Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Annisa Puteri Rani

Kenapa Sulit untuk Berani Bertanya di Kelas? Ini Alasan dan Tips Mengatasinya!

Edukasi | Friday, 12 May 2023, 14:39 WIB

Secara umum, pembelajaran di kelas didominasi oleh pengajar yang menjelaskan materi, sedangkan pelajar terbiasa hanya diam mendengarkan hingga selesai. Kondisi tersebut membuat suasana kelas menjadi pasif dan tidak ada interaksi timbal balik antara pengajar dan pelajar. Hal ini menyebabkan pengajar sulit untuk menilai apakah materi yang telah disampaikan dapat dipahami dengan baik atau tidak. Namun, keheningan di kelas seringkali terjadi saat pengajar mengatakan, "Apakah ada pertanyaan?"

image source : wikihow.com

Keheningan tersebut terjadi karena kebanyakan pelajar di Indonesia masih takut atau malu untuk bertanya di kelas. Mereka beranggapan bahwa mengemukakan pertanyaan atau berbicara di depan kelas merupakan hal yang cukup menakutkan dan sulit untuk dilakukan. Kesulitan untuk berani bertanya di kelas disebabkan oleh rasa tidak percaya diri, kesulitan mengolah pertanyaan, dan adanya pikiran selalu takut salah. Kebiasaan tersebut membuat kebanyakan pelajar memilih untuk hanya diam mendengarkan daripada bereksplorasi dengan aktif mengajukan pertanyaan di depan kelas.

1. Rasa Kurang Percaya Diri

Pelajar yang mengalami rasa kurang percaya diri akan takut untuk bertanya karena tidak mau menjadi pusat perhatian di kelas. Mereka cenderung malu untuk bersuara atau mengangkat tangan karena berpikir seisi kelas akan memperhatikannya. Hal ini tidak hanya terjadi pada kelas yang dilaksanakan secara luring, saat kelas daring pun kebanyakan pelajar sangat menghindari on microphone untuk bersuara karena merasa terlalu menarik perhatian. Kurangnya rasa percaya diri menyebabkan para pelajar tidak memiliki keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri, sehingga malu untuk menunjukkan eksistensinya. Faktor yang menyebabkan rasa kurang percaya diri pada pelajar dapat disebabkan karena terbawa kebiasaan sejak kecil dan kurangnya kemampuan berbicara di depan umum.

Dalam mengatasi rasa kurang percaya diri, dibutuhkan kemauan yang kuat untuk menantang diri sendiri. Mulailah dengan berlatih berbicara bersama orang banyak. Jangan takut untuk menjadi pusat perhatian saat bertanya, ketahuilah bahwa itu adalah hal yang wajar sehingga kamu hanya perlu fokus dengan pertanyaanmu. Kemudian, langkah yang paling penting adalah kurangi overthinking dan yakinlah terhadap kemampuan diri sendiri.

2. Kesulitan Mengolah Pertanyaan

Pelajar seringkali mengalami kesulitan karena tidak dapat mengolah pertanyaan untuk ditanyakan kepada pengajar. Saat pengajar membuka sesi pertanyaan, kebanyakan pelajar akan bingung untuk bertanya apa. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya penerapan cricital thinking atau kemampuan untuk berpikir kritis karena kebiasaan langsung menerima materi yang telah disampaikan secara begitu saja, tanpa adanya upaya untuk memahami lebih dalam. Selain itu, beberapa pelajar juga kesulitan mengolah pertanyaan karena merasa sungkan untuk berbicara dengan pengajar, sehingga tidak dapat menyusun kalimat yang pas untuk ditanyakan.

Kesulitan mengolah pertanyaan dapat diatasi dengan meningkatkan fokus saat pembelajaran. Pahami semua materi dengan baik, jangan hanya sekilas mendengarkan penjelasan yang diberikan. Mulailah untuk berpikir tentang hal-hal yang mendasari materi tersebut, sehingga dapat membantu kita untuk menemukan hal-hal yang kiranya sulit dan membingungkan. Apabila ragu bertanya karena tidak dapat menyusun kalimat yang pas, maka tulislah terlebih dahulu hal yang ingin ditanyakan. Menulis akan membuat kita lebih mudah untuk merangkai kata-kata yang akan digunakan.

3. Pikiran Selalu Takut Salah

Salah satu penghambat terbesar untuk memupuk keberanian pelajar adalah adanya pikiran selalu takut salah. Pemikiran ini membuat para pelajar terperangkap dalam kepasifan tanpa adanya motivasi untuk lebih mengeksplorasi pelajaran. Pikiran selalu takut salah akan membatasi perkembangan rasa ingin tahu dan keterampilan berpikir kritis. Pelajar yang selalu takut salah akan sulit untuk berani bertanya karena khawatir pertanyaannya tidak sesuai, tidak berbobot, tidak bisa dipahami, maupun khawatir dimarahi jika sudah dijelaskan. Selain itu, beberapa pelajar juga takut apabila akan dianggap bodoh atau tidak bisa memahami pelajaran dengan baik.

Perlu disadari bahwa bertanya bukanlah kesalahan maupun tolak ukur untuk menilai kecerdasan seseorang. Jangan berasumsi negatif terhadap diri sendiri dan jangan takut untuk salah, karena setiap orang memiliki proses dalam belajar. Atasilah rasa takut salah saat bertanya dengan keyakinan untuk memanfaatkan segala kesempatan dengan maksimal. Saat ada kesempatan untuk bertanya maka bertanyalah untuk menemukan jawaban dan meningkatkan pengetahuan, bukan untuk menilai tanggapan orang lain terhadap pertanyaan kita.

Artikel ini ditulis oleh Nur Annisa Puteri Rani dari Universitas Airlangga.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image