Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image zeeva errica

Fast Fashion : Memahami Dampak Negatif Industri Mode Cepat

Gaya Hidup | Saturday, 20 May 2023, 09:01 WIB

Fast fashion adalah sebuah model bisnis dalam industri pakaian yang menawarkan barang-barang fashion dengan harga murah dan cepat diproduksi untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berubah.

Model bisnis ini didorong oleh kebutuhan konsumen untuk mendapatkan pakaian trendi dengan harga yang terjangkau, dan permintaan pasar yang terus berkembang. Meskipun model bisnis ini populer, namun ada banyak kontroversi terkait dampak buruknya pada lingkungan dan kesejahteraan manusia.

Fast fashion telah menyebar ke seluruh dunia, dan pasar telah mencapai angka miliaran dolar. Namun, model bisnis ini tidak hanya menghasilkan keuntungan yang besar, tetapi juga berdampak buruk pada lingkungan dan kesejahteraan manusia.

Untuk memproduksi pakaian secara cepat dan murah, perusahaan fast fashion memilih bahan-bahan murah dan kualitas rendah, dan menggunakan teknik produksi massal. Hal ini menyebabkan pemakaian bahan kimia yang berlebihan, polusi air dan udara, serta penggunaan energi fosil yang meningkat. Selain itu, karyawan yang bekerja di pabrik fast fashion seringkali mengalami kondisi kerja yang buruk dan upah yang rendah.

Dampak lingkungan dari fast fashion sangat besar. Setiap tahap dalam siklus hidup pakaian memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan. Proses produksi pakaian menggunakan bahan-bahan berbahaya, seperti pestisida, bahan kimia, dan air. Setiap tahap produksi menghasilkan limbah, termasuk limbah kimia, limbah air, dan limbah padat.

Pakaian juga memerlukan energi untuk diproduksi dan diangkut ke berbagai lokasi di seluruh dunia. Saat pakaian tidak lagi digunakan, maka akan menjadi limbah dan menciptakan masalah keberlanjutan lingkungan. Diperkirakan bahwa sekitar 92 juta ton limbah tekstil dihasilkan setiap tahun, yang sebagian besar akan berakhir di tempat pembuangan sampah.

Selain dampak lingkungan, fast fashion juga berdampak pada kesejahteraan manusia. Banyak pabrik fast fashion di negara-negara berkembang yang mempekerjakan tenaga kerja dengan upah rendah dan kondisi kerja yang buruk. Buruh sering bekerja dalam kondisi yang tidak aman dan tidak sehat, dengan waktu kerja yang panjang dan tanpa jaminan sosial. Beberapa pabrik juga terlibat dalam praktik eksploitasi anak-anak dan kerja paksa.

Penting untuk mencari alternatif model bisnis yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Beberapa perusahaan telah memperkenalkan model bisnis berkelanjutan, seperti slow fashion, yaitu produksi pakaian dengan jumlah yang lebih sedikit dan kualitas yang lebih baik.

Model bisnis ini lebih berfokus pada kualitas dan nilai jangka panjang daripada jumlah dan kecepatan produksi. Selain itu, beberapa perusahaan juga telah mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan bahan-bahan daur ulang untuk memproduksi pakaian yang lebih.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image