Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Januarius Yoseph Nana

Dua Sisi yang Berbeda: Hasil Panen atau Masa Depan?

Sana Sini | 2025-01-12 10:18:30
Ilustrasi persawahan (canva by Januarius Yoseph)

Perubahan iklim telah meningkatkan frekuensi dan intensitas curah hujan di Indonesia. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia tahun 2024, pola hujan di Indonesia dibagi menjadi 9 kategori utama. Untuk diketahui bahwa dari beragamnya pola hujan yang ada, maka dibutuhkan penanganan yang lebih serius sebagai antisipasi dari dampak yang tidak diinginkan.

9 Kategori Pola Hujan di Indonesia

Pada dasarnya pola hujan di Indonesia terbagi menjadi 3 part utama dimana tiap part-nya terdiri dari; Monsunal, Equatorial, dan Loka. Berikut rincian dari tiga part tersebut dalam kategori berdasarkan namanya;

 

  1. Monsunal-1; pola monsunal ini ditandai dengan adanya musim hujan berkepanjangan tanpa adanya musim kemarau (:BMKG, 2024).
  2. Monsunal-2; pada pola ini terbagi menjadi musim hujan dan musim kemarau (:Trenberth, 2011).
  3. Equatorial-1; pola equatorial ditandai dengan dua puncak hujan dan curah hujan tinggi sepanjang tahun (:Cousky & Higgins, 2017).
  4. Equatorial-2; pola ini memiliki dua puncak hujan dan beberapa bulan dengan curah hujan kurang dari 150 mm sebagai periode musim kemarau (:Cousky & Higgins, 2017).
  5. Equatorial-3; pola dengan dua musim kemarau dan dua musim hujan dalam setahun (;BMKG, 2024).
  6. Loka-1; pola lokal dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun (;O'Brien & Leichenko, 2000).
  7. Loka-2; pola lokal dengan musim hujan dan musim kemarau (;Trenberth, 2011).
  8. Loka-3; pola lokal dengan dua musim hujan dan dua musim kemarau (;BMKG, 2024).
  9. Loka-4; pola lokal dengan musim kemarau sepanjang tahun (;O'Brien & Leichenko, 2000).

Analisis Dampak

Ada beberapa dampak yang kita rasakan akibat cuaca yang ekstrem saat ini. Dampak dari hal tersebut mengakibatkan;

  1. Kerugian ekonomi; Musim hujan menyebabkan kerugian pada sektor pertanian, infrastruktur, dan industri yang mencapai sekitar 10, 4 triliun rupiah (BAPPENAS, 2022).
  2. Dampak lingkungan; Kerusakan lahan, erosi tanah dan perubahan iklim sangat signifikan mempengaruhi aktivitas 34 provinsi di Indonesia (KLHK, 2023).
  3. Dampak sosial; Pengungsi, kekurangan pangan, dan gangguan kesehatan mempengaruhi 3,7 juta jiwa di Indonesia (BPS, 2022).

Pandangan Ahli

Fenomena ini memiliki pengaruh yang beragam terhadap dampak yang timbul akibat hujan yang tidak stabil. Berikut beberapa pandangan dari ahli-ahli terkait;

  1. Ahli lingkungan. Menurut Dr. Yudi Setiadi (Peneliti LPI) ; Pengembangan teknologi ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan dapat mengurangi kerusakan lingkungan.
  2. Ahli Ekonomi. Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan) ; Pengembangan ekonomi hijau dan pengurangan kerugian ekonomi akibat bencana alam sangat penting untuk meningkatkan ketahanan ekonomi.
  3. Ahli Sosial. Menurut Prof. Dr. Mudhoffir (Guru Besar UGM); Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan sangat penting untuk mengurangi dampak musim hujan ekstrem.
  4. Ahli Teknologi. Menurut Prof. Dr. Bambang Supriyanto (Guru Besar UGM) ; Pengembangan teknologi pertanian tahan hujan dan sistem peringatan dini sangat penting untuk menghadapi musim hujan ekstrem.

Dampak Musim Hujan Ekstrem

Berikut dampak-dampak yang ditimbulkan akibat musim hujan ekstrem;

  1. Kerusakan infrastruktur; jalan, jembatan, dan bangunan menjadi ambruk.
  2. Kehilangan lahan pertanian; hal ini akan menyebabkan turunnya produksi pangan.
  3. Peningkatan resiko kesehatan; menimbulkan penyakit air-borne dan vektor-borne.
  4. Pengungsi dan kehilangan tempat tinggal.

Strategi keberlanjutan

Untuk mengatasi semua ini, kita perlu strategi khusus yang berkelanjutan yakni;

  1. Pengembangan teknologi pertanian tahan hujan.
  2. Sistem peringatan dini untuk musim hujan ekstrem.
  3. Pembangunan infrastruktur hijau.
  4. Pengelolaan lingkungan yang baik.
  5. Pendidikan dan kesadaran masyarakat.

Pendekatan Holistik

Berikut beberapa pendekatan yang perlu dicoba untuk mengatasi berbagai problem yang timbul akibat hujan ekstrem;

  1. Integrasi sektor publik dan swasta.
  2. Kerja sama internasional.
  3. Pengembangan kebijakan yang mendukung.
  4. Penelitian dan pengembangan teknologi.

Kesimpulan

Musim hujan ekstrem merupakan tantangan global yang membutuhkan solusi berkelanjutan. Indonesia perlu mengembangkan strategi holistik yang mengintegrasikan perspektif ekonomi, sosial, dan lingkungan untuk menghadapi tantangan ini. Dengan kerja sama semua pihak, kita dapat mengurangi dampak musim hujan ekstrem dan mempertahankan masa depan yang lebih cerah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image