Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Riza Luthviah

Ekploitasi Alam Menggila, Bencana pun Melanda

Agama | Sunday, 14 May 2023, 22:13 WIB
sumber: Koran TEMPO

Ekploitasi Alam Menggila, Bencana pun Melanda

Oleh Riza Luthviah

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) QS. Ar-Rum 41

Sungguh ayat yang Allah SWT turunkan 14 abad lalu kini menjadi nyata adanya. Bagaimana manusia telah Allah peringatkan, bahwa kerusakan yang terjadi di darat maupun di laut sejatinya akibat ulah tangan manusia. Banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, kekeringan, hingga gelombang panas akibat perubahan iklim dan pemanasan global adalah bencana alam yang berawal dari lalainya manusia.

Kasus berulang banjir dan longsor yang terjadi di Kecamatan Ijen Bondowoso Maret lalu, juga di seluruh titik wilayah Indonesia adalah bencana yang seharusnya menjadi perhatian serius untuk dilihat akar masalah pemicu bencana tersebut. Kalau banjir dan longsor merupakan bencana rutin musim penghujan, maka ada bencana tahunan di musim kemarau yaitu kekeringan dan kebakaran hutan. Bahkan akhir April ini terjadi bencana yang melanda benua Asia yaitu gelombang panas. Tak hanya banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran hutan yang akan terus berulang, ternyata gelombang panaspun ke depan bisa lebih sering terjadi manakala perubahan iklim dan pemanasan global tidak dihentikan.

Bencana alam yang terus berulang terjadi, baik skala regional maupun global seharusnya menjadi perhatian serius untuk mencari akar persoalannya. Secara makro, minimnya kepedulian manusia terhadap lingkungan sejatinya merupakan pangkal masalah penyebab bencana alam. Penebangan hutan menjadi problem utama dalam terjadinya banjir dan longsor. HIlangnya patu-paru bumi ini juga menjadi pemicu serius atas perubahan iklim dan pemanasan global, yang ujungnya berakibat kekeringan, kebakaran hutan hingga munculnya gelombang panas.

Sistem kapitalis yang mencengkram negara menyebabkan sumber daya alam termasuk hutan di-eksploitasi habis-habisan. Kebijakan ekonomi dengan sistem sekuler kapitalis, memiliki tujuan untuk mengejar keuntungan semata, pemilik modal bebas menguasai segalanya. Tak heran jika hutan yang berfungsi menyeimbangkan ekosistem akhirnya dieksploitasi demi keuntungan para pemilik modal yang akhirnya berakibat fatal bagi bumi dan manusia. Sedangkan disisi lain para penguasa berperan memuluskan rencana para pemilik modal.

Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan Islam. Islam memiliki aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Itulah indahnya Islam, sebuah agama yang sempurna yang memiliki rambu-rambu dalam setiap aspek kehidupan, termasuk didalamnya mengatur hubungan antara manusia dan alam. Sehingga dengan aturan itu, dunia dan isinya dapat terjaga, alam dan lingkungan pun akan teratur. Islam menjadikan manusia sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi untuk kemaslahatan umat manusia yang salah satu misinya adalah menjadi pemakmur bumi . Salah satunya disinggung dlm qur’am surat Hud 61 Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya

Jika manusia sadar akan perannya di dunia ini yaitu salah satunya sebagai pemakmur Bumi, maka sudah barang tentu kita sebagai manusia wajib menjaga kelestarian alam ini. Islam mengajarkan pada manusia untuk cinta lingkungan dan cinta kebersihan. Islam juga mengajarkan agar kita bisa berhemat dan menggunakan sumberdaya alam seperlunya saja sesuai kebutuhan. Sementara yang tejadi saat ini adalah eksploitasi alam yang sangat berlebihan hanya dalam beberapa dekade terakhir, sejak adanya revolusi industry dan lahirnya sistim kapitalis, kerusakan alam akibat eksploitasi manusia melebihi kerusakan alam yang terjadi dalam ribuan tahun sebelumnya. Karena sejatinya alam bisa meregenarasi dan memperbaiki dirinya sendiri, namun karena ulah manusia yang melebihi batas menyebabkan kerusakan fatal bagi alam.

Kita dianjurkan untuk melestarikan alam sekitar, dengan memanfaatkan lahan yang ada, dan tidak membiarkan suatu lahan kosong terbengkalai tanpa dimanfaatkan. Kita juga dianjurkan untuk menanam pohon untuk kelestarian alam dan untuk diri kita sendiri. Dalam tataran pemerintahan, Islam mengatur tentang kepemilikan. Islam membagi 3 kepemilikan. Satu, kepemilikan Individu, Dua Kepemilikan Bersama, dan Ketiga kepemilikan Negara. Sungai, hutan dan barang tambang adalah milik raykat yang tidak boleh dikuasai dan diserahkan pengelolaannya kepada individu. Kepemilikan umum tidak boleh menjadi kepemilikan individu apapun alasannya. Termasuk pembangunan pemukiman yang mengancam keberadaan daerah tersebut. Ataupun penebangan hutan untuk lahan pertanian yang membahayakan masyarakat disekitarnya.

Selain itu, Islam juga tegas dalam melarang eksplorasi dan eksploitasi alam secara berlebihan. Dalam hal ini, negara mempunyai tanggung jawab penuh dalam memelihara keseimbangan alam lingkungan, sekaligus menjaga keamanan dan keselamatan warganya dari bencana. Islam mengajarkan untuk memanfaatkan alam tidak secara berlebihan, karena sejatinya alam dapat memperbaiki keadaan dengan sendirinya. Allah SWT dalam Surat Al Araf ayat 56 sudah memperingati kita dengan firman-Nya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Demikian bisa disimpulkan bahwa Islam bukan hanya agama sebatas ritual saja, namun agama yang mengatur seluruh kehidupan manusia agar selamat dunia dan akhirat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image