Faktor, Dampak, dan Solusi Atas Berkurangnya Daerah Resapan Air
Lainnnya | 2023-05-29 16:59:27Daerah resapan air merupakan hal yang sangat penting yang bahkan harus ada di setiap wilayah. Mengapa? Hal ini tidak hanya akan berhubungan dengan peristiwa banjir air saja, namun juga sangat berhubungan dengan keberadaan cadangan air di bumi. Daerah resapan air adalah daerah yang menjadi tempat air hujan dapat masuk ke dalam lapisan tanah dan terkunci di dalamnya, sehingga tidak langsung mengalir ke sungai atau ke laut. Namun, saat ini kita menghadapi masalah serius yang disebabkan oleh berkurangnya daerah resapan air.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkurangnya daerah resapan air. Salah satunya adalah urbanisasi yang cepat dan pembangunan lahan yang tidak terkendali. Peningkatan jumlah permukaan yang tidak tembus air, seperti beton dan aspal, menghalangi air hujan masuk ke dalam tanah dan mengalir ke sistem air tanah. Selain itu, deforestasi, pertanian intensif, dan penggunaan air yang berlebihan juga berkontribusi pada berkurangnya daerah resapan air.
Salah satu dampak utama dari berkurangnya daerah resapan air adalah penurunan pasokan air yang tersedia. Daerah resapan air berperan penting dalam menyediakan pasokan air yang berkelanjutan untuk keperluan konsumsi manusia, pertanian, dan industri. Ketika daerah resapan air berkurang, siklus air terganggu, menyebabkan penurunan aliran air permukaan dan menurunnya kualitas air. Hal ini akan berdampak pada ketersediaan air bersih yang memadai untuk kebutuhan sehari-hari. Masyarakat di daerah yang terkena dampak berkurangnya daerah resapan air sering kali mengalami kesulitan mendapatkan akses air bersih yang aman, yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Selain itu, berkurangnya daerah resapan air juga menyebabkan meningkatnya risiko banjir dan kekeringan. Daerah resapan air berperan sebagai penyerap alami yang menyerap air hujan dan memperlambat aliran permukaan. Ketika daerah resapan air berkurang, air hujan tidak dapat diserap dengan baik oleh tanah dan mengalir ke sungai dan saluran air dengan cepat. Hal ini meningkatkan risiko banjir, terutama di daerah perkotaan yang memiliki lahan yang keras dan tertutup oleh permukaan beton dan aspal. Di sisi lain, berkurangnya daerah resapan air juga berkontribusi pada kekeringan yang lebih parah. Tanah yang tidak dapat menyerap air dengan baik tidak dapat menyimpan air secara efisien, mengakibatkan penurunan tingkat air tanah dan sumber daya air bawah tanah yang semakin berkurang.
Selain dampak langsung terhadap pasokan air, berkurangnya daerah resapan air juga memiliki efek merugikan pada keanekaragaman hayati dan ekosistem alami. Daerah resapan air menyediakan habitat bagi berbagai spesies tanah dan air, termasuk tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Ketika daerah resapan air berkurang, ekosistem yang tergantung padanya mengalami gangguan serius. Spesies-spesies endemik yang bergantung pada daerah resapan air mungkin menghadapi ancaman kepunahan, dan kesenjangan ekologis muncul ketika habitat kritis hilang. Selain itu, kualitas air juga terpengaruh oleh berkurangnya daerah resapan air, karena tanah yang tidak dapat menyerap air dengan baik cenderung membiarkan aliran permukaan membawa polutan dan bahan kimia ke sumber air.
Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan solusi terhadap daerah resapan air akibat perkembangan zaman adalah dengan membuat Peraturan Pemerintah (PP Nomor 6 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 serta Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Hal ini dilakukan agar penggunaan tanah yang dilakukan oleh masyarakat (khususnya untuk permukiman) dapat memperhatikan fungsi kawasan sesuai pada aturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) masing-masing provinsi, daya dukung tanah, serta fungsi tanah sehingga tidak mengganggu keseimbangan lingkungan setempat maupun lingkungan sekitarnya.
Sebagai masyarakat, kita dapat memberikan tanggapan yang efektif terhadap berkurangnya daerah resapan air. Pertama, kita perlu mengadopsi kebiasaan hemat air dalam kehidupan sehari-hari, seperti memperbaiki kebocoran pipa, menggunakan peralatan yang hemat air, dan mematikan keran saat tidak digunakan. Selanjutnya, kita bisa mengelola air hujan dengan mengumpulkannya dan menggunakannya untuk keperluan non-potabel. Selain itu, kita dapat menghijaukan lingkungan dengan menanam pepohonan dan vegetasi yang dapat meningkatkan resapan air. Penting juga untuk berpartisipasi dalam kampanye penghijauan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga daerah resapan air. Dengan tindakan kolektif sebagai masyarakat, kita dapat menjaga ketersediaan air yang berkelanjutan dan melindungi lingkungan kita dari dampak berkurangnya daerah resapan air.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.