Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aminatus Sholihah

Tidak Percaya Diri, Hal Normal atau Sebuah Masalah? Bagaimana Solusinya?

Edukasi | 2023-05-21 15:28:18
Pixabay.com

Kepercayaan diri merupakan hal yang krusial dalam kehidupan. Kepercayaan diri harus dimiliki oleh setiap manusia agar manusia tersebut setidaknya memiliki kesadaran mengenai seberapa berharganya dirinya. Namun, apakah ketidakpercayaan diri merupakan sebuah masalah?

Jika dilihat dari kacamata awam, ketidakpercayaan diri apabila masih dalam tingkat rendah tidak terlalu memberikan hambatan pada kehidupan seseorang, akan tetapi apabila ketidakpercayaan diri tersebut sudah tinggi, besar kemungkinan akan memberikan dampak buruk atau masalah pada manusia tersebut.

Apabila seseorang memiliki tingkat ketidakpercayaan diri yang tinggi, orang tersebut kemungkinan tidak akan mengenali bakat dan potensi apa saja dalam dirinya. Selain itu, seseorang mungkin akan kehilangan energi positif dalam dirinya karena dia tidak menyadari bahwa ia memiliki value yang lebih dari cukup.

Tidak percaya diri juga dapat membuat seseorang merasa lebih buruk dan kurang dari orang lain. Pada kenyataannya, setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda dari orang lain. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan keberagaman agar umat-Nya dapat saling melengkapi satu dengan lainnya.

Survei Merz Aesthetics APAC Consumer Study: Discovering the Truth about beauty and self confidence pada tahun 2019 yang dirilis oleh bisnis.com menunjukkan hasil bahwa laki-laki dan perempuan Asia-Pasifik masih kurang percaya diri. Survei ini diikuti oleh 3210 responden dari 11 negara Asia Pasifik. 50 persen dari responden menyatakan bahwa responden merasa segan bila menyebut dirinya sendiri tampan atau cantik dikarenakan faktor luar diri seperti adanya standar kecantikan di suatu negara.

Lantas, solusi-solusi apa sajakan yang tepat untuk mengatasi ketidakpercayaan diri tersebut?

Solusi yang dapat diberikan sebagai berikut:

1. Memiliki kesadaran bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan

Setiap manusia tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dan kekurangan tersebut berguna dalam melengkapi perbedaan satu sama lain, terutama dalam lingkup masyarakat yang luas. Perlu diingat bahwa memiliki kekurangan bukan merupakan hal yang buruk. Hal tersebut merupakan fitrah sebagai manusia.

2. Tidak membandingkan diri sendiri dengan pencapaian orang lain.

Ketika melihat pencapaian orang lain, tentu akan terbesit dalam pikiran mengenai kapan kita akan dapat melakukan hal membanggakan seperti orang tersebut. Tidak salah apabila kita melihat pencapaian orang lain, tetapi perlu diingat bahwa setiap manusia juga bisa dan mampu untuk memiliki pencapaian dalam kehidupan masing-masing.

3. Tidak perlu menjadikan standar orang lain sebagai standar diri sendiri

Menjadikan orang lain sebagai role model memang tidak salah, akan tetapi bisa menjadi salah apabila terlalu memaksakan diri menjadi seperti orang tersebut. Setiap manusia itu unik, dari jumlah seluruh manusia di dunia ini saja tidak ada yang memiliki sidik jari yang sama, selain itu titik mulai setiap orang pasti berbeda. Jadi, akan lebih baik jika menjadikan orang lain tersebut sebagai contoh saja dan alangkah baiknya apabila dapat menemukan cara sendiri untuk menjadi seperti teladan tersebut.

4. Melatih diri sendiri untuk meningkatkan value dan kualitas diri

Agar memiliki hidup yang seimbang seiring keinginan untuk memiliki pencapaian-pencapaian hebat layaknya orang lain, tentu hal tersebut dapat dilatih. Kemampuan manusia akan mungkin bisa dilakukan oleh manusia lainnya. Tidak hanya meningkatkan kemampuan saja, tetapi penting untuk mengerti batas-batas apa saja yang sekiranya mampu dilewati atau tidak. Karena yang harusnya mengerti diri sendiri ya orang sendiri.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image