Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fakhri Dwi Rifki Maulana

Pembangunan Box Culvert di Surabaya Malah Menimbulkan Masalah?

Kabar | 2024-12-02 11:14:41

Ketinggian air saat banjir mencapai sekitar 1,5 meter, yang merupakan salah satu kejadian banjir terparah di kawasan tersebut. Eri Cahyadi mengakui bahwa kesalahan dalam memperkirakan cuaca juga berkontribusi pada situasi ini. Setelah beberapa minggu cuaca panas, pihaknya tidak menduga akan terjadi hujan deras yang signifikan.

Pemerintah Kota Surabaya sedang melaksanakan pembangunan 160 titik box culvert dengan total anggaran sekitar Rp 256 miliar. Proyek ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah banjir yang sering terjadi di berbagai kawasan, termasuk Dukuh Kupang dan Babat Jerawat. Namun, proses pembangunan ini juga menimbulkan keluhan dari masyarakat terkait kemacetan dan kerusakan fasilitas publik akibat proyek yang sedang berlangsung.

Selain itu, beberapa lokasi lain di Surabaya juga sedang menjalani proyek serupa, yang memperburuk kondisi saluran air.Masalah lain yang dihadapi adalah keberadaan bangunan yang menutupi saluran air di kawasan Dukuh Kupang. Struktur bangunan ini menyebabkan aliran air terhambat dan berkontribusi pada banjir. Wali Kota Eri menegaskan pentingnya membongkar bangunan yang menghalangi saluran untuk mengatasi masalah ini secara efektif.

Secara keseluruhan, meskipun proyek pembangunan gorong-gorong bertujuan untuk mengurangi risiko banjir di masa depan, pelaksanaannya yang belum selesai dan faktor cuaca ekstrim telah menyebabkan banjir di Dukuh Kupang. Pemerintah kota berkomitmen untuk mengevaluasi proyek ini dan mencari solusi jangka panjang untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang

Adapun reaksi warga mengenai banjir yang mereka alami:

  1. Kekecewaan terhadap Proyek Pembangunan: Banyak warga merasa bahwa pembangunan gorong-gorong dan infrastruktur lainnya tidak memberikan solusi yang efektif untuk masalah banjir. Candra, salah satu warga, menyatakan bahwa meskipun ada pembangunan gorong-gorong, banjir tetap terjadi dengan cepat setelah hujan deras, menunjukkan bahwa proyek tersebut belum mampu mengatasi masalah yang ada.
  2. Upaya Mengamankan Barang: Dalam situasi banjir, warga berusaha memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kerusakan. Mereka sudah terbiasa dengan kondisi ini dan melakukan antisipasi setiap kali hujan lebat.
  3. Permintaan Tindakan dari Pemerintah: Warga berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk membongkar bangunan yang menutupi saluran air, yang menjadi salah satu penyebab utama banjir. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, telah mengakui masalah ini dan meminta agar rumah-rumah yang menghalangi saluran dibongkar untuk mengembalikan fungsi saluran air.
  4. Kesulitan Akses Air Bersih: Selain masalah banjir, proyek pembangunan juga menyebabkan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Beberapa warga terpaksa mengambil air dari gorong-gorong karena aliran air PDAM terputus akibat proyek tersebut. Situasi ini menambah beban bagi warga yang sudah menghadapi masalah banjir.
  5. Harapan untuk Solusi Jangka Panjang: Meskipun ada rasa frustrasi, warga masih berharap pemerintah dapat menemukan solusi jangka panjang untuk mencegah banjir di masa depan. Diskusi antara pemerintah dan warga diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah ini secara efektif.

Secara keseluruhan, reaksi warga mencerminkan ketidakpuasan terhadap penanganan banjir yang dianggap tidak memadai dan harapan akan perbaikan infrastruktur yang lebih efektif di masa depan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image