Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Konsumerisme Menjadi Gaya Hidup Belanja Gen Z

Gaya Hidup | Monday, 22 May 2023, 21:06 WIB

Generasi Z adalah generasi yang sering dikatakan sebagai generasi yang aktif dan melek terhadap teknologi. Pada umumnya generasi ini disebut juga generasi internet karena kesehariannya selalu bergelut dengan dunia maya dan seluruh kegiatannya tidak terlepas dari memanfaatkan kecanggihan teknologi. Berdasarkan hasil survei tahun 2021-2022 yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 210,03 juta pengguna.

Mayoritas pemakai internet adalah kalangan remaja sebanyak 99,16% rentang usia 13-18 tahun atau yang sering disebut generasi Z. Mereka menggunakan internet tidak hanya sebagai media untuk bertukar informasi dan komunikasi, melainkan digunakan untuk transaksi berbelanja. Seiring perkembangan zaman yang saat ini serba digital, telah muncul inovasi kegiatan ekonomi berbasis digital atau e-commerce.

E-commerce menawarkan berbagai kemudahan transaksi jual beli, seperti tidak ada batasan ruang dan waktu bagi pembeli sehingga dapat diakses kapan saja dan dimana saja. Melalui belanja online, pembeli tidak perlu menghabiskan waktu untuk ke toko/outlet dan tidak perlu menjajah antar toko untuk membandingkan produk satu dengan produk sejenisnya. Pembeli hanya perlu membuka marketplace sudah menemui berbagai produk yang dinginkan dan harga produk nya tertera dengan jelas sehingga dapat menyesuaikan anggaran biaya yang dimiliki.

Dengan kehadiran e-commerce, berbagai macam transaksi menjadi lebih praktis dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti transportasi, makanan, minuman, pakaian bahkan kebutuhan sehari-hari lainnya. Namun, dibalik pengaruh positif tersebut terdapat pengaruh negatif yaitu munculnya budaya konsumerisme pada masyarakat, salah satunya generasi Z. Konsumerisme adalah perilaku pembelian barang tidak sesuai dengan kualitas dan kebutuhan serta termanipulasi oleh iklan dan tren. Perilaku tersebut tidak berdasarkan pertimbangan rasional dan hanya berdasarkan keinginan dan kepuasan semata. Perilaku konsumerisme cenderung terjadi pada generasi Z, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

1. Promo special event day

E-commerce memiliki program promo special event day yang rutin diadakan setiap bulan sehingga belanja online semakin popular. Promo tersebut meliputi promo tanggal kembar, promo Ramadhan, promo hari natal dan tahun baru. Penawaran spesial yang ditawarkan meliputi kupon gratis ongkir, kupon cashback, hingga hadiah barang. Dengan banyaknya promosi penjualan dalam bentuk kupon tersebut, maka konsumen tergiur untuk melakukan pembelian impulsif (Ariyanti & Setyo Iriani, 2022). Maka, para generasi Z mudah berdalih bahwa berburu promo ini hanya setiap bulan dengan persepsi “promo tidak datang dua kali”.

2. Pengaruh influencer

Influencer merupakan seseorang yang memiliki banyak pengikut (followers) dan memiliki atensi yang kuat untuk mempengaruhi pengikutnya. Para influencer memiliki strategi pemasaran melalui konten-konten yang menarik dan kreatif. Mereka bekerjasama dengan pemilik label atau brand ternama untuk memasarkan produk atau yang sering disebut endorsement. Bagi para generasi Z, influencer adalah seorang panutan yang harus diikuti karena influencer tersebut biasanya idola mereka. Bahkan, saat ini endorsement melalui influencer di media sosial jauh lebih efektif menjangkau anak muda daripada promosi atau pemasaran melalui iklan di televisi. Sehingga para generasi Z akan mudah terpengaruh untuk ikut menggunakan atau memiliki produk yang dimiliki dan digunakan oleh idola mereka.

3. Lingkungan yang up to date

Para generasi Z tidak pernah terlepas dari dunia maya, mereka yang melek terhadap teknologi seolah-olah diharuskan untuk membeli produk secara up to date agar tidak ketinggalan tren. Hal ini terjadi karena pada dasarnya generasi Z adalah generasi yang sangat mudah terpengaruh. Salah satu yang menjadi pengaruhnya ialah lingkungan pergaulan, jika lingkungan pergaulannya konsumtif maka hal ini menuntut para generasi Z untuk mengikuti gaya hidup teman didalam pergaulannya tersebut. Jika tidak demikian, maka akan dikucilkan dalam lingkungan pergaulannya.

Perilaku konsumerisme yang dialami oleh generasi Z dapat mengakibatkan berbagai hal. Salah satunya yaitu kondisi keuangan yang buruk karena terjadi peningkatan daya beli yang tidak berdasarkan pertimbangan rasional tentang nilai guna suatu barang melainkan hanya terpengaruh oleh iklan dan untuk mengikuti tren-tren yang sedang populer. Jika perilaku tersebut dibiarkan maka generasi muda akan memiliki perilaku yang mementingkan kepuasan diri sendiri. Oleh karena itu, sepatutnya kita sebagai generasi Z lebih bijak dalam memanfaatkan kemajuan teknologi serta sebaiknya generasi Z memiliki tindakan yang lebih rasional dalam membeli suatu barang untuk mengurangi gaya hidup yang konsumerisme.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image