Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Marita Belia Putri

Tidak Hanya Menjadi Penjaga Apotek, Inilah 8 Prospek Kerja Lulusan Farmasi yang Menjanjikan !

Pendidikan dan Literasi | 2023-05-27 21:43:09
Gambar 1 : Mahasiswa farmasi di laboratorium (Sumber : rencanamu.id)

Mengutip dari laman resmi Universitas Airlnagga (UNAIR), Farmasi merupakan perpaduan antara ilmu kimia dengan ilmu kesehatan yang berfokus untuk menghasilkan lulusan berkompetensi unggul di bidang pharmaceutical care. Pharmaceutical care itu sendiri meliputi pelayanan yang diberikan oleh seorang farmasis kepada pasien atau klien, dengan mengedepankan kesejahteraan pasien ataupun klien, demi mencapai suatu tujuan yang memuaskan.

Sekolah di jurusan atau sekolah farmasi, tentu sudah tidak asing didengar oleh masyarakat umum. Namun, siapa sangka bahwa pengetahuan masyarakat mengenai prospek kerja seorang lulusan farmasi masih sangat minim. Pasti kalian yang sedang menempuh pendidikan di dunia farmasi, tidak jarang mendengar pandangan orang awam bahwa lulusan farmasi hanya akan menjadi penjaga apotek.

Sebagai seorang mahasiswa farmasi, tentunya saya tergerak dengan statement-statement seperti itu, karena berkuliah disini membuat saya sadar, bahwa ada banyak hal yang dipelajari oleh seorang mahasiswa farmasi. Mulai dari anatomi histologi tubuh manusia, bagaimana cara obat bekerja dalam tubuh, bagaimana efek samping obat dalam tubuh, bagaimana cara menghitung dosis obat, hingga mempelajari anatomi morfologi tumbuhan. Jadi tidak hanya sebatas belajar menjaga apotek yang benar ya guys !

Mengapa sangat banyak hal yang dipelajari oleh mahasiswa farmasi?

Karena seorang farmasis nantinya akan memegang peranan yang sangat besar di masyarakat, terutama tentang peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Seperti contohnya adanya inovasi vaksin merah putih yang merupakan kerjasama antara pemerintah, perguruan tinggi, farmasis, dan lembaga penelitian terkait, dimana PT. Biotis Pharmaceutical memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam pemenuhan sarana dan prasarana tersandar internasional. Jadi ini merupakan contoh nyata bahwa seorang farmasis memegang peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat di era revolusi 5.0 ini. Selain itu, seorang farmasis juga memiliki peran yang sangat penting dalam penjaminan mutu dan kualitas suatu obat, produksi dan distribusi obat, serta keefektifan terapi yang diberikan kepada pasien.

Farmasis memiliki kemampuan untuk menganalisa, memprediksi, hingga mencegah interaksi obat yang tidak diharapkan. Karena tidak menutup kemungkinan, seorang pasien mengonsumsi lebih dari satu obat, dimana sangat besar kemungkinan untuk bisa menimbulkan suatu efek baik itu positif atau negatif, Disini farmasis memiliki peran yang sangat besar untuk menjaga terapi yang dijalankan oleh pasien tetap dalam kondisi aman, efektif dan efisien, disamping peran dokter yang menentukan diagnosis pasien.

Dari sini, bagaimana apakah pandangan kalian mengenai dunia farmasi sudah mulai terbuka?

Melihat pentingnya peran seorang farmasis, tentunya ada banyak prospek kerja lulusan farmasi yang menjanjikan. Scroll ke bawah, siapa tahu ada yang sesuai dengan passion kamu !

1. Asisten Tenaga Kefarmasian

Asisten Tenaga Kefarmasian atau yang biasa disebut dengan Asisten Tenaga Kesehatan bisa diraih oleh kalian yang lulusan D3 Farmasi bahkan SMK Farmasi. Seorang Asisten Tenaga Kefarmasian tidak perlu memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) dan Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian (SIPTTK). Seorang asisten tenaga kefarmasian nantinya akan mendapat pengawasan, pemeriksaan, dan bimbingan dari seorang tenaga teknis kefarmasian dan apoteker.

2. Tenaga Teknis Kefarmasian

Berbeda dengan Asisten Tenaga Kefarmasian, Tenaga Teknis Kefarmasian wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) dan Surat Izin Praktik Tenaga Teknis Kefarmasian (SIPTTK). Bahkan Tenaga Teknis Kefarmasian juga melakukan sumpah, bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah mengambil sumpah memiliki ijazah dan STRTTK sebagai bukti dan ijin praktik bisa bekerja sesuai standar yang berlaku di bawah apoteker.

3. Bidang Farmasi Klinis

Farmasis yang bekerja di bidang Farmasi Klinis, atau yang biasa disebut dengan apoteker rumah sakit sebenarnya juga tidak hanya bekerja di rumah sakit loh guys! Seorang farmasis yang memilih bekerja di bidang farmasi klinis, memiliki kesempatan untuk bisa membuka praktek apoteker sendiri loh! Jadi kita berkesempatan untuk membuat apotek sesuai keinginan kita, desain yang kita mau, dan dengan sistem yang kita impikan, namun yang terpenting tetap sesuai ketentuan yang berlaku yah

Selain melayani resep obat oleh dokter, di rumah sakit apoteker juga memegang peranan sebagai pengawas obat-obatan mulai dari distribusi dan pengawasan stabilitas penyimpanan obat. Bahkan seorang apoteker rumah sakit juga berperan dalam kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain demi mencapai tujuan terapi terbaik bagi pasien.

