Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nimaswati Fatmawidya W

Degradasi Moral : Benarkah Ancaman Bagi Anak Usia Dini?

Agama | Friday, 26 May 2023, 15:48 WIB
sumber : viva.com/ Maya Sofia

Arus globalisasi terus menggerogoti bangsa ini. Parahnya kita seakan tidak sadar, dan terus mengikuti arusnya. Kita terus menuntut kemajuan tanpa memandang (lagi) aspek kesantunan negeri ini. Ketidakseimbangan inilah yang pada akhirnya membuat moral semakin jatuh dan rusak.

Degradasi sering diartikan sebagai penurunan suatu kualitas. Dari masa ke masa anak-anak terus mengalami penurunan kualitas atau degradasi. Dalam segala aspek moral, mulai dari cara berpakaian, tutur kata dan lain-lain. Degradasi moral ini seakan luput dari pengamatan dan dibiarkan terus berkembang. Degradasi moral sudah tak dihiraukan lagi. Masih mending jika yang mengalami degradasi adalah mereka yang sudah dewasa. Sebab setidaknya usia produktif mereka akan segera habis. Namun bila anak-anak yang mengalami degradasi bagaimana nanti saat dia dewasa. Takutnya malah semakin menjadi. Lalu bagaimana jalan negeri ini jika dipimpin oleh mereka yang kurang bermoral.

Peranan orang tua sangat penting dalam pertumbuhan seorang anak. Karena sejatinya orang tua lah yang berkewajiban untuk menuntun anak-anaknya agar sang anak tidak sampai pada pergaulan yang salah. Saat ini tidak sedikit orang tua, bahkan seorang ibu yang lebih memilih bekerja dibanding mengurus anak secara full 24 jam, yang mana orang tua tidak dapat memantau langsung bagaimana lingkungan bermain sang anak yang bisa saja hal ini membawa dampak buruk. Menurut hasil penelitian di bidang neurologi seperti yang dilakukan oleh Dr. Benyamin S. Bloom, seorang ahli pendidikan dari universitas Chicago, Amerika Serikat, mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4 tahun mencapai 50% (Cropley,1994). Artinya bila pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka segala tumbuh kembang anak baik fisik maupun mental tidak akan berkembang secara optimal

Di zaman yang serba modern ini, anak-anak seakan lupa terhadap kewajibannya sebagai penerus bangsa, kewajiban sebagai seorang siswa untuk belajar, patuh terhadap guru terlebih lagi kepada kedua orang tua. Masih banyak sekali ditemukan di lingkungan sekitar saya bahkan, anak generasi sekarang yang memiliki tutur kata yang kurang sopan terhadap orang yang lebih tua. Seperti memanggil nama orang tua, memanggil hanya dengan sebutan nama tanpa embel-embel mbak atau mas, berkata kotor dan cenderung kasar, lalu bertingkah tidak sopan seperti menendang dan mengacuhkan. Itu banyak terjadi pada anak kecil usia 5 hingga 10 tahun. Sangat disayangkan bukan, anak seusia itu sudah mengalami degradasi moral.

Fenomena ini menunjukkan bahwa adanya degradasi moral yang terjadi di negara kita sendiri. Anak-anak saat inilah yang nantinya menjadi generasi penerus bangsa, oleh karena itu penting bagi kita untuk meningkatkan kualitas anak-anak di Indonesia menjadi lebih baik. Anak-anak adalah harapan bangsa, di pundak merekalah masa depan bangsa dipertaruhkan. Jika Anak-anaknya hancur, maka hancurlah bangsa tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image