Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Auliya Nirmala

Peran Media Sosial dalam Meningkatkan Elektabilitas Kandidat Calon Presiden pada Pilpres 2024

Politik | Monday, 15 May 2023, 11:35 WIB

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah media sosial yang telah menjadi cara baru dalam berkomunikasi. Menurut Nasrullah (2015) media sosial adalah media di internet yang memungkinkan penggunanya untuk berpresentasi dan berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain hingga membentuk ikatan sosial secara virtual. Media sosial dapat digunakan untuk berbagai keperluan oleh penggunanya atau penggunanya dalam hal ekonomi, hobi, bisnis, eksistensi pribadi, citra diri dan kepemimpinan. Fitur media sosial yang memudahkan pengguna untuk melakukan berbagai hal sudah populer sejak tahun 2000-an hingga saat ini. Saat ini, terdapat berbagai jenis media sosial yang disukai masyarakat di dunia termasuk Indonesia dengan berbagai macam kegunaan, seperti Facebook, WhatsApp, Twitter, YouTube, Instagram, TikTok dan lainnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh We Are Social Institution Nasrullah (2015), hasil penelitiannya menyebutkan bahwa pengguna internet dan media sosial di Indonesia cukup tinggi. Ada sekitar 15% penetrasi internet atau sekitar 38 juta orang menggunakan internet. Dari total populasi tersebut, ada sekitar 62 juta orang yang terdaftar sebagai pemilik dan pengguna akun media sosial Facebook. Riset juga menunjukkan bahwa rata-rata pengguna internet di Indonesia menghabiskan waktu hampir 180 menit atau 3 jam untuk terhubung dan menggunakan media sosial melalui smartphone.

Kata Kunci : teknologi, virtual, internet

Abstract

The development of information and communication technology has an impact on people's lives. One form of this development is social media which has become a new way of communicating. According to Nasrullah (2015) social media is media on the internet that allows users to present and interact, work together, share, communicate with other users to form social bonds virtually. Social media can be used for various purposes by its users or users in terms of economy, hobbies, business, personal existence, self-image and leadership. Social media features that make it easy for users to do various things have been popular since the 2000s until now. Currently, there are various types of social media that are liked by people in the world including Indonesia with various uses, such as Facebook, WhatsApp, Twitter, YouTube, Instagram, TikTok and others. According to research conducted by We Are Social Institution Nasrullah (2015), the results of his research state that internet and social media users in Indonesia are quite high. There is about 15% internet penetration or about 38 million people using the internet. Of the total population, there are around 62 million people who are registered as owners and users of Facebook social media accounts. Research also shows that the average internet user in Indonesia spends nearly 180 minutes or 3 hours to connect and use social media via a smartphone.

Keywords: technology, virtual, internet

PENDAHULUAN

Dengan banyaknya pengguna media sosial dan internet di Indonesia, hal ini membuka peluang untuk mengoptimalkan kemampuan media sosial agar dapat digunakan secara efektif sebagai media komunikasi masyarakat di bidang politik. Jika dilihat lebih jauh relasi media sosial dengan pengaruh komunikasi politik, hal ini menjadi konteks yang bisa disebut sebagai senjata “ampuh” untuk menarik pemilih. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 27,7% penduduk Indonesia merupakan generasi Z dan 25,9% merupakan generasi milenial, dengan total 270,2 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut, hal ini menjadi poin kunci dalam menarik minat generasi muda untuk memilih pemimpin, apalagi media sosial merupakan salah satu bentuk media massa yang paling populer. Sifat media sosial yang penyampaiannya lebih cepat dan komunikasi dua arah memungkinkan pengguna untuk saling berinteraksi secara online. Kehadiran internet dan media sosial telah mengubah secara radikal berbagai aktivitas manusia, termasuk politik. Saat ini, media sosial telah menjadi elemen komunikasi politik yang perannya melampaui partai politik dan warga negara. Masifnya perkembangan media sosial tampaknya mulai mengubah preferensi masyarakat. Kini, polling kelayakan digital menjadi salah satu tolok ukur popularitas seorang tokoh. Berbeda dengan survei konvensional, survei digital dapat dijalankan dengan jumlah data yang lebih besar dengan jangkauan yang lebih luas. Salah satu jenis media sosial yang saat ini diminati oleh masyarakat Indonesia adalah Instagram. Pengguna aktif terbesar Instagram berasal dari Amerika Serikat, dengan 110 juta. Brasil mengikuti dengan 57 juta pengguna aktif dan Indonesia di tempat ketiga dengan 55 juta.

