Pengalaman D3 Analis Kimia Polban Membuat Sabun Antibakteri dari Minyak Jelantah
Teknologi | 2025-07-17 21:48:28Hai teman-teman! Sebagai mahasiswa D3 Analis Kimia Politeknik Negeri Bandung, ada satu fase yang pasti dialami semua pejuang diploma: Tugas Akhir (TA)! Kali ini, aku mau berbagi cerita seru dan penuh tantangan di balik proses penyusunan TA-ku yang berjudul "Pemanfaatan Minyak Jelantah untuk Pembuatan Sabun Padat Transparan Antibakteri dengan Penambahan Ekstrak Secang".
Bisa dibilang, TA ini adalah puncak dari semua ilmu dan keterampilan yang kami dapatkan selama kuliah. Jujur, awalnya lumayan deg-degan membayangkan proyek sebesar ini. Tapi di situlah letak serunya!
Mengubah Limbah Jadi Berkah: Misi Utama TA Kami
Latar belakang TA kami berangkat dari masalah limbah minyak jelantah yang berdampak negatif bagi lingkungan. Kami melihat potensi besar untuk mengubah limbah ini menjadi sesuatu yang bermanfaat, yaitu sabun padat transparan. Ide ini tidak hanya tentang inovasi produk, tetapi juga kontribusi nyata terhadap lingkungan.
Prosesnya sendiri dimulai dengan penjernihan minyak jelantah. Ini bukan sekadar menyaring biasa, tapi melibatkan penambahan adsorben. Tujuannya untuk mengurangi senyawa hasil degradasi yang bikin minyak bau tengik dan warnanya gelap. Rasanya puas banget ketika melihat minyak jelantah yang tadinya kotor bisa jadi lebih jernih dan layak pakai lagi!
Proses Saponifikasi dan Sentuhan Alam Ekstrak Secang
Setelah minyak jelantah bersih, barulah masuk ke inti pembuatan sabun melalui proses saponifikasi dengan penambahan alkali. Ini adalah reaksi kimia di mana lemak atau minyak bereaksi dengan alkali menghasilkan sabun dan gliserol. Momen ini selalu bikin takjub, bagaimana campuran bahan bisa berubah menjadi sabun padat.
Yang bikin sabun kami istimewa adalah penambahan ekstrak secang. Kenapa secang? Karena tanaman ini secara empiris dikenal punya khasiat sebagai antibakteri. Kami membuat ekstrak secang dan menambahkannya ke dalam formulasi sabun dengan berbagai variasi konsentrasi.
Pengujian Ketat Demi Kualitas dan Keamanan
Bagian yang tak kalah menantang adalah pengujian sabun. Kami tidak bisa asal bikin, tapi harus memastikan sabun yang dihasilkan memenuhi standar kualitas. Berbagai pengujian dilakukan, meliputi:
- Pengujian Organoleptik: Untuk memastikan produk menarik dan nyaman digunakan.
- Pengujian Fisikokimia: Seperti kadar air, pH, dan bahan tak larut dalam etanol, yang semuanya penting untuk stabilitas dan keamanan sabun bagi kulit.
- Pengujian Stabilitas Busa: Untuk memastikan busa yang dihasilkan memadai dan tidak cepat hilang.
- Pengujian Aktivitas Antibakteri: Ini yang paling menarik! Kami menguji kemampuan sabun dalam menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Hasilnya, penambahan ekstrak secang memang memberikan efek antibakteri yang signifikan.
Setiap pengujian membutuhkan ketelitian dan kesabaran ekstra. Ada kalanya hasilnya tidak sesuai harapan dan harus mengulang dari awal. Tapi di situlah kami belajar untuk tidak mudah menyerah dan terus menganalisis setiap variabel.
Pelajaran dari Sebuah Tugas Akhir
Mengerjakan TA ini bukan hanya tentang hasil akhir, tapi juga prosesnya. Kami belajar bagaimana merencanakan penelitian, melakukan eksperimen dengan metode yang benar, menganalisis data, dan menyusun laporan yang komprehensif. Bimbingan dari para dosen pembimbing dan penguji sangat membantu kami melewati setiap tahapan.
Pengalaman TA ini benar-benar mengasah kemampuan teknis dan soft skill kami, mulai dari problem-solving, manajemen waktu, hingga kerja tim. Rasanya bangga bisa menghasilkan produk yang tidak hanya inovatif tetapi juga sesuai standar kualitas. Ini adalah bekal berharga untuk terjun ke dunia industri nanti.
Bagi teman-teman yang sedang atau akan menghadapi Tugas Akhir, semangat terus ya! Nikmati setiap prosesnya, karena di situlah kalian akan tumbuh dan belajar banyak hal baru.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
