Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bertha Vallencia Hermawan

Tingkatkan Kewaspadaan Muda-Mudi terhadap HIV/AIDS

Eduaksi | Thursday, 18 May 2023, 13:26 WIB
WORLD AIDS DAY

HIV adalah salah penyakit yang tentunya lazim kita dengar. HIV adalah penyakit yang dapat menular melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual sendiri dapat terjadi akibat hubungan seksual tanpa pengaman dan sering bergonta-ganti pasangan.

Sebelum membahas lebih jauh mengenai HIV, mari sebelumnya kita mengenal apa itu Penyakit Menular Seksual (PMS).

Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang menjangkit area organ seksual. Penyakit menular seksual juga merupakan gejala awal penyakit berikutnya yang lebih ganas yaitu HIV dan berakhir pada AIDS yang menyerang sistem imun tubuh kita.

Penyakit Menular Seksual (PMS) ini utamanya banyak diderita oleh orang-orang yang kurang waspada dan cenderung menyepelekan keberadaan penyakit ini. Kemungkinan utama kekurangan waspadaan ini akibat kurangnya edukasi dan rendahnya pengetahuan terhadap PMS juga HIV/AIDS.

Kasus HIV/AIDS banyak kita dengar diderita oleh para remaja juga orang dewasa. Di zaman seperti sekarang ini, akses terhadap internet yang bebas juga menjadi salah satu penyebab percepatan penyebaran HIV/AIDS di kalangan masyarakat. Masyarakat juga semakin bebas dalam pergaulan, belum lagi para remaja yang masih mencari jati diri, yang ingin tahu dengan segala hal dan ingin mencobanya. Penyebab umum cepatnya penyebaran HIV/AIDS salah satunya karena seringnya bergonta-ganti pasangan. Tidak jarang, para pasangan yang sering berhubungan badan tidak jujur dengan keadaan tubuhnya sehingga pasangannya tidak tahu pasti apakah mereka aman atau tidak.

Tubuh orang yang terjangkit HIV/AIDS pada 10 tahun pertama akan terlihat seperti orang sehat yang tidak memiliki gejala penyakit apapun, sehingga sulit membedakan orang sehat dengan orang yang mengidap HIV/AIDS hanya melalui pandangan mata saja. Yang perlu diketahui, HIV/AIDS merupakan penyakit yang belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya. HIV/AIDS akan terus berada di tubuh orang tersebut hingga kematian datang. HIV/AIDS memang bisa ditekan agar tidak menularkan ke pasangan namun pengidap diharuskan minum obat tanpa berhenti seumur hidupnya.

Hubungan seksual apalagi hubungan seksual di luar pernikahan memang memiliki banyak resiko. Apalagi jika hubungan seksual tersebut tidak disertai pengaman seperti kondom. Resiko yang dihadapi seringkali tidak hanya melibatkan diri sendiri namun juga orang lain. Hubungan seksual hanya memberikan kenikmatan sesaat, sedangkan apabila kita tertular penyakit, kita akan merasakan akibatnya seumur hidup.

Selain karena hubungan seksual, HIV/AIDS juga dapat menular dari jarum suntik yang tidak steril, kontak dengan darah atau cairan tubuh penderita HIV/AIDS, dan penularan dari ibu ke bayi melalui ASI. Ibu hamil yang menderita HIV/AIDS dianjurkan untuk rutin meminum ARV demi menekan resiko tertularnya janin.

Pepatah, "lebih baik mencegah daripada mengobati" akan terus relate dengan kehidupan di zaman sekarang. Tentu edukasi dan pengawasan dari orang tua sangat dibutuhkan. Dewasa ini pengetahuan tentang organ seksual, hubungan seksual, dan resiko yang menghantui di belakangnya bukanlah lagi hal yang tabu untuk dibicarakan. Terutama para remaja tetap harus diberi pengetahuan tentang bagaimana menjaga dan menahan diri agar tidak melangkah lebih jauh. Lalu juga kesadaran diri dari para pasangan untuk setia, karena selain menjaga diri dan pasangan, hal tersebut juga bisa menjaga hubungan untuk lebih langgeng.

Jangan lupa untuk tes HIV/AIDS secara berkala apabila pernah berhubungan seksual sebelumnya. Mari kita bersama selamatkan generasi berikutnya demi masyarakat sehat dan kuat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image