Banyaknya pengguna media sosial di Indonesia menjadi peluang besar bagi figur publik untuk mempresentasikan dan membangun opini publik tentang dirinya menggunakan media ini. Salah satu figur publik yang memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan diri dan membangun opini publik kepada publik adalah Joko Widodo (Jokowi). Jokowi merupakan figur publik yang aktif menggunakan media sosial Instagram. Berdasarkan postingan Instagram pertama, Jokowi mulai aktif menggunakan Instagram pada 4 Januari 2016. Hingga saat ini, 2 Oktober 2018, akun Instagram Jokowi telah membuat 761 postingan dan diikuti oleh 12,2 juta pengikut. Joko Widodo aktif menggunakan media sosial instagram untuk menampilkan kesehariannya sebagai presiden Indonesia. Jelang pemilihan presiden 2019, Joko Widodo berkampanye menggunakan media sosial Instagram. Bahkan di kalangan pengguna Instagram, kesesuaian Jokowi-Ma'ruf mencapai 40,9%. Berdasarkan pemikiran teoritis tersebut, dapat disimpulkan bahwa media sosial Instagram Joko Widodo berpengaruh terhadap kelangsungan hidup Joko Widodo di Pilpres 2019.

Media sosial aktif sebagai alat untuk mendapatkan perhatian publik dan pemilih serta alat untuk menjatuhkan lawan sejak pemilu 2014. Tahun itu banyak terjadi perang opini, berita, gambar, meme, tagar yang berujung pada persaingan gambar. untuk perhatian publik. Persaingan panas yang terjadi saat itu sangat terasa di media sosial mengingat sifat media sosial yang tidak mainstream dan lebih interaktif karena tidak dibatasi oleh peraturan redaksi. Hoaks yang berkembang, kampanye hitam, masalah yang disebar oleh buzzer politik terkadang digunakan untuk meningkatkan eligibilitas kandidat dan mengurangi eligibilitas kandidat lawan (Sri Hadijah & Erna Kurniawati, 2022).

Dengan penggunaan media sosial oleh calon presiden bahkan calon presiden yang saat ini sedang gencar-gencarnya meningkatkan eligibilitas publiknya, maka akan lebih mudah untuk berbagi informasi dan materi kepada pengikutnya serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk bertransformasi menjadi pengikut atau pendukung. Hal ini dimaknai sebagai partisipasi yang dengan cara ini dapat mempengaruhi pengetahuan politik, perilaku politik dan mempengaruhi pilihan politik masyarakat. Melalui tulisan ini, kami bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran media sosial dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat sebagai pemilih dalam meningkatkan elektabilitas calon presiden 2024.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian Globalisasi dan Kejujuran Tanaman Teknologi

