Minyak Jelantah: Limbah Berbahaya yang Sering Diabaikan
Iptek | 2025-08-07 12:33:06Minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai yang telah digunakan berulang kali seringkali dibuang begitu saja oleh masyarakat. Padahal minyak jelantah yang dibuang begitu saja tanpa pengolahan terlebih dahulu ternyata sangat berbahaya bagi lingkungan.
Limbah minyak jelantah kerap dibuang ke saluran air, selokan, atau tanah, padahal menurut informasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan bahwa satu liter minyak jelantah dapat mencemari hingga 1.000 liter air tanah.
Ketika masuk ke saluran air, minyak akan membentuk lapisan tipis di permukaan yang menghambat masuknya oksigen ke dalam air, mengganggu kehidupan biota air, dan mempercepat proses pencemaran. Di tanah, minyak bekas ini dapat merusak struktur tanah dan membunuh mikroorganisme penting yang berperan dalam kesuburan.
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum menyadari dampak lingkungan dari perilaku membuang minyak jelantah secara sembarangan. Oleh karena itu, edukasi dan pengelolaan limbah minyak secara terpadu perlu menjadi perhatian bersama demi menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Salah satu solusi praktis yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk mengurangi dampak buruk minyak jelantah terhadap lingkungan adalah dengan mengumpulkan minyak jelantah ke dalam wadah tertutup, seperti botol plastik bekas atau jerigen yang dimiliki. Setelah wadah terisi penuh, minyak jelantah tersebut bisa diserahkan ke tempat pengolahan atau bank minyak jelantah yang kini mulai tersedia di berbagai daerah. Cara ini tidak hanya mencegah pencemaran air dan tanah, tetapi juga membuka peluang daur ulang minyak jelantah menjadi produk yang lebih bermanfaat, seperti biodiesel atau sabun. Dengan langkah kecil ini, setiap rumah tangga bisa berkontribusi besar dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
