Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gladys Valerina Warouw

Generasi Klik: Apakah Iya Kita Benar-benar Butuh Barang yang Kita Beli Online?

Edukasi | 2025-01-05 22:36:06
Sumber foto: Cottonbro Studio/Pexels

“Generasi klik” adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan ketergantungan manusia dengan teknologi digital. Perkembangan teknologi digital dan internet sangat berkembang pesat dan cenderung mengubah cara kita dalam berbelanja secara signifikan. Sebelumnya kita harus mengeluarkan tenaga dan niat pergi keluar rumah untuk berbelanja. Namun, sekarang orang-orang dipermudah dengan adanya E-commerce yang dapat membuat segala sesuatunya jauh lebih praktis. Dengan ‘klik’ di melalui gadget kita sudah bisa mendapatkan barang yang kita inginkan tanpa usaha yang lebih untuk keluar rumah.

E-commerce sebagai bentuk dari perdagangan elektronik, telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Perilaku konsumen dalam berbelanja online pun mengalami perubahan yang cukup drastis. Kemudahan-kemudahan yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi itu juga pastinya mengubah cara dan kebiasaan kita dalam berbelanja. Dibalik semuanya itu, apakah kita benar-benar membutuhkan semua barang yang kita beli secara online?

Belanja online sangat memicu pertumbuhan perilaku konsumerisme dalam masyarakat cukup signifikan. Kita juga mungkin sering membeli barang yang bukan kebutuhan sehari-hari melainkan hanya keinginan semata. Berkembangnya media sosial membuat kita dapat melihat barang milik orang lain dengan sangat mudah, sehingga cenderung muncul rasa untuk ingin membeli barang yang sama, meskipun tidak dibutuhkan. Hal tersebut biasa disebut ‘FOMO’ Fear of Missing Out pada masa kini.

E-commerce mempunyai kemudahan yang dapat menarik penggunanya untuk terus-menerus melakukan transaksi belanja online. Fitur-fitur seperti produk rekomendasi, diskon, promo tanggal kembar, serta voucher gratis ongkos kirim (ongkir) menambah daya tarik yang dapat menggoda kita untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Berbelanja online yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif, seperti:

  • Ketergantungan terhadap barang/material dan selalu merasa tidak akan puas akan sesuatu.
  • Berbelanja secara impulsif dengan tidak memikirkan matang-matang juga dapat menyebabkan penyesalan di akhir, sehingga pada akhirnya produk yang kita beli hanya menjadi sampah.

Maka dari itu, sebagai pengguna E-commerce sudah sebaiknya kita belajar untuk berbelanja dengan bijak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan:

  • Membuat daftar kebutuhan, apa yang benar-benar kita butuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  • Jika ragu, lebih baik jangan langsung membeli produk tersebut agar tidak menyesal dan pastikan bahwa produk yang dibeli benar-benar terpakai.
  • Jangan mudah tergoda dengan harga-harga yang murah, perhatikan terlebih dahulu kualitasnya agar produk lebih tahan lama.

Belanja online memang sangat memberikan kita kemudahan dalam berbelanja. Namun, kita harus lebih bijak dalam memanfaatkan penggunaan E-commerce. Dengan kebiasaan berbelanja yang sehat kita dapat menghindari konsumerisme dan belajar untuk mengelola keuangan serta mengontrol diri dengan baik. Ingat bahwa tidak semua yang kita lihat harus kita miliki.

Sumber: https://journal.upp.ac.id/index.php/binawira/article/download/1940/1158/4954

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image