Kata “Globalisasi” berasal dari kata global yang berarti universal. Sebagai fenomena baru, globalisasi belum memiliki definisi yang mapan di luar definisi kerja, jadi tergantung dari sisi mana Anda melihatnya. Beberapa melihatnya sebagai proses sosial atau proses sejarah atau proses alami yang menyatukan semua bangsa dan negara di dunia dan, membebaskan diri, menciptakan tatanan kehidupan baru atau kesatuan koeksistensi. batas geografis, ekonomi dan budaya. Mitos yang berlaku tentang globalisasi saat ini adalah bahwa proses globalisasi telah menyatukan dunia. Proses globalisasi menghilangkan jati diri dan jati diri. Budaya lokal atau etnik ditelan oleh kekuatan budaya tradisional atau kekuatan budaya global. Negara-negara kuat dan kaya secara efektif mendominasi perekonomian dunia dan negara-negara kecil semakin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Hal ini karena globalisasi cenderung berdampak besar pada perekonomian dunia dan juga bidang lain seperti budaya dan agama. Globalisasi meliputi antara lain unsur-unsur berikut: integrasi, saling ketergantungan, multilateralisme, keterbukaan dan penetrasi timbal balik Teknologi informasi dan komunikasi memiliki potensi besar untuk mengatasi masalah negara berkembang dan terbelakang dengan menyediakan akses kesehatan yang cepat, terjangkau, dan berkualitas tinggi. Telemedicine merupakan salah satu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang kesehatan. Telehealth adalah perubahan dan tantangan terbesar yang akan berdampak terbesar pada perawatan kesehatan di abad ke-21. Ini adalah pekerjaan multidisiplin yang membutuhkan keterampilan di bidang telekomunikasi, kedokteran, dan teknologi informasi. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berdampak pada kemungkinan terjadinya generalisasi tentang kebudayaan Indonesia. Keragaman budaya Indonesia pada akhirnya akan kehilangan identitas aslinya sebagai merek dagang bangsa Indonesia karena teknologi dapat memberikan efek besar seperti menggeneralisasikan budaya global menjadi satu.

2. Peran Media Sosial

Menurut Nasrullah, media sosial adalah media di internet yang memungkinkan penggunanya untuk merepresentasikan dirinya serta berkomunikasi dan berbagi informasi dengan pengguna lain dan secara virtual membentuk ikatan sosial. Membagi jenis-jenis media sosial ke dalam kategori-kategori tersebut merupakan salah satu cara untuk mengetahui seperti apa jenis-jenis media sosial tersebut. Media sosial dianggap menghadirkan cara baru berkomunikasi dengan teknologi, sangat berbeda dengan media tradisional. Berbagai peran media sosial disuguhkan, salah satunya sebagai sarana penyebaran konten yang menarik. Tidak hanya konten berupa artikel, tetapi juga video, podcast, e-book dan lain sebagainya disebarluaskan di web blog atau situs resmi dan jejaring sosial. Jika media sosial membidik sebuah situs atau blog, maka situs tersebut meyakinkan pengunjung untuk menyebarkannya ke berbagai jejaring sosial, sehingga hal ini dapat meningkatkan visibilitas konten. Kemunculan media sosial sebenarnya tidak jauh berbeda dengan tampilan dan nuansa pengoperasiannya. komputer. Sementara itu, menurut Heryanto, banyak orang yang tidak memperhatikan fakta bahwa media sosial adalah tempat berkirim pesan one-to-many bahkan many-to-many. Biasanya dari situ akan muncul fenomena social media atau citizen media yang justru mampu melibatkan lebih banyak partisipan. Media sosial sudah mulai digunakan secara intensif dalam aspek politik yang memiliki konteks yang lebih spesifik.Oleh masyarakat, media sosial digunakan sebagai media baru untuk mengekspresikan partisipasi politik, sedangkan bagi politisi sendiri media sosial telah menjadi sarana baru untuk menjalin komunikasi, membangun interaksi dan menyebarkan informasi politik kepada public

IMPLEMENTASI DAN CARANYA

Wacana politik tidak lagi menjadi konsumsi politisi, tetapi juga siapapun, karena akses informasi politik begitu intensif dan masif. Untuk itu, kelompok sosial atau komunitas sosial sangat mungkin membangun sesuatu secara rasional, meskipun terkadang tidak rasional. Di dalam “kelompok” juga terjadi dinamika, berupa debat bahkan diskusi kelompok terarah yang terus berkembang dari hari ke hari, bahkan jam demi jam tergantung arus informasi dari berbagai platform media.

a. PENGARUH MEDIA SOSIAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PASANGAN CALON

Pengaruh media sosial dalam meningkatkan efektivitas pasangan calon tentunya berperan penting sebagai jembatan promosi, sebagai sarana informasi dan komunikasi publik serta berperan aktif dalam mendukung rekam jejak dan kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon tersebut, misalnya dengan merekam dan mengetahui kontribusi pasangan calon kepada masyarakat. . Dalam proses kampanye pasangan calon, media sosial memegang peranan penting karena saat ini banyak orang mencari atau mendapatkan informasi di media sosial seperti instagram, facebook, twitter, path, blog, tiktok, whatsapp, line dan media sosial lainnya, namun semua ini jenis media sosial memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga dibutuhkan waktu yang cukup untuk memeriksa setiap algoritma yang sering berubah. Seberapa penting peran media sosial dalam kampanye politik merupakan hal yang bisa diandalkan oleh caleg. Berbagai program kini bisa disampaikan secara digital, bahkan pendekatan ini bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa tambahan dana seperti kampanye offline sebelumnya

