Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Seniman Terabaikan: Dilema Sarjana Seni di Indonesia yang Kesulitan Mendapatkan Pekerjaan

Sastra | Wednesday, 17 May 2023, 05:57 WIB

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Sejak dahulu kala, Indonesia telah dikenal sebagai negara dengan keragaman budaya yang begitu luar biasa. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas dan unik. Sayangnya, dalam beberapa dekade terakhir, kita sering mendengar bahwa budaya lokal semakin terkikis dan semakin sedikit diperhatikan oleh generasi muda. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan, karena budaya lokal adalah salah satu warisan terbesar dari nenek moyang kita. Masalah ini tidak hanya berdampak pada kelestarian budaya, tetapi juga memberikan dampak pada lapangan pekerjaan, terutama bagi sarjana seni yang susah mencari pekerjaan. Sarjana seni yang seharusnya dapat membantu mengatasi budaya bangsa, justru menghadapi kesulitan untuk menghasilkan uang dari bakat dan keahliannya dalam seni.

Sarjana seni di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan kebudayaan dan identitas bangsa. Mereka memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk mengembangkan dan memperkenalkan karya seni yang unik, mempertahankan dan mempromosikan budaya Indonesia ke seluruh dunia. Namun, banyak sarjana seni yang kesulitan dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.

Salah satu penyebab sulitnya sarjana seni mencari pekerjaan adalah minimnya kesadaran akan pentingnya seni dan budaya di Indonesia. Pandangan yang beredar di kalangan anak muda saat ini adalah bahwa bekerja di bidang seni kurang menguntungkan, baik dari segi finansial maupun karir. Beberapa faktor yang mendasarinya antara lain kondisi kerja pasar yang sulit, kurangnya penghargaan dan perhatian terhadap seni, serta kurangnya keberhasilan dan kesuksesan yang terlihat. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Seniman Rupa Indonesia (ASRI) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa hanya 7% dari siswa SMA yang berminat untuk melanjutkan pendidikan di bidang seni rupa. Hal ini menunjukkan bahwa minat SMA terhadap bidang seni relatif rendah dibandingkan dengan bidang lain seperti sains atau bisnis.

Pemerintah Indonesia sendiri belum menunjukkan perhatian serius terhadap kebudayaan dan seni. Hal ini tercermin pada anggaran pemerintah yang hanya sedikit terpengaruh untuk pengembangan dan perlindungan budaya dan seni, bahkan terkadang dianggap sebagai beban. Padahal, kebudayaan dan seni merupakan identitas bangsa yang sangat penting untuk diperhatikan dan dijaga agar tetap lestari. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, jumlah lulusan sarjana seni di Indonesia sebanyak 14.023 orang. Namun, dari jumlah tersebut hanya sebagian kecil yang berhasil bekerja di bidang seni dan budaya. Sebagian besar lulusan sarjana seni harus bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan minat dan passion mereka bahkan tidak jarang juga yang menganggur.

Dari sudut pandang pemerintah, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap dunia seni dan budaya. Pemerintah perlu mengambil langkah konkrit dalam meningkatkan investasi pada bidang seni dan budaya agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya pemulihan budaya bangsa. Pemerintah juga dapat memperbaiki sistem pendidikan di bidang seni agar sarjana seni dapat mengembangkan bakat dan keahliannya serta memperoleh keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja. Tidak hanya minimnya kesadaran dan perhatian dari pemerintah, tapi juga minimnya kesadaran dari masyarakat. Saat ini, banyak orang yang lebih menggemari budaya asing daripada budaya lokal. Budaya Barat dan Korea Selatan, misalnya, lebih populer di kalangan masyarakat dan anak muda daripada budaya lokal. Padahal, jika masyarakat Indonesia lebih menghargai dan mengapresiasi budaya sendiri, hal ini akan membuka peluang bagi sarjana seni untuk berkarya dan mengembangkan potensi diri mereka.

Di sisi lain, ada juga pandangan dari masyarakat yang kurang menghargai profesi sarjana seni. Banyak masyarakat yang masih memandang rendah pada profesi seniman, bahkan menganggap seni sebagai hobi semata. Hal ini bisa menjadi salah satu penyebab sulitnya sarjana seni untuk mencari pekerjaan yang layak. Oleh karena itu peran masyarakat dalam meningkatkan apresiasi terhadap seni dan budaya sangat penting. Masyarakat perlu lebih memperhatikan dan mendukung perkembangan seni dan budaya di Indonesia dengan memberikan dukungan finansial dan pengakuan atas karya-karya seniman.

Permasalahan lain yang dihadapi sarjana seni adalah minimnya dukungan dari pihak swasta. Banyak perusahaan yang belum memahami nilai budaya dan seni, sehingga tidak terlalu memperhatikan atau memberikan dukungan kepada sarjana seni. Padahal, investasi pada bidang seni dan budaya akan memberikan dampak positif bagi perusahaan dalam jangka panjang.

Kesimpulannya, dari sudut pandang pemerintah, pemerintah perlu memberikan perhatian khusus terhadap bidang seni dan budaya, contohnya dengan cara meningkatkan anggaran untuk seni dan budaya, baik dalam bentuk pemberian dana untuk institusi seni maupun untuk pendanaan kegiatan seni dan budaya di berbagai daerah . Sementara itu, dari sudut pandang masyarakat, masyarakat perlu memahami pentingnya pelestarian budaya bangsa dan memberikan dukungan pada perkembangan seni dan budaya. Kedua sudut pandang tersebut dapat bekerja sama untuk menjaga kelestarian budaya Indonesia dan membuka peluang bagi sarjana seni untuk dapat berkarir dan menghasilkan uang dari bakat dan keahliannya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image