Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dian Auritya Kirnanda

Pakan Fungsional dan Nutrasetikal, Akankah Bermanfaat Lebih dalam Kesehatan?

Gaya Hidup | Thursday, 25 May 2023, 21:55 WIB

Saat ini kita tahu bahwa pangan fungsional hewani cukup populer di kalangan masyarakat, contohnya seperti yogurt, telur ayam omega 3, dan masih banyak lagi. Pakan fungsional yang populer saat ini memang cukup bernutrisi dan lezat, dan tidak ada yang salah dari hal itu, namun lifestyle dari masyarakat modern saat ini telah berubah, kita memerlukan lebih dari sekedar makanan yang lezat dan bernutrisi. Seperti yang kita tahu bahwa peran dari makanan itu sendiri secara umum adalah sebagai suplai nutrisi, memperbaiki kesehatan, dan untuk memuaskan indra pengecap kita. Pangan fungsional memiliki manfaat lebih untuk kesehatan, dan sudah seharusnya bagi kita untuk menjadikan makanan sehat sebagai obat bagi diri kita alih-alih mengonsumsi obat yang beresiko menimbulkan ketergantungan dan harus memerlukan dosis yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan yang spesifik. Sementara konsep dari makanan fungsional adalah, kita dapat mengambil manfaat dari pangan tersebut apabila kita mengonsumsinya dalam jumlah yang tepat, tidak kurang dan tidak lebih. Selain itu, pangan fungsional dikembangkan bukan untuk mengobati masalah kesehatan tertentu, namun untuk meningkatkan kualitas hidup.

Nutraceutical berasal dari kata nutrition dan pharmaceutical, yang maknanya sendiri merupakan makanan atau bagian dalam makanan yang memberikan manfaat medis dan kesehatan, termasuk pencegahan dan perawatan dari sebuah penyakit. FGD Asosiasi Profesi P3FNI (Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia) menyepakati definisi nutrasetikal yaitu komponen pangan yang aman dikonsumsi dengan manfaat kesehatan yang relevan di luar fungsi dasar zat gizi normal yang dibuktikan dengan kajian ilmiah, dengan jumlah yang melebihi kandungan normal pada pangan untuk mewujudkan kemanfaatannya, dan disajikan dalam matriks non-pangan. Sedangkan untuk definisi pangan fungsional menurut FGD Asosiasi Profesi P3FNI yaitu pangan (segar/olahan) yang mengandung komponen yang bermanfaat untuk meningkatkan fungsi fisiologis tertentu, dan/atau mengurangi risiko sakit yang dibuktikan berdasarkan kajian ilmiah, harus menunjukkan manfaatnya dengan jumlah yang biasa dikonsumsi sebagai bahan dari pola makan sehari-hari. Pangan fungsional ini menjadi sangat menarik karena posisinya yang berada di tengah, di antara makanan dan obat. Selain itu pangan fungsional juga memberi keduanya, antara kesehatan dan kebugaran. Tidak hanya fisik namun juga mental, tidak hanya badan tetapi juga pikiran, dan tidak hanya fisiologi tetapi juga psikologi. Pangan fungsional tidak hanya sebuah produk, tetapi merupakan sebuah konsep yang komprehensif.

Dalam masyarakat perlu adanya edukasi untuk lebih bijak dalam memilih makanan sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan, kebanyakan masyarakat modern saat ini lebih mementingkan rasa daripada kandungan dalam suatu makanan. Berdasarkan survei, konsumen akan bersedia mengonsumsi pangan fungsional apabila rasanya enak dan cenderung menolak pangan fungsional yang rasanya lebih buruk daripada pangan konvensional. Hal tersebut memang tidak ada salahnya, mengingat fungsi pangan sendiri salah satunya juga untuk memuaskan indra pengecap, namun kita tidak boleh lengah dan terbuai dengan kelezatan makanan tanpa memperhatikan kandungan di dalamnya. Secara umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan makanan adalah dengan memperhatikan jumlah konsumsi, cara mengonsumsi, spesifikasi produk, dan pemahaman label. Sedangkan hal yang lebih spesifik dalam memilih makanan yang perlu disesuaikan dengan diri masing-masing adalah umur, aktifitas, kondisi genetik, dan kondisi kesehatan. Dengan memahami jumlah, cara konsumsi, spesifikasi dan pelabelan produk, kemudian menyesuaikannya dengan kebutuhan konsumsi harian tubuh maka kita dapat memilih produk pangan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Untuk menentukan pakan fungsional akan bermanfaat lebih atau tidak, kita lah yang bisa menentukan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image