Keberadaan media sosial sebagai media kampanye politik Perkembangan teknologi beberapa tahun terakhir membuat segala sesuatu yang berhubungan dengan pemasaran menjadi lebih digital. Jadi bukan rahasia lagi bahwa semakin banyak orang yang bergerak melalui jalur online. Dan perkembangan politik dunia? Berikut adalah beberapa peran penting media sosial dalam kampanye politik di Indonesia.

Media Sosial sebagai jembatan komunikasi publik Komunikasi yang baik akan tercipta dua arah, ketika satu pihak berbicara, pihak lain menanggapi. Inilah yang terjadi ketika seseorang menggunakan media sosial secara umum. Padahal, platform digital ini ingin menjembatani komunikasi publik, termasuk politik, dengan sistem dan bahasa yang lebih mudah dicerna. Peran media sosial dalam kampanye politik di Indonesia juga untuk mendorong informasi yang akurat sebagai komunikasi publik. Bagian ini tentunya merujuk pada kantor pemasaran politik dan tujuan yang menjadi andalan kekuatan caleg terpilih. Semakin banyak promosi dan dorongan yang dikucurkan, tentu akan semakin baik penilaian kinerja calon politikus potensial.

Media sosial sebagai wadah aspirasi masyarakat Karena dapat diakses oleh berbagai kalangan, maka media sosial dapat dikatakan sebagai semacam rumah bagi berbagai lapisan masyarakat. Selain itu, saat ini hampir setiap orang memiliki smartphone, sehingga kemungkinan untuk mengunduh aplikasi dan media sosial juga sangat besar. Besarnya peluang keterlibatan media sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat membuat platform ini menjadi lahan yang sangat potensial bagi tumbuhnya suara elektoral. Hal ini menunjukkan bahwa peran penting media sosial dalam kampanye politik juga dapat menjadi acuan untuk menentukan program terbaik bagi warga.

Kesimpulan

Media sosial secara signifikan dapat mempengaruhi partisipasi pemilih dalam pemilihan umum 2024. Banyaknya berita pemilu dan visibilitas melalui media sosial memiliki dampak yang signifikan. Dengan media sosial, pemilih harus bisa memilih pasangan calon secara tepat berdasarkan informasi benar yang disebarluaskan, bukan hanya karena akur atau karena kebijakan moneter. Media sosial harus menjadi titik terang untuk pemilu yang lebih demokratis di masa depan. Pelamar diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan media sosial berbasis internet dalam menjalankan minat bersosialisasinya. Informasi tentang konten postingan media sosial harus memiliki daya tarik untuk menarik perhatian pemilih. Isi pesan politik dalam menyampaikan informasi harus disesuaikan dengan karakteristik pemilih. Hal ini dilakukan agar pemilih dapat mencari informasi tentang pemilu, khususnya informasi tentang pasangan calon yang berbeda pandangan, lebih mudah dan tidak membosankan. Perlu adanya peningkatan pendidikan politik bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemilih pemula, agar tidak keliru menggunakan hak pilihnya untuk menentukan calon pemimpin pada pemilu 2024. pemilu 2024.

