Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Jazila

Kesulitan Beradaptasi Mahasiswa Indonesia yang Berkuliah di Luar Negeri

Lainnnya | Thursday, 18 May 2023, 17:26 WIB
Sumber: https://www.gramedia.com/blog/rekomendasi-buku-untuk-mahasiswa-baru/amp/

Mahasiswa yang menempuh pendidikannya diluar negeri banyak mengalami kesulitan dalam beradaptasi. Dari data Institut Statistik UNESCO, terdapat 53.604 mahasiswa yang melanjutkan pendidikannya di luar negeri dari tahun 2021 dan jumlah tersebut akan bisa terus meningkat setiap tahun. Adanya faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hal tersebut diantaranya persoalan bahasan, kerinduan terhadap rumah, sistem pendidikan ditempat yang baru, perlakuan masyarakat lokal, faktor cuaca, makanan, iklim, hubungan pertemanan dengan masyarakat lokal.

Adanya persoalan menjadi faktor utama yang menjadi kesulitan mahasiswa Indonesia dalam menyesuaikan/beradaptasi di negara asing. Dikarenakan kemampuan dalam menguasai bahasa asing mempengaruhi komunikasi, hubungan relasi, pengara, transportasi, perizinan pengemudi serta persoalan-soalan seperti akomodasi. Ada faktor lain yang menjadi kesulitan para mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri yaitu sistem pendidikan di lingkungan yang baru, perilaku masyarakat lokal serta perasaan kerinduan terhadap rumah sehingga berdampak pada proses mahasiswa yang keras dalam menyelesaikan studi pendidikan di luar negeri. Dapat disimpulkan berdasarkan uraian diatas bahwa masalah penyesuaian diri sebagai indikasi mahasiswa indonesia berkuliah di luar negeri.

Penyesuaian diri akan selalu menghadapi oleh sebagian individu yang akan memasuki sebuah lingkungan yang baru dan pastinya akan lebih sulit jika terdapat perbedaan-perbedaan yang cukup jauh, baik dari segi budya, makanan, dan interaksi saling menghormati sesama, bahasa, pemahamam kolektivis ataupun individualis. Penyesuaian diri dalam konteks budaya adalah suatu kompetisi atas perilaku dalam mengatasi permasalahan sehari-hari dan interaksi sosial dalam konteks lingkungan yang baru. Adanya kemampuan dalam menyeseuaikan diri pada budaya yang baru dapat mempertinggi tingkat kenyamanan seseorang secara psikis. Penyesuaian diri dalam budaya memiki dua pandangan/dimensi yang berbeda. Yaitu dimensi mengenai empati dan keterkaitan budaya, hal ini merupakan dimensi kognotif dan komunikasi yang meiluptu individu terhadap perspektif, pandangan, nilai-nilai lokal yang berlaku, dan sebagaimana individu dapat berinteraksi antar budaya yang berbeda. Dan dimensi yang kedua adalah mengenai upaya dan risiko impersonal, mengacu pada aspek kemampuan individu dalam mengelola diri ketika berinteraksi dalam situasi yang dianggap tidak biasa dan berasal dari faktor eksternal yang meliputi bagaimana kemampuan individu dalam menghadapi orang lain yang tidak menyenangkan.

Adapun faktor yang mempengaruhi kemampuan diri dalam menyesuaikan budaya adalah kecerdasan emosi, pengetahuan tentang budaya, lamanya interaksi dengan budaya asing, kelancaran dalam bahasa, jarak perbedaan antara budaya asal dengan budaya di tempat berkuliah. Adanya konteks penyesuaian diri adalah untuk menilai kekampuan akan seseorang dalam berinteraksi dan bekerja dengan orang lain. Maka dari itu, budaya memiliki cakupan yang lebih luas karena adanya unsur-unsur budaya yang spesifik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image