Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image siti suryani

Kesenjangan Ekonomi dalam Harga Tiket Konser

Agama | Wednesday, 24 May 2023, 13:32 WIB

Kesenjangan Ekonomi Dalam Harga Tiket Konser

Pagelaran konser band luar negeri rencananya akan kembali diadakan, setelah beberapa waktu lalu berhasil.menggelar konser Blackpink. Kabar akan adanya konser band luar negeri Coldplay seolah jadi perbincangan hangat di semua kalangan. Bahkan para pemburu tiket konser tersebut berlomba mendapatkan dengan berbagai macam cara bahkan rela mengorbankan waktu dan harta demi menonton band pujaannya tersebut.

Seperti yang dilansir Kompas.com, bahwa masyarakat Indonesia antusias terhadap konser Coldplay di Jakarta pada tanggal 15 November 2023 ini bukan tanpa alasan. Konser tersebut akan dilaksanakan pada hari kerja, Rabu. Band yang terbentuk tahun 1996 ini sering dijuluki sebagai "The Most Successful Band of the 21st Century". Coldplay juga memiliki 22 juta pengikut di media sosial Instagram.

Coldplay yang mencantumkan tanggal resmi tur di Indonesia kebanjiran komentar warga Indonesia. Tiket konser Coldplay ini dibanderol dengan rentang harga mulai dari Rp 800.000 sampai Rp 11 juta.

Dengan adanya Konser Coldplay dapat dimaknai sebagai sebagai sebuah kepercayaan internasional terhadap Indonesia setelah berhasil menggelar konser Blackpink beberapa waktu lalu. Konser ini juga akan menggerakan ekonomi Indonesia, salah satunya dengan pergerakan wisatawan dalam negeri. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berkeyakinan akan meningkatkan jumlah wisatawan.

Melihat antusiasme masyarakat yang begitu gegap gempita menyambut konser ini, terlebih dengan harga tiket yang begitu fantastis yaitu berkisar antara 800.000 hingga 11 juta, ditengah himpitan ekonomi dan kesenjangan kesejahteraan serta permasalahan negeri lainnya yang tak kunjung usai. Hal ini tentu mengundang tanya, apakah dengan adanya konser tersebut mampu menyelesaikan problematika negeri hingga para pemangku kekuasaan turut mempromosikannya, bukankah justru semakin menampakan kesenjangan ekonomi yang sangat tajam di masyarakat

Masyarakat seolah haus akan hiburan berlomba berjibaku untuk mendapat tiket konser tersebut, meski harus melalui pengorbanan yang mereka lakukan. Bagi sebagian orang mungkin harga tiket bisa dengan mudah dibeli, namun bagi sebagian masyarakat lainnya hal ini akan begitu sangat berat. Namun demi menonton band pujaannya dan gaya hidup hedon mereka rela melakukan apapun.

Dalam sistem kapitalis saat ini segala peluang yang akan mendapat keuntungan akan dilakukan, begitu juga penyelenggara konser akan berusaha agar bisa terlaksana dengan melakukan berbagai promosi demi menarik minat penonton. Penyelenggara dan pemberi izin seolah tidak lagi memiliki empati ditengah berbagai problem yang tengah dihadapi masyarakat, kecuali keuntungan semata.

Kesenjangan ekonomi begitu nampak nyata dalam sistem kapitalis saat ini, bagaimana harga tiket mampu mereka beli hanya sekedar untuk mendapat kesenangan dan hiburan. Disisi lain masyarakat menengah kebawah jangankan untuk memikirkan hiburan, untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan, pendidikan atau kesehatan begitu sangat sulit didapatkan, juga tingkat pengangguran yang kian bertambah menjadi realita yang ada saat ini.

Pemenuhan Kebutuhan Dalam Islam

Islam sebagai agama sempurna, mengatur seluruh aspek kehidupan memiliki aturan dalam ibadah, muamalah juga terhadap diri sendiri. Islam juga tidak melarang saat seseorang menginginkan hiburan atau kesenangan dalam menjalani kehidupan. Namun demikian Islam pun memiliki aturan yang harus senantiasa diperhatikan agar tidak menjadikan kaum muslim lalai bahkan terhanyut dalam kesenangan dunia yang melenakan.

Karena itu seorang muslim harus sadar bahwa keberadaannya di dunia tidak lain hanyalah untuk beribadah kepada sang khalik.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada Ku."

