Pemanfaatan Minyak Jelantah sebagai Bahan Dasar Lilin Aromaterapi
Eduaksi | 2025-12-01 09:57:53
Minyak jelantah selama ini dikenal sebagai salah satu limbah rumah tangga yang sering dibuang begitu saja, padahal limbah ini memiliki dampak lingkungan yang cukup serius. Ketika minyak jelantah berakhir di saluran air atau tanah, ia dapat mencemari sumber air, menurunkan kualitas tanah, serta menghambat proses penguraian alami. Berangkat dari permasalahan tersebut, muncul sebuah gagasan untuk memanfaatkannya menjadi produk baru yang bernilai, salah satunya adalah lilin aromaterapi. Proyek ini dikembangkan sebagai bentuk kepedulian lingkungan dan inovasi kreatif oleh saya sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, yang berupaya menunjukkan bahwa limbah sehari-hari pun dapat diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi.
Proses pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah dimulai dari pengumpulan minyak bekas yang masih layak diolah. Lilin aromaterapi berbahan jelantah dibuat melalui proses penyaringan, pemurnian, dan pencampuran dengan bahan tambahan seperti stearin, parafin, pewarna alami, serta minyak esensial. Setelah melalui tahapan tersebut, minyak jelantah yang sebelumnya berbau dan tidak terpakai dapat berubah menjadi lilin wangi yang estetis dan aman digunakan. Kehadiran produk ini menjadi bukti bahwa limbah dapur pun bisa memiliki masa depan yang lebih cerah.
Pembuatan lilin aromaterapi dari minyak jelantah menawarkan berbagai manfaat yang tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi. Dari segi lingkungan, pemanfaatan minyak jelantah merupakan solusi nyata dalam mengurangi limbah rumah tangga yang berpotensi mencemari ekosistem. Dengan mengolah minyak menjadi lilin, jumlah limbah cair yang biasanya berakhir di tanah atau saluran air menjadi berkurang. Selain itu, proses daur ulang ini mengajarkan masyarakat untuk lebih bijak memandang limbah dan memahami bahwa banyak bahan yang dianggap tidak berguna sebenarnya masih memiliki potensi besar jika ditangani dengan cara yang tepat.
Di sisi lain, pembuatan lilin aromaterapi juga membuka peluang usaha berkelanjutan. Dengan modal yang terjangkau dan proses yang relatif mudah dipelajari, lilin aromaterapi dari minyak jelantah dapat dikembangkan menjadi produk rumahan yang memiliki nilai jual tinggi. Masyarakat kini semakin menyukai produk ramah lingkungan, sehingga lilin daur ulang ini memiliki posisi kompetitif di pasar. Selain manfaat ekonominya, lilin aromaterapi memberikan efek terapeutik melalui aroma yang dihasilkan. Keharuman dari minyak esensial dapat menenangkan pikiran, mengurangi stres, memperbaiki suasana hati, serta menciptakan lingkungan yang nyaman di rumah maupun tempat kerja.
Bagi mahasiswa Universitas Airlangga yang mengembangkan proyek ini, inovasi lilin aromaterapi dari minyak jelantah menjadi pembuktian bahwa kepedulian lingkungan, kreativitas ilmiah, dan pengetahuan kimia dasar dapat digabungkan menjadi solusi nyata yang berdampak positif. Proyek ini menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari hal kecil di dapur, dan bahwa setiap orang dapat berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan. Melalui inovasi ini, minyak jelantah bukan lagi dianggap sebagai limbah tak berguna, melainkan sebagai awal dari sebuah proses yang menghasilkan manfaat, relaksasi, dan nilai ekonomi. Sebuah bukti bahwa dari limbah pun dapat lahir berkah yang menerangi banyak aspek kehidupan.
Muhammad Davin Rahmat Dhani, Mahasiswa Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
