Minyak Jelantah: Bukan Hanya Masalah Lingkungan, Tetapi Juga Kesehatan
Edukasi | 2023-05-28 22:15:59Minyak jelantah adalah minyak bekas yang dihasilkan dari memasak makanan yang digoreng. Minyak ini biasanya dibuang begitu saja ke dalam saluran pembuangan atau dijadikan bahan untuk membuat sabun atau lampu. Namun, tahukah Anda bahwa minyak jelantah dapat berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia?
Minyak jelantah yang dibuang ke dalam saluran pembuangan dapat menyebabkan pencemaran air dan lingkungan. Karena minyak ini tidak dapat bercampur dengan air, maka akan membentuk lapisan di atas air dan menghambat proses oksigenasi. Hal ini dapat menyebabkan kematian ikan dan hewan air lainnya.
Selain itu, minyak jelantah yang dibuang ke dalam saluran pembuangan juga dapat menyumbat pipa. Akibatnya, air limbah tidak dapat mengalir dengan baik dan dapat menyebabkan banjir ketika hujan turun.
Minyak jelantah yang digunakan berulang-ulang dalam penggorengan dapat menghasilkan senyawa berbahaya seperti aldehid dan asam lemak trans. Senyawa-senyawa ini dapat memicu berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes.
Selain itu, minyak jelantah yang tidak diolah dengan baik juga dapat menjadi media pertumbuhan bakteri dan jamur. Hal ini dapat menyebabkan keracunan makanan dan infeksi pada kulit.
Untuk mengurangi dampak buruk minyak jelantah pada lingkungan dan kesehatan, kita dapat melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Menggunakan minyak jelantah secara bijak dan tidak berulang-ulang penggunaannya.
2. Mengolah minyak jelantah menjadi bahan bakar alternatif atau bahan baku produk lainnya seperti sabun, lilin, atau lampu.
3. Membuang minyak jelantah pada tempat yang telah disediakan, seperti tempat pengumpulan minyak jelantah di pasar atau restoran.
4. Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, kita dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.