forensik sebagai alat pembelaan dalam kejahatan keuangan. Ini bukan hanya tentang menemukan penipu dan membawa mereka ke pengadilan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan bisnis yang lebih adil dan transparan. Ini tentang memastikan bahwa setiap orang bermain dengan aturan yang sama dan bahwa tidak ada yang bisa melanggar aturan tersebut tanpa menghadapi konsekuensinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image