Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ahmad adani thirafi yusuf

Solusi Karies Gigi: Sikat Gigi

Edukasi | 2023-05-26 00:16:58

Karies gigi atau biasa yang disebut gigi berlubang merupakan penyakit pada jaringan gigi yang diawali dengan terjadinya kerusakan jaringan yang diawali dengan terjadinya kerusakan jaringan yang dimulai dari permukaan gigi (Pit, Fissure, dan daerah interproximal), kemudian meluas ke arah pulpa. Karies gigi sering terjadi pada usia anak-anak maupun dewasa karena kurangnya menjaga Kesehatan ataupun kebersihan gigi. Karies sendiri sering menyerang anak-anak terutama pada usia 6 hingga 9 tahun.

Karies gigi biasanya ditandai dengan adanya bercak berwarna putih, garis atau titik kehitaman, dan plak bisa berwarna hitam atau coklat seperti karang gigi. Karies gigi juga tidak selalu disertai dengan rasa nyeri apapun akan tetapi jika karies gigi tidak dirawat dengan baik atau dibiarkan lama kelamaan akan menjadi gigi berlubang yang dimana akan menyebabkan infeksi dan menimbulkan rasa nyeri pada gigi. Karies gigi terjadi karena bakteri pada gigi menumpuk dan menimbulkan pembentukan plak, sehingga menyebabkan hilangnya komposisi mineral atau bisa disebut demineralisasi.

Faktor yang dapat menimbulkan karies gigi adalah mulut kering, pada kondisi ini produksi air liur didalam mulut menjadi berkurang, sedangkan air liur juga berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang kita makan. Selain itu sering mengkonsumsi makan yang manis juga dapat menyebabkan gigi menjadi karies karena bakteri akan mendapat energi dari makanan manis yang masuk kedalam mulut. Apabila makanan manis ini sering dikonsumsi, bakteri akan memiliki lebih banyak menghasilkan energi untuk menghasilkan asam. Selain itu gula yang menempel pada gigi akan mempermudah juga untuk pembentukan plak dari bakteri. Faktor lainnya juga bisa disebabkan oleh penyakit GERD, kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan gigi, dan faktor usia.

Gejala karies gigi tidak selalu sama pada setiap orang, tergantung dengan tingkat keparahan, namun gejala umum karies gigi adalah mengalami bau mulut, nyeri pada gigi secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas, muncul lubang pada gigi, gigi menjadi lebih sensitif, dan gigi akan nyeri saat mengkonsumsi makan yang manis, panas, dan dingin. Gejala karies gigi ini juga bisa dicegah dengan cara membersihkan gigi dengan cara menggosok gigi dua kali sehari, menggosok gigi juga harus memakai sikat yang pas dengan gigi atau rongga mulut agar tidak beresiko melukai gusi. Menggosok gigi juga tidak boleh dilakukan dengan berlebihan karena akan merusak bagian enamel pada gigi.

Tata cara menggosok gigi yang pertama genggam sikat gigi dan letakkan pasta gigi diatas sikat gigi kedua gosoklah gigi bagian luar dengan gerakan melingkar setelah itu menggosok gigi bagian dalam dengan cara melingkar juga tahap selanjutnya berkumurlah secukupnya dengan air bersih untuk membersihkan gigi lalu gigi kembali bersih bebas dari bakteri, dari menggosok gigi juga memiliki banyak manfaat diantaranya mencegah gigi berlubang dan mencegah bau mulut.

Selain menggosok gigi mencegah gejala karies gigi juga bisa dilakukan dengan cara berkumur dengan obat kumur yang mengandung fluoride atau mengandung garam, melakukan perawatan gigi dengan antibakteri, mengandung pasta gigi yang mengandung fluoride, dan melakukan pemeriksaan rutin setidaknya 6 bulan sekali.

Perawatan terakhir yang bisa dilakukan pada karies gigi yaitu dengan prosedur tambal gigi ke dokter gigi. Prosedur ini biasanya diterapkan pada kondisi karies yang belum terlalu parah dengan tujuan tambal gigi yaitu menutup karies agar tidak semakin menyebar kebagian gigi lainnya. Jika kondisi karies sudah merasakan nyeri yang berlebih atau sudah cukup parah, biasanya dokter akan mengambil tindakan untuk mencabut gigi pasien. Tindakan ini merupakan solusi terakhir untuk perawatan karies apabila pengobatan lainnya tidak efektif. Setelah itu dokter juga akan memberikan obat anti bakteri untuk mencegah infeksi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image