Dalam dunia media sosial, mempromosikan calon atau calon presiden sangat efisien menggunakan media sosial. Semua informasi tentang kandidat tersebar dengan cepat, apalagi jika dibantu oleh para relawan. Namun dalam kenyamanan itu, media sosial juga menyimpan potensi polarisasi di masyarakat. Pada umumnya polarisasi ini didominasi oleh isu dan konflik politik. Tampilan komunitas dibagi menjadi dua atau lebih. Pada Pilpres 2024 mendatang, media sosial akan tetap menjadi sarana partisipasi politik dan juga akan menjadi sarana polarisasi yang terjadi akibat intrik dan propaganda politik, salah satu hal yang harus dilakukan pasca Pilpres 2024 adalah mengurangi polarisasi . Ide penulis adalah bahwa pemerintah harus dapat mengurangi polarisasi dengan memproduksi konten pendidikan yang lebih meyakinkan untuk garis waktu atau halaman media sosial. Bisa berupa konten sejarah, edukasi, atau bahkan tayangan komedi yang bisa digunakan untuk meredam polarisasi yang terjadi pasca Pilpres 2024. Nantinya, masyarakat akan sadar dan lebih dewasa dengan kondisi yang akan terjadi, bahwa polarisasi itu buruk. hal yang tidak bisa dibawa pergi atau bahkan generasi berikutnya. Seiring berjalannya waktu, masyarakat akan mengetahui dan memilih konten politik mana yang akan dinikmati dan konten politik mana yang harus dihindari, seperti propaganda politik yang berlebihan yang berujung pada fanatisme beberapa aktor politik dan menyuburkan polarisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arnus, S. H. (2022). POLITIK ON THE NET: IMPLIKASI MEDIA SOSIAL TERHADAP ELEKTABILITAS CAPRES PADA PEMILU 2019 DIKALANGAN PEMILIH MILLENIAL KOTA KENDARI. Al-MUNZIR, 13(2), 295-315.

Azman. (2018). Penggunaan Media Massa dan Media Sosial di Kalangan Mahasiswa Komunikasi. Jurnal Peurawi, 1(1), 1-13.

DALIMUNTHE, M. A. (2018). Implikasi Internet Sebagai Media Interaktif Dalam Membangun Citra Aktor Politik. Al-MUNZIR, 10(2), 268-281.

Gracia, M. S. (2020). Efektivitas Kampanye Politik di Instagram Untuk Mempengaruhi Niat Memilih. COMMENTATE: Journal of Communication Management, 1(1), 72-82.

Khatima, K. (2022). EFEKTIVITAS MEDIA MASSA TERHADAP PILIHAN POLITIK PEMILIH PEMULA DI KABUPATEN POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT (Doctoral dissertation, Institut Pemerintahan Dalam Negeri).

Munzir, A. A. (2019). Beragam Peran Media Sosial dalam Dunia Politik di Indonesia. JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA (Journal of Governance and Political Social UMA), 7(2), 173-182.

Pradana, Y. (2017). Peranan Media Sosial dalam Pengembangan Melek Politik Mahasiswa. Jurnal Civics, 14(2), 139-145.

Pratama, I. P. A. E., Githa, D. P., Putra, I. M. S., Dharmaadi, I. P. A., Rusjayanthi, N. K. D., & Susila, A. A. N. H. JITTER: Jurnal Ilmiah Teknologi dan Komputer Vol. 3 No. 1 April 2022.

Rais, N. S. R., Dien, M. M. J., & DIEN, A. Y. (2018). Kemajuan Teknologi Informasi Berdampak pada Generalisasi Unsur Sosial Budaya bagi Generasi Milenial. Jurnal Mozaik, 10(2), 61-71.

Sandry, J. I. PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KOMUNIKASI POLITIK DI ERA NEW MEDIA

Santoso, B. S., Rahmah, M., Setiasari, T., & Sularsih, P. (2015). Perkembangan dan Masa Depan Delemedika di Indonesia. National Conference on Information Technology and Technical Engineering (CITEE).

Sartikasari, S., Hardi, R., & Hartaman, N. (2021). Efektivitas Kampanye Politik Di Media Sosial Pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2018 Di Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo. Kybernology: Journal of Government Studies, 1(1), 16-33.

Setiadi, A. (2016). Pemanfaatan media sosial untuk efektifitas komunikasi. Cakrawala-Jurnal Humaniora, 16(2).

Yusran, I. I., & Sapar, S. (2022). PENGARUH MEDIA SOSIAL DAN PERILAKU PEMILIH DALAM MEMPREDIKSI PARTISIPASI PEMILIH PADA PEMILU 2024 (Studi Di Kecamatan Mappedeceng Kab. Luwu Utara). Jurnal Darma Agung, 30(2), 187-203.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image