Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amanda Salsabila

Emfisema pada Thorax : Kenali Bahayanya

Edukasi | Thursday, 25 May 2023, 10:43 WIB

Para ahli mengatakan bahwa emfisema adalah penyakit kronis yang ditandai dengan keadaan paru-paru yang irreversibel di mana ruang udara di alveolus menjadi membesar sebagai akibat kerusakan dan hilangnya dinding elastisitas alveolus. Emfisema termasuk salah satu jenis Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Banyak faktor yang menjadi penyebab seseorang menderita emfisema, seperti merokok, keturunan genetik, infeksi pernapasan, usia, jenis kelamin, dan polusi udara. Polusi udara didapatkan dari merokok, paparan debu, sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2) dan gas beracun lainnya.

Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019), persentase penduduk Indonesia yang merokok meningkat dari 32,8% pada tahun 2016 menjadi 33,8% pada tahun 2018. Sedangkan menurut statistik RISKESDAS (2018), Indonesia memiliki prevalensi perokok laki-laki tertinggi di dunia, 62% di antaranya perokok berusia di atas 15 tahun dan prevalensi perokok sebesar 28,8% secara keseluruhan. Survei Tembakau Dewasa Global (GATS, 2021) menemukan bahwa dari 60,3 juta perokok pada tahun 2011 menjadi 69,1 juta pada tahun 2021, telah terjadi peningkatan jumlah perokok dewasa sebesar 8,8 juta. Dengan asumsi survei sedang dilakukan, akan ada 70 juta pedagang di Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2021, terhitung 34,5% dari seluruh penduduk.

Awal gejala emfisema ditandai dengan mengalami sesak napas saat melakukan aktivitas fisik, mengalami batuk yang berkepanjangan yang disertai dengan dahak, dan mengalami sesak atau nyeri di dada.

Foto konvensional thoraks proyeksi PA Emfisema (Marvellini, 2021)

Identifikasi penyakit emfisema dapat dilakukan dengan pemeriksaan thorax. Menurut Lampignano & Kendrick (2018), prosedur pemeriksaan radiografi thorax menggunakan proyeksi Postero Anterior (PA) dan lateral. Pemeriksaan Postero Anterior (PA) thorax dapat berguna untuk menampilkan jantung tubular, kubah diafragma, hiperinflasi, dan bula emfisematosa, proyeksi Antero Posterior (AP) berperan memperlihatkan emfisema subkutan, proyeksi lateral berperan sebagai pelengkap proyeksi AP/PA.

Hasil pemeriksaan thorax dengan gejala emfisema tentunya terdapat perbedaan dengan foto thorax pada kondisi normal. Hasil rontgen thorax pada pasien yang normal akan memperlihatkan paru paru dalam bentuk simetris dan ukuran yang terlihat normal serta dapat melihat struktur vaskular paru dengan baik, dapat melihat garis spinal column, diafragma, aorta, dan juga batas jantung. Sedangkan hasil pemeriksaan thorax dengan gejala emfisema memperlihatkan gambaran “barrel chest”, penekanan diafragma sehingga diafragma mendatar, bayangan jantung menjadi lebih kecil dan vertikal, diameter ruangan retrosternal tampak membesar, dilatasi dari arteri pulmonari sentral, peningkatan corakan bronkovaskuler terutama bila disertai dengan keadaan bronkitis kronik.

Kelompok 9

Prodi D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan, Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image