(QS Az Zariyat 56)

Maka dalam menjalani kehidupan dunia seorang muslim tidak bisa bebas melakukan aktivitas apapun kecuali harus senantiasa mengikatkan dirinya kepada aturan atau syariat yang sudah Alloh tentukan.

Muslim yang cerdas adalah mampu memilih amalan yang harus diutamakan, perbuatan atau pekerjaan mana yang selayak kita prioritaskan dalam menjalani kehidupan agar mendapat ridho dari Alloh SWT, karena sukses bagi seorang muslin adalah mendapatkan ridho Alloh. Dalam melakukan perbuatan skala prioritas senantiasa harus kita perhitungkan, maka pentingnya mengetahui hukum dari perbuatan menurut pandangan Islam, apakah termasuk kedalam perkara wajib, sunah, mubah, makruh atau haram.

Pentingnya memahami skala prioritas sesuai apa yang sudah Alloh tentukan berdasarkan hukum yang terkandung didalamnya, akan menghindarkan manusia dari perbuatan yang unfaedah bahkan perbuatan yang akan mendatangkan keburukan di dunia dan akhirat. Karena setiap perbuatan manusia akan Alloh mintai pertanggungjawaban kelak di akhirat.

Dalam ibadah syara menentukan wajib dan nafilah, begitu juga dalam perbuatan terkait apa yang kita kerjakan. Setiap muslim memiliki hak mencari kesenangan atau hiburan, adalah hal yang mubah, tetapi harus diperhatikan aturan syara, apa yang ditonton, tempatnya, pengaturan penonton laki - laki dan perempuan. Berbeda dalam sistem saat ini tidak diperhatikan pengaruh dari pagelaran yang diselenggarakan kecuali nilai materi semata.

Negara memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan asasi rakyatnya. Aqidah Islam yang dijadikan dasar dalam negara akan menjamin pemenuhan kebutuhan rakyat yang akan mendatangkan kesejahteraan riil yang didambakan. Islam mengatur tentang pembagian kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan dan distribusi kekayaan kepada masyarakat melalui mekanisme syariah, sehingga mampu menjamin terwujudnya keadilan sekaligus kesejahteraan ekonomi setiap individu rakyat.

Keadilan dan kesejahteraan ekonomi negara yang berasaskan aqidah Islam atau daulah khilafah tercermin dalam politik ekonomi Islam, yaitu dengan penerapan berbagai kebijakan yang dilakukan oleh negara untuk menjamin tercapainya pemenuhan semua kebutuhan pokok setiap individu masyarakat secara keseluruhan, dan menjamin setiap individu untuk memenuhi kebutuhan pelengkap (sekunder dan tersier) sesuai dengan kemampuan mereka.

Pemahaman bahwa seluruh harta kekayaan adalah milik Allah. Manusia diberikan hak kekuasaan untuk memiliki dan mengelola kekayaan tersebut. Sehingga, setiap kepemilikan harta harus mendapat izin dari Allah SWT. Syara menetapkan kepemilikan menjadi tiga bagian, yaitu kepemilikan pribadi atau individu, dimana diberikan kebebasan kepada individ untuk memanfaatkan harta kekayaannya selama tidak melanggar syariat. kepemilikan masyarakat atau umum dan kepemilikan negara.

Dalam Islam, mekanisme distribusi kekayaan ditengah masyarakat dilakukan secara merata, pada dasarnya telah melekat pada pembagian kepemilikan serta aturan hukum pemanfaatan kepemilikan harta kekayaan, dari sanalah keadilan ekonomi diwujudkan. Dengan kata lain dalam Islam tidak dibiarkan bebas sebagaimana dalam kapitalisme, juga tidak dimonopoli total oleh negara seperti sistem dalam sosialisme.

Dengan demikian, sistem ekonomi Islam adalah satu-satunya konsep yang rasional dan realistis dalam rangka mewujudkan keadilan dan kesejahteraan ekonomi seluruh rakyat. Konsep inilah yang diadopsi oleh negara Khilafah Rasyidah sepanjang sejarah kegemilangannya menguasai dua pertiga dunia selama kurang lebih 14 abad lamanya. Kegemilangan Islam akan kembali menguasai dunia seperti janji Alloh dan kabar gembira Rosulullah melalui penerapan Islam kafah dalam seluruh aspek kehidupan, Insyaalloh.

Wallohu'alam

Eni Yani

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image