Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Egika Dilla

Don't Judge A Book By Its Cover

Curhat | Monday, 15 May 2023, 12:13 WIB

Kita sering kali mendengar kalimat “Don’t Judge a Book By its Cover”. Tentu hampir semua dari kita mengerti maksud dari kalimat ini, pepatah lama yang telah digunakan selama beberapa generasi. Ungkapan tersebut berarti bahwa kita tidak boleh membuat asumsi tentang sesuatu atau seseorang hanya berdasarkan penampilan mereka, tanpa meluangkan waktu untuk mengenal mereka atau lebih baik. Janganlah beranggapan sifat seseorang melalui penampilan luarnya. Dalam masyarakat sekarang ini, kita seringkali cepat menilai orang lain berdasarkan penampilannya, tanpa mempertimbangkan karakter atau kepribadiannya. Kita dibombardir dengan gambaran seperti apa kecantikan dan kesuksesan itu seharusnya, dan sering menilai orang lain berdasarkan apakah mereka cocok atau tidak dengan cita-cita sempit itu. Namun, penampilan bisa menipu. Penampilan luar seseorang mungkin tidak secara akurat mencerminkan siapa mereka sebagai pribadi. Seseorang mungkin terlihat kasar atau sederhana, tetapi mereka mungkin memiliki bakat tersembunyi atau etos kerja yang luar biasa. Demikian pula, sebuah buku mungkin memiliki sampul biasa, tetapi dapat diisi dengan cerita yang kaya dan rumit yang dapat mengubah hidup kita.

Kita beranggapan orang yang memakai tindikan berlebihan merupakan orang yang buruk. Mengapa? Karena style tindikan itu selalu disangkut pautkan dengan anak punk yang biasanya narkoba dan merokok. Tapi mengapa ketika seorang pekerja kantoran yang memakai pakaian rapi merokok, ia tidaklah dianggap buruk. Karena manusia memiliki kecenderungan untuk merasa lebih nyaman dengan sesuatu yang mereka anggap biasa atau lumrah. Sebagai contoh lainnya, seseorang yang mengenakan pakaian yang sederhana atau bahkan lusuh tidak selalu berarti mereka tidak mampu atau tidak sukses dalam hidup mereka. Demikian juga, seseorang yang mengenakan pakaian mahal atau bergaya mewah tidak selalu berarti mereka lebih baik atau lebih unggul dari orang lain.

Kita sebaiknya tidak menggunakan pakaian sebagai dasar utama untuk menilai seseorang. Pakaian hanya merupakan satu aspek dari penampilan seseorang dan tidak selalu mencerminkan kepribadian atau kualitas seseorang. Meskipun pakaian bisa memberikan petunjuk tentang gaya hidup dan minat seseorang, tetapi kita tidak dapat mengandalkan pakaian sebagai indikator yang akurat tentang kepribadian, kualitas, atau potensi seseorang. Ada banyak faktor lain seperti latar belakang, pengalaman hidup, dan kepribadian yang mempengaruhi orang tersebut.

Hal seperti ini sering terjadi terutama di tempat dimana banyaknya kultur dari berbagai daerah bertemu. Contohnya kampus, di kampus banyak ditemukan orang dari berbagai daerah, suku dan agama. Banyak sekali perbedaan mulai dari tutur kata, cara berpakaian, tata krama, kebiasaan dan lainnya. Terutama saat awal semester mulai kuliah. Kita bertemu dengan orang- orang baru, tentu saja akan ada hal yang berbeda dari setiap orang yang kita temui. Setiap orang yang kita temui itu memiliki ciri khasnya sendiri. Bukan berarti karena mereka memiliki perbedaan yang mencolok dari kita, mereka itu aneh atau berbeda. Kita semua tetap lah manusia sama- sama satu negara, satu kewarganegaraan. Mulai lah memandang bahwa perbedaan yang tercipta antar kita menjadi sebuah keindahan yang Tuhan berikan untuk mengisi kehidupan kita yang abu-abu ini. Annggaplah tiap perbedaan di manusia itu menambah percikan warna yang indah di hidup kita masing-masing. Kita harus meluangkan waktu untuk mengenal orang dan hal-hal sebelum membuat penilaian. Kita harus melihat melampaui penampilan dan memberi orang lain kesempatan untuk menunjukkan kepada kita siapa mereka sebenarnya. Dengan melakukan itu, kita bisa belajar untuk menghargai dan menghormati orang apa adanya, bukan seperti apa penampilan mereka.

Kesimpulannya, "Jangan menilai buku dari sampulnya" adalah pesan kuat yang mengingatkan kita untuk melihat melampaui penampilan dan meluangkan waktu untuk mengenal orang dan benda dengan lebih baik. Dengan demikian, kita dapat belajar untuk menghargai keindahan dan keragaman yang ada di dunia, dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan. Tidak lah salah untuk beranggapan terhadap seseorang karena penampilannya berbeda, namun janganlah kita menjauhi ataupun mengkucilkan mereka apalagi jika belum terbukti mereka bersifat buruk. Kita sebagai manusia memiliki keindahan yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Keindahan itu berupa perbedaan mulai dari sifat, fisik ataupun selera.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image