Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rediva Azalia Syahadati

Tips Parenting melalui Pendekatan Stoikisme: Menjadi Orang Tua yang Damai untuk Anak!

Parenting | Monday, 22 May 2023, 17:01 WIB

Di dunia yang serba kompleks ini, tentu banyak orang mencari jalan untuk menemukan ketenangan dan kedamaian dalam hidup mereka. Salah satu filsafat kuno yang dapat menawarkan untuk mencapai keadaan damai dan tenang adalah stoikisme. Stoikisme adalah sistem filsafat yang lahir pada zaman Yunani Kuno dan menjadi inspirasi bagi banyak orang sebagai way of life atau jalan hidup.

Stoikisme didasarkan pada ajaran-ajaran filosofis yang dikembangkan oleh para stoikus seperti Zeno dari Citium, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Pada intinya, stoikisme mengajarkan pada kita: a) untuk dapat membedakan hal-hal yang berada dalam kendali kita dan hal-hal yang berada di luar kendali kita; b) bahwa baik atau buruk yang terjadi semua tergantung dari bagaimana kita menafsirkannya; c) segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita bersifat netral.

Membedakan hal-hal yang berada dalam kendali kita dan hal-hal yang berada di luar kendali kita memiliki makna bahwa hal-hal seperti pikiran, kehendak, dan nilai-nilai kita adalah dalam kendali kita. Sedangkan hal-hal seperti keadaan eksternal, pendapat orang lain, dan kejadian tak terduga adalah di luar kendali kita. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat mengarahkan perhatian dan energi kita pada hal-hal yang dapat kita kontrol, dan terhindar dari emosi-emosi negatif.

Baik atau buruk yang terjadi semua tergantung dari bagaimana kita menafsirkannya. Situasi di hidup kita seperti kemenangan, kegagalan, dan penolakan merupakan situasi yang bersifat netral atau fakta hidup biasa. Artinya semua tergantung bagaimana kita menafsirkan situasi-situasi tersebut. Apakah dengan kegagalan tersebut lalu kita menganggap ini akhir dari dunia, atau justru menjadi batu loncatan dan mampu belajar dari kegagalan tersebut.

Tentunya dalam dunia yang penuh dengan tekanan dan ketidakpastian seperti sekarang, prinsip-prinsip stoikisme tetap relevan. Prinsip stoikisme memberikan panduan praktis untuk dapat menemukan kedamaian dan ketenangan dalam kehidupan yang tidak bisa kita kontrol sepenuhnya. Lalu apakah prinsip-prinsip dari stoikisme dapat diterapkan terhadap parenting? Jawabannya iya! Tentu bisa. Berikut tips parenting melalui pendekatan stoikisme:

1. Mengajarkan Kepada Anak Berdamai dengan Hal-Hal di Luar Kendali

Sesuai dengan prinsip stoikisme yang telah disebutkan sebelumnya. Bahwa dalam hidup terdapat hal-hal yang berada di bawah kendali kita dan ada hal-hal yang berada di luar kendali kita. Hal ini pun dapat diajarkan kepada anak untuk menerima hal-hal yang berada di luar kendalinya.

Sebagai contoh, saat anak menghadapi ujian di sekolahnya. Tentu yang dapat kita terapkan dan tanamkan kepada anak adalah belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian tersebut karena hal ini berada di bawah kendalinya. Faktor eksternal seperti hasil ujian, sistem penilaian, dan kondisi anak yang kurang sehat berada di luar kendalinya. Tentunya dengan hal tersebut kita dapat mengajarkan kepada anak untuk tidak mengharapkan kebahagiaan di luar kendalinya.

2. Melatih Diri Sebagai Contoh untuk Berdamai Dengan Hal-Hal di Luar Kendali

Tentunya sebagai orang tua tidak hanya mengajarkan kepada anak untuk berdamai dengan hal-hal di luar kendalinya, namun juga memberi contoh bagaimana dari penerapan tersebut. “Anak adalah peniru yang handal”, mungkin kalimat ini seringkali kita dengar. Benar! Seorang anak adalah peniru terbaik dari orang tua nya. Anak tidak hanya diberikan kalimat atau pesan sebagai way of life bagi mereka, namun juga diberi contoh dalam penerapan tersebut. Contoh tersebut tentu lebih mudah diikuti bagi anak untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai contoh, “Wah keadaan di luar cuaca nya kurang mendukung ya, bagaimana kalau kita ubah saja kegiatan hari ini!”. Alih-alih dengan ungkapan lain, “Wah keadaan di luar cuaca nya kurang mendukung ini pasti karena a, b, c!”. Dari kedua ungkapan tersebut dapat dimaknai bahwa dapat memberikan alternatif lain atas kondisi yang berada di luar kendali kita dan menjadi contoh penerapan dikotomi kendali bagi anak.

Tak hanya memberikan contoh kepada anak, namun menerapkan nya dengan melatih diri untuk berdamai dengan hal-hal di luar kendali. Sebagai orang tua tentu ingin mengharapkan yang terbaik bagi anak, namun terdapat beberapa hal yang berada di luar kendali orang tua. Sebagai contoh, mimpi melanjutkan studi kuliah. Dalam kondisi yang sering, orang tua selalu ingin dilibatkan dalam pilihan anak. Hal ini tentu menjadi hal yang wajar, namun tidak wajar jika orang tua memaksakan pilihannya dan tidak melihat alasan rasional dari pilihan anak.

3. Melatih Anak untuk Menghadapi Penolakan atau Kegagalan

Sesuai dengan prinsip stoikisme bahwa baik atau buruk yang terjadi semua tergantung dari cara bagaimana kita menafsirkannya. Serta segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita bersifat netral. Situasi di hidup kita seperti kegagalan dan penolakan merupakan situasi yang bersifat netral atau fakta hidup biasa. Artinya semua bergantung bagaimana kita menafsirkan situasi-situasi tersebut. Hal ini pun dapat diterapkan kepada anak. Bahwa situasi-situasi tersebut tidak menjadi baik atau buruk, tergantung bagaimana kita menafsirkannya

Sebagai contoh, saat anak mengalami situasi kegagalan. Anak dapat dilatih untuk melihat situasi tersebut dengan interpretasi atau penafsiran yang membangun. Kegagalan tersebut dapat dipandang sebagai batu loncatan untuk dapat melatih diri lebih baik lagi dan belajar darinya. Terhadap anak dapat diberikan dukungan untuk mau belajar dari situasi tersebut dan tidak melihat kegagalan sebagai situasi yang permanen, jika mau berusaha. Tentu tetap memberikan validasi terhadap perasaan mereka seperti kecewa dan sedih terhadap kegagalan tersebut.

Dalam pandangan stoikus, kebahagiaan sejati bukanlah hasil dari faktor eksternal yang tidak dapat kita kendalikan, tetapi berasal dari kedamaian dan ketenangan untuk mengendalikan cara kita merespons keadaan sekitar. Sebagai orang tua, tentu membutuhkan kedamaian dan ketenangan dalam memberikan pengasuhan kepada anak. Tentu melalui kedamaian dan ketenangan tersebut, anak merasa aman berada dalam pengasuhan tersebut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image