Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Raina Haliza Wardani

Homesick: Nightmare Anak Rantau

Lainnnya | Tuesday, 23 May 2023, 20:55 WIB
Perasaan hampa seperti dinginnya suasana hujan.

Berkelana jauh dari rumah demi sebuah pekerjaan atau pendidikan sudah menjadi hal biasa. Namun, bagi sebagian orang jauh dari rumah selayaknya berada di dalam ruang kosong yang sempit dan menakutkan. Perasaan takut akan sebuah kerinduan itu segera menumpuk dan menimbulkan efek kecemasan. Bagaimana mungkin perasaan itu data ditimbulkan? Apakah itu adalah efek yang biasa? Apakah hal tersebut wajar jika dialami? Maka mari kenal lebih jauh tentang efek kecemasan tersebut yang sering disebut dengan “Homesick”.

Homesick adalah sebuah penderitaan yang dirasakan oleh individu akan perasaan hampa dan jauh dari lingkungan familiar (rumah). Menurut Van Tilburg, Vingerhoets, dan Van Heck, homesick adalah keadaan dimana seseorang sedang jauh dari lingkungan rumah dan meninggalkan kebiasaan dari lingkungan lama dengan perasaan asing/bingung terhadap diri sendiri ketika berada di lingkungan baru. Jika disederhanakan, homesick dapat diartikan rindu suasana, lingkungan, dan orang tua yang ditinggalkan. Homesick memang bukanlah sebuah keadaan penyakit mental, melainkan perasaan alamiah yang dirasakan seseorang ketika belum terbiasa terhadap lingkungan baru. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa homesick seringkali disebut nightmare oleh anak kuliah yang merantau.

Bukan Hal Wajar Jika Sudah Berlebihan

Perasaan kalut ketika merindukan kampong halaman atau yang disebut homesick, dapat hilang ketika mulai menerima lingkungan baru dengan baik. Namun, jika perasaan tersebut terus timbul akan menyebabkan depresi atau gangguan kecemasan secara berkala. Menurut Turber dan Walton, gejala homesick dapat dilihat berdasarkan empat aspek; emosi, fisik/somatik, sosial, dan kognitif. Apabila seseorang telah mencapai tahap emosi, maka muncul rasa ketidakpuasan dalam individu. Diawali dengan amarah dan benci pada lingkungan baru yang tidak sesuai dengan ekspetasi, lalu merasa kesepian, stress, hingga depresi. Berbeda lagi jika masuk pada aspek sosial dan kognitif, dimana individu akan menarik diri dari lingkungan hingga kesulitan berkonsentrasi karena selalu memikirkan tentang rumah. Lantas, bagaimanakah cara mengetahui ciri-ciri dari homesick agar dapat diatasi?

Ciri-Ciri Homesick

1. Tidak mempunyai teman dalam lingkup lingkungannya.

2. Kurang tidur dan sering mengantuk di siang hari

3. Cemas, telapak tangan berkeringat, dan nafsu makan tidak teratur.

4. Canggung ketika memulai menghadapi lingkungan sosial

5. Tidak dapat mengambil keputusan atau plin-plan.

6. Kesulitan dalam mempelajari keterampilan atau pengetahuan baru.

7. Lebih sering berkomunikasi dengan orang-orang di kampung halaman.

8. Cemas ketika akan memasuki lingkungan sosial.

9. Menarik diri karena malam pada kegiatan-kegiatan kampus/pekerjaan.

Sering Dialami Anak Rantau

Homesick memang lebih sering dialami oleh anak rantau yang pergi ke lingkungan baru untuk berkuliah. Perasaan itu muncul diakibatkan rasa tidak percaya diri dan takut tidak akan diterima oleh lingkungan baru. Makanya, kita tidak heran jika melihat anak-anak rantau yang jarang berbicara atau selalu murung di kelas saat perkuliahan. Bagaimana cara kita sebagai orang yang sadar dan tau akan ciri-ciri dari individu homesick? Coba lakukan pendekatan secara perlahan diawali dengan perkenalan ramah dan menyenangkan. Tahap selanjutnya kalian bisa mengajak anak tersebut untuk makan bersama, belajar bersama atau pulang bersama. Langkah selanjutnya, kalian juga bisa mulai memperkenalkan lingkungan baru itu dengan menunjukkan hal-hal yang dia gemari agar menciptakan rasa nyaman pada lingkungan baru.

So, pertanyaan apakah orang yang mengalami homesick hanyalah sebuah hal biasa dan wajar, bisa diakui apabila tidak terjadi secara terus menerus. Bagi kalian yang memang sedang merasakan hal tersebut mulainya membuka diri secara perlahan sebab tidak ada orang yang akan selalu mengabaikan kalian. Kalian itu diakui dan berhak untuk mengenal lebih luas lingkungan baru serta membuat cerita-cerita menarik di setiap harinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image