Apoteker rumah sakit ini merupakan mahasiswa farmasi yang telah lulus di pendidikan profesi, lulus Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) dan telah melakukan sumpah apoteker yahh. Jadi kalian yang ingin jadi bagian apoteker rumah sakit, yuk semangat belajarnya ditingkatkan lagi.

4. Bidang Farmasi Industri Produksi Obat-Obatan dan Kosmetika

Sama halnya dengan bidang farmasi klinis atau apoteker rumah sakit, farmasis yang bekerja di bidang industri obat-obatan juga merupakan apoteker yang telah lulus Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) dan sumpah apoteker. Hanya saja, pada bidang industri, farmasis lebih difokuskan pada pembuatan obat-obatannya atau yang biasa kita sebut manufacturing obat.

Apoteker di bidang industri memiliki beberapa bagian, di antaranya adalah kepala produksi, kepala pemastian mutu, kepala pengawasan mutu, bagian riset and development. Sebagian besar farmasis yang bekerja di bidang farmasi industri mengisi bagian research and development (R&D) yang bertanggungjawab menentukan formula, teknik, pembuatan, bahan baku utama, dan memastikan produk yang dihasilkan aman dan sesuai dengan starndar

Gaji yang diterima oleh farmasis di bidang industri ini bisa mencapai puluhan juta rupiah loh!

5. Bidang Farmasi komunitas

Berbeda halnya dengan bidang farmasi industri, bidang farmasi komunitas lebih memfokuskan pada pelayanan kefarmasian atau pharmaceutical care. Jika farmasi klinis lebih berfokus pada peresepan obat pasien, farmasi industri berfokus pada pembuatan obat-obatan dan manufacturing obat, maka farmasi komunitas lebih menitikberatkan atau memfokuskan pada pelayanan terhadap pasien, seperti konseling dan lain sebagainya.

Di lapangan, prospek kerja bidang farmasi komunitas mirip dengan farmasi klinis, yaitu di bidang kesehatan yang membutuhkan layanan farmasi, seperti rumah sakit, puskesmas, dan apotek.

Bidang farmasi komunitas ini cocok buat kamu yang suka berinteraksi dengan orang lain lohh

6. Lembaga Pemerintah

Ternyata seorang farmasis juga bisa bekerja di Lembaga pemerintahan loh!

Lulusan farmasi bisa bekerja di lembaga pemerintahan seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) disana mereka bekerja merumuskan peraturan-peraturan dan melakukan pengawasan terhadap berbagai macam obat, maknan, hingga kosmetik yang akan diedarkan ke masyarakat.

Selain itu, lulusan farmasis juga bisa bekerja di Lembaga pemeirntahan seperti Badan Penyelenggara Jaminan Sehat (BPJS).

Gaji yang diterima oleh farmasis di Lembaga pemrintahan ini juga bisa mencapai puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah per tahunnya loh !

7. Dosen

Jika kamu adalah lulusan farmasi yang memiliki minat tinggi di bidang Pendidikan, mungkin kamu bisa terjun untuk mendalami Pendidikan di perguruan tinggi alias menjadi dosen. Untuk bisa menjadi dosen, setelah lulus Pendidikan profesi apoteker, lulus Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI), dan sumpah apoteker, kamu harus melanjutkan Pendidikan minimal ke jenjang S2 di farmasi. Selain itu, tidak hanya menjadi dosen, disini kamu juga bisa menjadi seorang ahli farmasi.

Menjadi seorang dosen, tidak hanya sebagai wujud pengabdian mu atas Pendidikan yang telah kamu lakukan, tetapi juga sebagai upaya kamu untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di Indonesia loh, terutama di dunia farmasi yang belum banyak orang ketahui perannya.

8. Guru Besar

Guru besar atau yang biasa kita kenal dengan profesor, memiliki tantangan yang cukup besar dengan kurun waktu yang cukup lama loh untuk didapat. Namun harusnya hal ini tidak menyurutkan semangat kamu untuk merain gelar ini yah guys, melainkan bisa kamu jadikan motivasi untuk lebih semangat lagi nih

Untuk bisa menjadi seorang profesor, kamu harus lulus Pendidikan S3 atau memiliki ijazah Doktor yah, lalu mengajukan gelar profesor paling singkat 3 tahun setelah memperoleh ijazah Doktor S3. Selain itu, kamu juga harus mekiliki karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal internasional yang bereputasi dan memiliki pengalaman kerja sebagai dosen paling singkat selama 10 tahun.

Jadi sebelum menjadi seorang profesor, kamu harus menjadi dosen di suatu perguruan tinggi terlebih dahulu yah guys. Karena memang gelar ini diperoleh dengan sangat sulit, seorang professor bisa menerima gaji puluhan juta rupiah per bulannya loh guys !

Nahh, itu tadi adalah 8 prospek kerja lulusan farmasi yang menjanjikan. Jadi gimana? Harusnya udah ga bingung lagi dong ya mengenai pekerjaan seorang farmasis, sepakat kann kalo lulusan farmasi tidak hanya sebagai penjaga apotek hehe.

Semoga ini bisa sedikit membuka pandangan kalian mengenai lulusan farmasi dan seorang farmasis yah. Intinya, apapun pekerjaannya, cintailah itu, dan tidak ada yang lebih baik dari yang kamu miliki saat ini.

Tetaplah berkembang, tetaplah bertumbuh, dan semangat berjuang!

Marita Belia Putri, mahasiswa Farmasi UNAIR

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image