Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rizki Amalia

Childfree Bisa Menjadi Ancaman Demografi Suatu Negara

Info Terkini | Tuesday, 16 May 2023, 22:32 WIB
Gambar ilustrasi childfree

Belakangan ini, sedang maraknya istilah childfree. Sebuah konsep yang tidak menginginkan anak di suatu keluarga. Sebenarnya, childfree bukanlah konsep baru. Bahkan, konsep childfree sudah banyak diterapkan pada luar negeri, terutama negara maju. Bahkan penduduk di negara maju seperti Jepang, korea, dan Jerman sudah banyak memilih buat childfree.

Childfree menjadi isu terkini yang sedang meningkat di Eropa hingga menyebar ke Indonesia. Istilah childfree memulai trend di awal tahun 2020 setelah beberapa publik figur memutuskan untuk tidak mempunyai anak atau childfree. Walaupun istilah ini baru terkenal, namun sudah dipraktikkan jauh sebelum memasuki abad ke-20. Oxford Dictionary menyebutkan pengertian childfree ialah suatu istilah yang dipergunakan buat menekankan kondisi tidak memiliki anak sebab pilihan. Cambridge Dictionary pula mendefenisikan hal yang sama. Apabila ditinjau menggunakan kerangka feminist, maka childfree artinya otoritas perempuan untuk mengendalikan tubuhnya sendiri dan menentukan jalan hidupnya sendiri.

Childfree merupakan keputusan setiap orang yang sifatnya pribadi. Tentu saja sebelum memikirkan risiko nya, masing-masing pasangan telah memikirkannya secara matang mempertimbangkan beberapa faktor. Pasangan yang memutuskan untuk childfree adalah pasangan sudah siap untuk tidak memiliki keturunan. Walaupun banyak yang memutuskan untuk childfree, namun childfree mempunyai sisi negative. Sisi negatif childfree bagi suatu negara ialah jumlah penduduk usia produktif yang sedikit di masa depan. Hal ini akan berdampak pada persoalan ketenagakerjaan serta masalah sosial lainnya. Di beberapa negara maju yang sudah banyak memilih untuk childfree banyak orang tua yang kehidupannya bergantung pada negara karena tidak ada anak atau keluarga yg mengasuh. Maka dari itu akibatnya beban negara akan semakin banyak untuk membiayai penduduk usia tua karena jumlah penduduk usia produktif semakin sedikit dibandingkan dengan yang tidak produktif.

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga dipengaruhi oleh penduduk, jika pertumbuhan penduduk disuatu darah tersebut sangat lambat, maka perekonomian disuatu daerah tersebut juga sulit dan akan menjadi beban suatu negara karena jumlah penduduk produktifnya akan lebih sedikit dibanding jumlah penduduk yang tidak produktif. Begitupun sebaliknya, di suatu daerah pertumbuhan ekonominya sangat cepat, maka akan mendapat modal untuk perekonomian. Namun juga bisa membahayakan sebuah negara karena terjadinya over population.

Contoh yang dialami negara-negara maju seperti korea dan jepang, angka kelahirannya menurun karena karier dan prioritas lain seperti Pendidikan. Mereka lebih mementingkan pekerjaan dari pada berkeluarga. Di China sekarang bahkan memperbolehkan pasangan suami-istri untuk mempunyai tiga anak, untuk mengganti kebijakan dahulu yang hanya diperbolehkan mempunyai dua anak. Hal ini dilaksanakan, setelah hasil sensus penduduk di China memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan penduduk saat ini berada di tingkat yang paling lambat dari tahun-tahun sebelumnya.

Sebelum terjadi persoalan baru akibat childfree ini tindakan-tindakan pencegahan perlu dilakukan supaya pada masa depan Indonesia tidak mengalami kekurangan penduduk usia produktif. Contohnya menggunakan kombinasi pendekatan keagamaan serta kebijakan pemerintah untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, agar nantinya Indonesia tidak terbebani dengan akibat negatif dari angka kelahiran yang semakin menurun.

oleh : Rizki Amalia Neriza Mahasiswi Kesehatan Masyarakat

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image