Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sella Dwi Anggraini

Momen Lebaran 2023 Meningkatkan Perekonomian Pasca Pandemi

Bisnis | Monday, 22 May 2023, 11:26 WIB
Sumber : republika.co.id

Hari Raya Idul Fitri atau lebaran merupakan momen penting yang sangat ditunggu-tunggu oleh mayoritas warga Indonesia yang memeluk agama Islam. Lebaran sangat identik dengan berkumpul bersama keluarga dikampung halaman dan kegiatan mudik. Namun, seperti yang kita tahu dikarenakan adanya Covid-19 membuat pemerintah melarang masyarakat melakukan mudik. Setelah kurang lebih 2 tahun adanya pandemi Covid 19 akhirnya pada tahun 2023 kasus virus Covid-19 mengalami penurunan drastis sehingga membuat pemerintah Indonesia mencabut kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang sudah diterapkan beberapa kali untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Dicabutnya kebijakan PPKM membuat larangan mudik juga ditiadakan pada tahun 2023, tentu ini merupakan sebuah kabar baik bagi masyarakat. Dengan tidak adanya larangan mudik sangat berdampak pada momentum lebaran tahun ini sehingga jumlah pemudik membludak. Masyarakat bisa dengan bebas bepergian atupun mudik tanpa takut melanggar kebijakan pemerintah seperti tahun sebelumnya ketika gempar-gemparnya kasus penularan Covid-19.

Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumandi menyebutkan bahwa pemudik tahun 2023 melonjak drastis dan merupakan paling tinggi dalam sejarah di mana terdapat 123 juta orang yang melaksanakan kegiatan mudik selama libur lebaran 2023. Dibandingkan dengan tahun 2022 jumlah pemudik berada diangka 85 juta orang dikarenakan masih terdapat pembatasan mobilitas. Dengan jumlah pemudik yang mencapai 123 juta membuat perputaran uang diperkirakan menyentuh hingga angka 150 triliun, hal tersebut berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian daerah dan negara. Bahkan IMF menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat baik didasarkan pada triwulan II 2023 yang hampir menyentuh angka 5%. Momen lebaran dapat meningkatkan perekonomian dikarenakan oleh beberapa faktor, di antaranya yaitu:

1. Adanya Tunjangan Hari Raya (THR)

THR atau kepanjangan dari Tunjangan Hari Raya merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan kepada pekerja menjelang hari keagamaan dan biasanya selambat-lambatnya 7 hari menjelang hari raya keagamaan uang THR tersebut tidak termasuk upah. Menurut Menteri Keuangan, THR pada 2023 meliputi gaji pokok/pensiunan ditambah dengan tunjangan yang melekat pada gaji/pensiunan pokok.

Pemberian THR didasarkan pada Pasal 9 PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan; dan Permenaker Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. Adanya THR ini membuat masyarakat mengalami peningkatan konsumsi dan menambah jumlah uang beredar pada masyarakat. Ketika orang mudik kebanyakan pasti akan membagikan sebagian uang THR kepada keluarga yang terdapat didesa. Pemberian THR itu termasuk salah satu cara strategi stimulasi ekonomi nasional untuk melanjutkan kebijakan fiskal dan menjadi momen pemulihan ekonomi negara.

2. Masyarakat Cenderung Konsumtif

Adanya THR (Tunjangan Hari Raya) juga berdampak terhadap perilaku masyarakat yang menjadi lebih konsumtif. Ketika menjelang hari raya Idul Fitri dan disertai adanya pencairan dana THR membuat masyarakat menjadi konsumtif untuk menyiapkan banyak keperluan hari raya Idul Fitri. Konsumtif yang dimaksud merupakan kebutuhan sandang dan pangan. Kebiasaan membeli pakaian sudah seperti menjadi tradisi menjelang lebaran. Adapun tradisi menyiapkan banyak makanan dan kue lebaran untuk menyambut tamu dan sanak saudara.

Hal tersebut yang membuat daya beli mayarakat mengalami pelonjakan sehingga meningkatkan permintaan konsumen dan tingkat produksi pun melonjak. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat akan mengakibatkan peningkatan perekonomian di mana pasti terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Dengan itu, momen menjelang ataupun sesudah lebaran meningkatkan pendapatan produsen dan berdampak positif terhadap perekonomian negara.

3. Transportasi

Mudik lebaran sudah menjadi budaya ketika mendekati perayan hari raya Idul Fitri. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan pada H-7 lebaran sampai dengan tanggal 25 April 2023 sebanyak 6,3 juta orang yang memilih menggunakan transportasi umum untuk mudik. Bahkan karena banyaknya jumlah pemudik diharuskan mereka untuk berburu tiket jauh hari sebelum hari raya agar bisa kebagian tiket serta pada momen ini juga terjadi melonjaknya harga tiket mudik. Namun, naiknya harga tiket transportasi umum bukan menjadi kendala para pemudik untuk pulang kekampung halaman mereka. Hal tersebut dapat kita lihat dari kemacetan parah menjelang maupun sesudah mudik lebaran yang terdiri dari transportasi umum maupun pribadi. Padahal pemerintah sendiri juga sudah melakukan penambahan jumlah transportasi umum untuk mengantisipasi adanya lonjakan pemudik.

Dengan melonjaknya jumlah pemudik tentu saja berdampak terhadap peningkatan industri transportasi baik di darat, udara maupun transportasi laut. Sektor transportasi sendiri merupakan salah satu peran penting terhadap peningkatan perekonomian negara.

4. Meningkatnya Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Menurut Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) memprediksi libur lebaran pada 2023 ini merupakan puncak tertinggi pemulihan dan peningkatan ekonomi pasca pandemi Covid-19 di berbagai sektor, terutama di sektor pariwisata.

Peningkatan ini terjadi ketika banyaknya pemudik mengajak keluarga dikampung halaman mengunjungi destinasi wisata untuk menghabiskan waktu bersama. Hampir semua tempat wisata dipenuhi pengunjung dari wisatawan lokal maupun wisatawan domestik. Dengan tingginya lonjakan terhadap sektor wisata ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru.

Dan otomatis akan berdampak positif terhadap kebangkitan dan menghidupkan sektor pariwisata serta peningkatan perekonomian daerah. Secara bersamaan hal tersebut juga meningkatkan sektor transportasi dan penginapan baik hotel maupun villa yang digunakan pemudik istirahat ketika melakukan perjalanan lebih dari satu hari.

Pada ekonomi kreatif, momentum lebaran menjadi faktor kebangkitan UMKM terutama UMKM yang berada di kawasan pedesaan. Seperti contoh yang sangat sering kita temui adalah saat mudik lebaran pemudik mengajak sanak saudaranya untuk menikmati kuliner dan membeli baju dan sebagainya. Sehingga berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan para pemilik UMKM.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, lebaran merupakan momentum penting dalam meningkatkan perekonomian daerah maupun secara nasional. Diharapkan pada lebaran selanjutnya dapat berdampak positif terhadap pertumbuhan perekonomian yang lebih besar dari tahun ini. Mengingat kita sedang dalam proses pemulihan pasca pandemi Covid-19 yang berhasil melumpuhkan berbagai sektor kehidupan terutama perekonomian negara. Maka, momen lebaran atau Hari Raya Idul Fitri bisa menjadi salah satu strategi dalam pembangunan pertumbuhan negara sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image