Viral Menjadi Solusi Permasalahan
Curhat | 2023-05-13 13:38:38Jalan merupakan fasilitas publik dan salah satu kebutuhan penting rakyat yang wajib dipenuhi oleh negara dengan sebaik-baiknya. Belakangan ini jalanan rusak di Lampung viral setelah video seorang pemuda yang mengkritik pembangunan Lampung yang tidak maju secara terang-terangan di media sosial. Video tersebut mendapatkan banyak dukungan dari netizen terutama warga lampung itu sendiri, dukungan tersebut ditunjukkan dengan ramainya warga mengunggah video jalanan yang rusak tersebut.
Sehingga membuat Presiden Jokowi turun tangan untuk meninjau langsung kondisi jalanan yang rusak di lampung. Video jalan rusak penghubung Kuala Hulu dan Hilir beberapa waktu lalu tersebar dan sudah ditonton jutaaan pengguna media sosial. (monitor.co.id, 12/5/2023)
Jalan Rumbia menjadi salah satu jalan yang menjadi sorotan dalam kunjungan presiden, meski pada akhirnya presiden dan rombongan mengubah rute perjalanannya. Ruas jalan Rumbia beberapa kali viral di media sosial, ketika sebuah video menampilkan sopir truk yang protes pada gubernur karena truknya mengalami patah as ketika melintas, dan saat seorang ibu mancing dan berkubang di tengah jalan. Warga Rumbia mengatakan kerusakan jalan Rumbia sudah terjadi bertahun-tahun. (bbc.com, 5/5/2023)
Pemerintah pusat mengatakan akan mengambil alih perbaikan 15 ruas jalan di Lampung yang sudah rusak dalam kurun waktu yang lama. Dengan anggaran dana yang akan dileluarkan kurang lebih 800 miliar. (Katadata.com, 5/5/2023)
Tidak tau sejak kapan negeri ini tidak menjadi negara hukum lagi, dan berubah menjadi negara viral. Viral adalah fenomena sosial yang terjadi ketika suatu informasi, gambar, video atau konten lainnya menyebar dengan cepat dan luas di internet. Viral bisa memberikan dampak positif maupun negatif bagi pembuat dan penyebar konten tersebut, maupun bagi masyarakat yang menerima konten tersebut.
Salah satu dampak positif viral adalah bisa meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap isu-isu sosial, politik, ekonomi, lingkungan, atau budaya yang penting. Contohnya, ketika video rusaknya jalan di Lampung viral di medial sosial, banyak orang terutama warga Lampung yang merasa prihatin dan bergerak menyebarkan konten agar jalan di Lampung segera diperbaiki.
Namun, viral juga bisa memberikan dampak negatif yang tidak bisa diabaikan. Viral bisa menjadi sumber hoaks, fitnah, ujaran kebencian, bullying, atau provokasi yang bisa menimbulkan konflik, kekerasan, diskriminasi atau pelanggaran hak asasi manusia. Contohnya, ketika foto-foto palsu tentang penyerangan terhadap etnis tertentu viral di media sosial, banyak orang yang terpancing untuk melakukan aksi balas dendam yang berujung pada kerusuhan dan pembunuhan.
Kondisi memviralkan sebuah permasalahan di media sosial menunjukkan bahwa publik sudah belajar betapa susahnya mencari keadilan di negeri ini, hingga berjuang agar permasalahannya diviralkan terlebih dahulu supaya negara memberi perhatian.
Perlu diketahui bahwa provinsi Lampung bukan satu-satunya provinsi yang memiliki jalan rusak di Indonesia. Bahkan Lampung menempati urutan ke-11 sebagai provinsi yang memiliki jalan rusak di Indonesia dengan total panjang 405,6 km. Provinsi Riau menjadi urutan pertama yang mempunya jalan rusak terbanyak dengan panjang 1.073,5 km. Diikuti provinsi Papua Barat, Papua, NTT, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat, Maluku Utara, Sumatera Utara, Maluku, Lampung dan Sumatera Barat. (finance.detik.com, 6/5/2023)
Persoalan ini menunjukkan banyak hal, mulai dari abainya Pemkab dan Pemprov, lemahnya pengawasan pusat, hingga viral kini menjadi metode mendapatkan solusi. Semua menggambarkan betapa lemahnya sistem pengurusan rakyat berdasrkan demokrasi. Belum lagi rendahnya kualitas kebanyakan jalan raya di daerah yang hanya dapat bertahan 2-3 tahun, bahkan ada yang hanya hitungan jari saja, yang seharusnya jalan raya itu bisa bertahan 5-10 tahun
Islam mengajarkan bahwa kekuasaan adalah titipan dari Allah SWT kepada para penguasa. Nanti di akhirat penguasa akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dilakukan selama berkuasa.
Penguasa dalam pandangan Islam bertugas melayani masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya, salah satunya dengan jalan yang akan memudahkan rakyat dalam beraktivitas sehari-hari. Salah satu kisah mahsyur dimana Umar bin Khattab ra pernah berkata,” Jika seekor keledai terperosok ke sungai kota Baghdad niscaya Umar akan dimintai pertanggungjawaban dan ditanya: mengapa engkau tidak meratakan jalan untuknya?”.
Begitulah seharusnya para penguasa mengurusi rakyatnya, sehingga tidak menjadikan viral sebagai solusi permasalahan secara mutlak. Viral hanya bisa menjadi solusi jika konten yang disebar memiliki nilai-nilai positif yang sesuai dengan fakta, norma, dan etika. Viral juga harus diimbangi dengan kritisme dan literasi digital dari masyarakat. Viral adalah sebuah fenomena yang harus dimanfaatkan dengan bijak dan bertanggung jawab oleh semua pihak yang terlibat di dalamnya. Sehingga viral tidak menjadi solusi dari semua permasalahan.
Oleh. Munawaroh
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.