Bersama Wujudkan Kesehatan Masyarakat
Edukasi | 2025-01-07 04:52:31Kesehatan bukan hanya soal bebas dari penyakit, melainkan juga tentang kesejahteraan fisik, mental, dan sosial. Itulah yang ditekankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di era modern ini, menjaga kesehatan masyarakat menjadi semakin penting, terutama setelah pandemi global yang baru-baru ini mengguncang dunia. Namun, bagaimana sebenarnya kita menjaga kesehatan masyarakat dan siapa saja yang terlibat dalam upaya ini?
Charles Winslow, salah satu tokoh kesehatan masyarakat, mendefinisikan kesehatan masyarakat sebagai “ilmu dan seni untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan melalui pengorganisasian masyarakat”. Hal ini berarti, kesehatan masyarakat tidak bisa diselesaikan oleh individu atau kelompok tertentu saja, tetapi memerlukan kerja sama berbagai pihak. Kesehatan masyarakat adalah upaya bersama yang melibatkan pemerintah, sektor kesehatan, komunitas, dan setiap individu dalam masyarakat. Namun, dalam praktiknya seringkali kolaborasi lintas sektor ini terhambat oleh birokrasi yang lamban dan minim koordinasi di lapangan.
Kolaborasi dalam Kesehatan Masyarakat
Salah satu elemen penting dalam sistem kesehatan masyarakat Indonesia adalah Dinas Kesehatan. Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, Dinas Kesehatan bertanggung jawab dalam menerapkan kebijakan kesehatan, mengawasi program kesehatan, dan bekerja sama dengan Puskesmas dalam memberikan layanan kesehatan primer. Di sinilah pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan pengawasan menjadi sangat penting. Misalnya, dalam program vaksinasi, peran Dinas Kesehatan sangat krusial dalam memastikan seluruh masyarakat mendapat akses vaksin yang memadai.
Peran Lulusan Kesehatan Masyarakat
Lulusan program studi kesehatan masyarakat memiliki peran yang signifikan dalam sistem ini. Mereka tidak hanya bekerja di bidang layanan kesehatan, tetapi juga terlibat dalam penyusunan kebijakan dan program-program kesehatan yang berfokus pada pencegahan. Dari peningkatan cakupan imunisasi hingga kampanye hidup sehat, mereka terlibat dalam banyak aspek untuk mencapai masyarakat yang lebih sehat.
Tantangan di Lapangan : Ketidakseimbangan dalam Kolaborasi
Pada kenyataannya, banyak lulusan kesehatan masyarakat yang memiliki potensi menjadi agen perubahan, tetapi mereka terbentur oleh berbagai tantangan struktural dan budaya. Lulusan kesehatan masyarakat seringkali berada dalam posisi yang sulit saat akan menerapkan kebijakan kesehatan yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan. Sebagai contoh, lulusan kesehatan masyarakat sebenarnya memiliki kemampuan untuk melakukan analisis berbasis data, tapi data tersebut seringkali tidak dimanfaatkan secara optimal dalam kebijakan yang diterapkan. Masalah utamanya adalah kurangnya pemahaman terhadap pentingnya pendekatan berbasis data oleh pembuat kebijakan.
COVID-19: Pelajaran dari Krisis Kesehatan Global
Pandemi COVID-19 dapat menjadi momen untuk kita belajar tentang pentingnya kolaborasi yang lebih kuah. Namun, realitanya, masih banyak tantangan yang belum teratasi. Beberapa kebijakan COVID-19 di Indonesia terlihat kurang terkoordinasi dengan baik di awal pandemi. Adanya penundaan distribusi vaksin, perbedaan pendekatan antara pemerintah pusat dan daerah, serta miskomunikasi antarlembaga menjadi contoh nyata perlunya perbaikan dalam kolaborasi antarpihak.
Tetapi, tak dapat dipungkiri juga bahwa pandemi ini berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan preventif dan promotif. Program vaksinasi yang melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan tenaga kesehatan, menunjukkan bahwa ketika kolaborasi berjalan dengan baik, hasilnya bisa positif. Tetapi, ini baru langkah awal. Kita membutuhkan kolaborasi yang lebih kuat dan terencana untuk menghadapi tantangan kesehatan yang lebih besar di masa yang akan datang.
Menuju Kolaborasi yang Lebih Efektif
Pada akhirnya, kolaborasi yang efektif adalah kunci untuk mencapai masyarakat yang sehat. Kita harus berani mengevaluasi mekanisme yang ada dan memperkuat sinergi antar sektor. Pandemi COVID-19 telah memberikan kita pelajaran penting bahwa tanpa kolaborasi, kita akan selalu tertinggal. Tetapi, dengan kolaborasi yang nyata, kita dapat mencapai tujuan bersama yaitu membangun masyarakat yang lebih sehat, baik secara fisik, mental, maupun sosial.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.